Piece of Bread. [ii]

98 17 2
                                    

‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎

Hyunjin pulang dengan perasaannya yang campur aduk, ais apakah dia masih bisa tidur malam ini?

Bahkan sekarang sudah pukul satu pagi lewat dan matanya belum mau menutup. Sudah sekitar empat jam sejak dia melihat wajah Felix, namun wajah itu terus bersarang di otaknya sampai sekarang. Seperti tidak membiarkan Hyunjin untuk tidur.

'Sepertinya besok aku harus berusaha untuk bicara dengannya. Aku tidak bisa tidur kalau terus seperti ini, astaga.'  Hyunjin menghela napas lalu menutup wajahnya menggunakan bantal sesaat dan berdiri dari kasurnya.

Berjalan ke arah meja kerjanya dan membuka laci meja itu, mengambil satu tabung obat kecil yang ada didalamnya.

"Terpaksa harus minum obat tidur ini lagi, jika tidak aku akan terlambat untuk bekerja besok." Hyunjin menghela napasnya dan menelan satu pil obat tidur itu, lalu pergi kekasurnya.

___________________________________

Hyunjin baru saja keluar dari kantornya disore hari ini dan mendapati hujan sedang menghantam permukaan bumi yang sedang dipijaknya.

Malam hari ini hujan lebat, sangat lebat. Entah bagaimana menggambarkan perasaan laki laki berambut panjang itu yang sedang berdiri didepan sebuah toko roti bernama Moron's Bakery.

Dengan langkah perlahan dia masuk ke dalam toko itu, membuka pintu dengan pelan, membuat bunyi bel yang lebih lambat mengundang perhatian sang kasir.

"Selamat-" Nada ceria yang sudah lama tak didengar oleh Hyunjin. "-datang." Diakhiri dengan nada dingin yang pernah menyambutnya kemarin malam.

Hyunjin berjalan dengan langkah dan tempo normal ke arah Felix lalu berhenti didepannya, sementara Felix sendiri? mencoba untuk tidak menatap mata pria bermarga Hwang itu.

"Felix.." Hyunjin mencoba untuk meraih lengan Felix yang menggantung dibalik meja kasir, namun langsung dihindari oleh pemiliknya.

"Felix aku minta maaf." Suara Hyunjin pelan dan lembut, berusaha untuk mengisyaratkan bahwa dia benar benar menyesal atas tindakannya dimasa lalu.

"Apakah tidak ada yang ingin anda beli?" Felix tidak merespon apa apa dan bertanya dengan dinginnya, masih mencoba untuk tegar dan tidak menatap matanya.

Hyunjin tiba tiba menarik lengan Felix dengan kasar, dan membawa nya keluar dari toko itu tanpa alasan. Tentu mereka langsung disambut oleh berisiknya dan dinginnya hujan. Membuat pakaian yang mereka berdua pakai sama sama basah.

"Felix, dengar.. aku benar benar minta maaf."

"Untuk apa kau meminta maaf?! Bukankah menurutmu aku menjijikan?! Aku masih ingat betapa tidak berperasaan nya kau membuang biskuit yang aku buat untuk mu dan menginjak nya sampai hancur! Bahkan aku masih mengingat bagaimana kau mengejek ku menjijikan 10 tahun yang lalu!"

Felix mengeluarkan semua kata kata yang ingin dia katakan, dengan mata berkaca dia menatap tepat di mata Hyunjin. Setiap patah kata yang keluar dari mulutnya sangat menusuk hati Hyunjin dan itu membuatnya semakin menyesal akan apa yang telah dilakukan nya 10 tahun lalu.

"Aku benar benar minta maaf, aku benar benar menyesal Felix! Aku mohon, jangan seperti ini!"

Hujan yang turun deras membantu menyamarkan butiran air mata yang perlahan jatuh dari mata cantik seorang Lee Felix.

"Apakah menurut mu mudah memaafkan seseorang yang telah menyakiti hati mu bertubi tubi?! Menurut mu mudah menghilangkan luka yang tumbuh di hati ku?! Aku bahkan tidak mencintai mu lagi Hwang Hyunjin! AKU MEMBENCI MU! SANGAT MEMBENCI MU!"

Dan saat itu juga, petir menggelegar. Bersamaan dengan Felix yang jatuh dengan darah yang perlahan mengalir dari hidungnya setelah membentak Hyunjin. Membuat yang lebih tua sangat panik dan segera menggendongnya, mencari bantuan.

___________________________________

"Dokter! Bagaimana keadaan nya?" Hyunjin dengan panik menanyakan keadaan Felix yang tadi pingsan dan dia bawa ke rumah sakit terdekat. Perasaan nya tidak enak.

"Maaf sebelumnya, apakah anda wali dari pasien?"

"Saya- saya teman nya dokter, saya mohon katakan sesuatu yang baik."

"Maafkan saya, kami semua sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawanya."

"Apa?" kaki Hyunjin lemas seketika.

"Pasien didiagnosa mengidap penyakit Leukimia. Jika anda tidak tau apa itu, leukimia adalah kanker sel darah putih, yang menghambat darah putih dalam melawan infeksi, dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani. Dari hasil yang saya dapat, sepertinya pasien telah mengidap leukimia cukup lama. Saya turut berduka cita."

Hyunjin lemas, kini tubuh nya diguyur oleh dingin nya hujan untuk kesekian kalinya. Felix membencinya, dan Felix meninggalkan dirinya saat itu juga. Bagaimana dia mengatakan ini pada keluarga Felix? Dia bahkan tidak tau dimana keluarga Felix tinggal..

Penyesalan selalu datang diakhir, dan Hyunjin sedang merasakannya sekarang. Sungguh laki laki yang malang.
















-fin-

Piece of Bread. Hyunlix [two-shot ✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt