6 | Orang tua Hinata

153 12 0
                                    

Hinata meletakan buket bunga yang dia bawa, ke atas pusara milik ayah dan ibunya yang dikuburkan di satu liang yang sama. Setiap kali menginjakan kaki di tempat ini Hinata tidak bisa menahan diri untuk terus berpura-pura kuat.

Dia rapuh, hancur, dan remuk. Tumbuh dewasa tanpa figur orang tua adalah hal yang menyakitkan, namun selama ini Hinata mampu membalut lukanya di hadapan orang lain. Tapi tidak di sini, Hinata tidak pernah bisa untuk tidak menangis di sini.

Mengapa? mengapa ayah dan ibunya harus meninggal dalam kecelakaan itu?

"Ayah, ibu," Hinata bermonolog, berharap ayah dan ibunya di atas sana bisa mendengarnya. "Kalian tahu? Sekarang aku adalah seorang pemain biola tatap di acara milik bangsawan. Andai ibu ada di sini, pasti ibu akan sangat bangga dengan semua pencapaianku."

Ibu adalah orang pertama yang mengenalkan biola kepada Hinata, ibu adalah guru pertama untuk Hinata, meskipun permainan biola Hinata tidak sebaik ibunya tetapi Hinata bangga bahwa dia bisa merealisasikan cita-cita ibunya sekarang.

"Aku punya banyak uang sekarang, kita bisa liburan ke Eropa seperti cita-cita ayah andai saja kalian ada di sini."

Eropa adalah mimpi ayahnya, Hinata ingat ayah kerap kali menceritakan tentang keindahan negara Swiss dan berharap suatu saat bisa mengajak keluarga kecilnya untuk liburan musim dingin ke sana. Sekarang Hinata mampu untuk mewujudkan mimpi ayahnya bila saja ayahnya masih ada di dunia ini bersamanya.

Tapi sangat tidak beruntung bahwa ayah dan ibu Hinata harus tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang terjadi beberapa tahun silam.

....

Dari ujung jalan, Naruto memperhatikan perempuan itu tampak sekali raut cemas yang ada di wajah tampannya. Konan dan Yamato yang berdiri di belakang Naruto hanya bisa terdiam melihat sang Tuan yang tengah dibutakan oleh cinta hingga bisa melakukan hal sejauh ini.

"Apa dia sangat menderita selama ini?"

"Hidup tanpa sosok orang tua memang sulit," Konan berkomentar, di dalam hatinya Konan berempati atas kemalangan yang harus Hinata tanggung di hidupnya. "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu nona Hinata?"

"Jika aku mampu, aku ingin membuat dia hidup bersama orang tuanya."

Itu hal yang mustahil. Siapa yang bisa membangkitkan arwah yang sudah tenang untuk hidup kembali? 

Yamato dan Konan saling melirik, kemudian Yamato berdehem. "Tuan, Uzumaki dan anda tidak bersalah atas kecelakaan yang menyebabkan orang tua Hinata tewas. Itu semua takdir."

Naruto tahu. Tapi hanya dirinya lah yang mengerti perasaan yang Hinata rasakan. Maka dari itu, Naruto akan memberikan dunia dan seisinya bila itu mampu membuat Hinata menjadi lebih baik.

"Ayo kita pergi Yamato," Naruto memandang sekali lagi punggung rapuh yang tengah bergetar di depan pusara, sepertinya gadis itu akan menangis sepanjang hari. "Konan, jaga Hinata. Pastikan kau bisa membuat dia tersenyum, aku membayarmu untuk itu."

The Unsane of YouWhere stories live. Discover now