1 - Tawaran Ms Uchiha

517 74 0
                                    

Hinata merapikan penampilannya di depan cermin, dan melihat kedua temannya masuk sembari berbicara dengan volume keras. Kebiasaan mereka yang selalu bergosip sudah menjadi hal yang biasa dan Hinata sama sekali tidak merasa penasaran.

"Kita beritahu Hinata juga." kata perempuan yang berambut pirang, Shion.

Merasa namanya disebut-sebut, Hinata membalikkan tubuhnya, dia kini menghadap kedua temannya. Mereka baru saja datang tapi sudah semangat membawa gosip entah berita macam apa lagi kali ini. "Ada berita apa?"

"Yukata, kau tahu dia, kan Hinata?" ujar temannya satu lagi.

"Pagi ini dia ditampar di tempat umum oleh seorang wanita yang mengaku sebagai istri dari pacarnya Yukata," Hinata mengernyitkan dahi mendengar penjelasan Tayuya. "Pria yang diceritakan oleh Yukata, ternyata sudah beristri, sekarang semua orang sedang bergosip tentang wanita polos yang berwajah manis itu. Siap sangka dia ternyata selingkuhan?"

Berbeda dari kedua temannya, Hinata masih berusaha untuk menjernihkan suasana di tengah atmosfer negatif yang dibawa oleh Tayuya dan Shion. Bisa saja Yukata bukan perempuan seperti itu, batin Hinata.

"Bisa saja pria itu tidak mengaku kepada Yukata kalau dia sudah punya istri," kata Hinata dengan suara pelan, Hinata hanya takut kena amuk oleh Shion dan Tayuya karena berbeda pendapat. "Aku tidak bisa menyalahkan Yukata juga, kalian tahu sendiri kan banyak pria berengsek di luar sana?" Hinata melanjutkan kampanye pemikiran positifnya. "Menurut kalian, apakah Yukata benar-benar menggoda pria beristri? Aku bahkan tidak yakin bahwa Yukata seperti itu."

"Kurasa tidak," ucap Shion agak ragu. "Tapi bukankah bisa saja di belakang kita dia diam-diam seperti itu?"

Hinata tidak dapat membuat Tayuya dan Shion berpikir open minded seperti dirinya. Hinata juga tidak mau memaksa teman-temannya itu berpikir positif, karena Hinata tahu hal itu mungkin bakal membuatnya terlihat sangat buruk. Pemikiran yang berlawanan memang kurang diterima, tidak ada pengecualian dalam lingkup tertentu.

Sudah rapi dalam berpenampilan, Hinata jadi orang pertama yang keluar dari ruang staf. Berada di posisinya untuk menata pakaian-pakaian di tempat kerjanya. Jika senin sampai kamis Hinata bekerja di toko kue milik keluarga Sabaku, di hari jumat, sabtu, dan minggu Hinata akan bekerja sebagai penjaga butik milik Uchiha Sakura.

"Hinata, selamat pagi," Uchiha Sakura sang manajer di butik tempat kerjanya menyapa, lalu menyerahkan tiga gelas kopi panas di pagi hari. "Tolong bagikan ke yang lainnya ya."

"Anda bos yang perhatian, Sakura-san. Maaf jika kami selalu merepotkan."

"Eh, ayolah. Ini kan aku yang mau, kenapa merepotkan? Kalau merepotkan, aku tidak akan membeli untuk kalian juga." Hinata mendapatkan tepukan kecil di pundaknya, Sakura memang selalu perhatian kepada semua stafnya tanpa terkecuali.

Dua menit berselang, Tayuya dan Shion muncul dari ruang staf. Tanpa permisi. Tanpa bertanya, mereka berdua menyambar gelas kopi yang ada di genggaman tangan Hinata.

"Bos, terima kasih," seru Tayuya kegirangan. Hinata hanya mengulas senyum sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua temannya yang terlalu bersemangat pagi ini.

"Oh iya Hinata, bisa ke ruanganku sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan bersamamu." kata Sakura, dan tidak lama kemudian Hinata menyusulnya. Masuk ke dalam ruangan sang manajer.

.....

Hinata dipersilakan masuk kemudian duduk di depan meja wanita itu. "Aku dan kakak sepupuku sedang membuka usaha baru, sebuah tempat hiburan. Tapi tenang saja, bukan tempat hiburan yang ada di benak orang-orang."

Hinata tersenyum malu, ketika dia sempat berpikir apakah tempat hiburan yang dimaksud itu adalah sebuah club malam.

"Tempat hiburannya hanya teater tua yang dimiliki oleh keluargaku. Lebih tepatnya adalah keluargaku sebelum aku menikah dengan Uchiha," Hinata menyimak dengan saksama tiap-tiap kata yang keluar dari bibir merah Sakura. "Kau bisa bermain biola dengan baik kan?"

"Apakah Sakura-san ingin saya bekerja di teater itu?"

"Ya, seperti itu. Tapi selain bekerja di butikku, kau bekerja di tempat lain bukan? Jadi aku bertanya dulu. Mungkinkah kau punya waktu? Maksudku, mungkin kau bisa mempertimbangkan kesempatan ini. Dibandingkan bekerja di dua tempat berbeda yang gajinya tidak begitu besar, kenapa kau tidak menjadi seorang pemain biola yang professional? Bisa dipastikan uang yang kau dapatkan lebih banyak."

Dada Hinata bergetar begitu mendengar nama teater dan penawaran untuk menjadi pemain biola di sana. Hinata tahu baru saja wanita di depannya menjelaskan kalau itu hanya teater kecil yang mungkin tidak banyak orang. Tapi teater tetaplah teater. Di sana semua orang dapat bermain, menunjukkan kemampuannya di hadapan para penonton, dan orang-orang yang hadir turut bahagia mendengar permainannya. Itu sudah lebih dari cukup bagi Hinata.

"Ms. Uchiha," panggil Hinata dengan suara berbisik. "Saya tidak memiliki portofolio bagus untuk bisa bermain di sebuah teater. Anda tahu, saya bukan dari sekolah terkenal. Bisa dibilang, saya memang mahir untuk menggesekan senar-senar biola, tapi saya mempelajarinya hanya dari lembaga-lembaga kecil tanpa sertifikat resmi. Juga, saya, selama ini belajar secara autodidak."

Sakura kemudian mendekati stafnya, kemudian memegangi tangan Hinata. "Ibu mertuaku adalah mantan pemain biola, dia pernah mengikuti Kompetisi Internasional Moskow Paganini. Dan sering kali pulang-pergi Moskow untuk menghadiri undangan. Kau mungkin tidak akan percaya kalau dia banyak memuji permainanmu. Jari-jarimu yang lincah, itu artinya kau sudah bermain sangat lama dan hati-hati. Sangat disayangkan, itulah kata ibu mertuaku di akhir percakapan kami, kalau kau tidak bersekolah di tempat yang baik. Seandainya itu terjadi, seandainya kau bersekolah di sekolah musik yang terpandang aku yakin, kau tidak akan pernah bekerja di butik ini. Portofoliomu pasti jauh lebih bagus, kau bakal disandingkan dengan pemain biola terbaik dunia."

Hinata tidak dapat berkutik ketika seseorang memuji permainan biolanya. Memang benar. Hinata hanya bersekolah di sekolah-sekolah biasa, dan bermain untuk klub musik kecil sekolahnya. Hinata bermain terus-terusan setiap malam. Satu-satunya penonton setianya adalah Paman dan Bibinya, juga sepupu laki-lakinya. Hinata tidak menyangka, bahwa sebaik itu permainannya. Selama ini Hinata yakin, dia tidak sebagus itu, karena dia tidak punya portofolio untuk membuat dirinya yakin, dia cukup terampil memainkannya.

"Apa aku harus menunggu jawaban? Kau boleh memikirkannya dulu." Sakura mengulas sebuah senyuman manis.

Kesempatan yang ditawarkan oleh Sakura mungkin tidak akan datang lagi. Bagaimana bisa Hinata perlu memikirkan lama-lama? Oh Tuhan, bodoh sekali kalau Hinata langsung undur diri dan tetap berada di butik ini, juga toko kue keluarga Sabaku yang sebenarnya sudah sangat lama ingin ditutup oleh Temari. "Saya akan bermain di teater Anda, Ms. Uchiha!"


TBC

The Unsane of YouWhere stories live. Discover now