5 - Naruto si pria patah hati

466 55 0
                                    

Shion sungguh takjub melihat semua foto-foto itu. Memperlihatkan kastel tua, seakan-akan temannya baru saja pulang dari Eropa. Sulit membayangkan bahwa tempat itu ada di tepi Tokyo yang keindahannya sudah jelas sebagai kota metropolitan yang maju. Bangunan-bangunan seperti ini tentu saja jarang ada, dan hampir terlihat tidak ada. Hinata sudah mendatangi kastel itu dua kali! Artinya kastel itu benar-benar nyata dan ada.

"Kalau kau mau, aku bisa mengajakmu ke sana sebagai asistenku," Shion memandangi Hinata dengan mata berbinar-binar. "Hanya jika kau mau!" tekan Hinata kepada temannya.

"Tentu saja aku mau, mengapa aku harus menolaknya?"

Hinata terkekeh melihat Shion begitu antusias. "Aku akan kosongkan semua jadwal termasuk pergi kencan di hari penting itu. Jumat pekan besok, kan?"

"Ya, pekan besok. Kuharap kau benar-benar menemaniku," Shion mengangguk, menyetujui apa yang Hinata katakan. "Di sana ada banyak makanan, meskipun tidak terlalu banyak orang yang hadir karena kemarin adalah pembukaan pertama kali. Tempat itu justru dipenuhi oleh para pemusik daripada penontonnya. Aku pikir tidak sampai 20 orang yang hadir sebagai penonton. Tapi semoga saja pekan depan akan ada banyak yang datang."

Hinata harap memang begitu. Ia tak enak harus menerima gaji tapi semua penonton yang hadir justru tidak sebanding. Namun meski begitu, mantan manajernya, Uchiha Sakura, telah memperingatkan dirinya untuk tidak memikirkan hal tersebut. "Ini seperti pesta dansa bagi kaum bangsawan. Kau hanya perlu bermain musik, tidak perlu memikirkan berapa banyak yang hadir." Walaupun Sakura sudah mengingatkannya seperti itu, bagi Hinata sejak awal tempat itu adalah teater hiburan. Bermain musik untuk menyenangkan hati penonton yang hadir. Dan jika tidak ada hal sebanding antara penonton dan berapa besar gaji yang diterimanya, itu sangatlah membuat dirinya sendiri terbebani. Tapi seandainya Sakura mengatakan sejak awal setiap pekan ada pesta dansa, Hinata mungkin tidak akan merasa seperti sekarang, tidak enakan.

...

Pekan yang ditunggu pun tiba. Kali ini Hinata datang ke kastel mewah itu bersama Shion dan gaun lilac polos pemberian entah siapa secara misterius dikirim pagi hari beberapa minggu lalu. Dan sekarang, Hinata tidak peduli dengan hadiah-hadiah itu. Suatu hari, jika terjadi masalah dengan hadiah-hadiah itu seperti kasus yang pernah menggegerkan kepolisian lokal dulu. Hinata akan ambil sikap untuk menyewa seorang pengacara, dan siap dengan pengembalian uangnya. "Shion, kau cocok pakai gaun itu," puji Hinata dan melihatnya secara serius. "Lebih baik untukmu saja. Bawa pulang baju ini, karena aku tidak mau menyimpannya."

"Kau yakin sekarang menggunakan hadiah-hadiah itu? Kau siap dengan hal kurang mengenakan nantinya?"

Bibir Hinata mengerucut. Lalu dia mengangguk.

"Semuanya barang mahal, aku kurang nyaman juga menerimanya. Lebih baik aku ambil gaun dan parfum yang kau tawarkan tadi, untuk sepatunya tidak."

"Kau sudah menggunakan sepatu itu sekarang, jadi aku tidak mungkin menggunakannya. Bawalah pergi sekalian, biar aku yang atur."

Shion memeluk Hinata dari samping, sedangkan Aoba melirik dua gadis di belakangnya dengan tersenyum bahagia.

"Soyez heureux aussi," mereka menatap sang sopir secara bersamaan. "Itu bahasa Prancis, bahwa artinya, turut berbahagia." kemudian mereka tertawa bersama.

Kastel yang menjulang tinggi mulai terlihat. Shion agak mencodongkan tubuhnya ke depan untuk melihatnya dengan serius, dan dia tidak dapat menutupi rasa takjubnya mengetahui bangunan itu benar-benar ada di Tokyo, bukan dunia lain. Setelah mereka melewati pemeriksaan, mobil mereka kembali melaju ke bangunan utama di ujung sana. Shion sekali lagi takjub dengan banyaknya topiari yang indah, juga pohon-pohon besar dan tinggi yang mengelilingi bangunan itu. Andai saja Shion penakut, sudah pasti tempat ini tidak pernah disukainya karena mengandung unsur gelap untuk cerita-cerita misteri dan horor dari Eropa. Seperti Drakula?

The Unsane of YouTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon