#1. Menghilang

2.4K 363 68
                                    

|Happy Reading |——

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|Happy Reading |
——


Pintu berbahan kayu setinggi 200 centimeter, yang atasnya terdapat papan kecil bertuliskan R.OSIS itu terbuka. Beberapa pelajar berseragam Putih Abu-abu berhamburan keluar dengan tertib.

Dengung obrolan pembahasan materi rapat membaur bersama canda tawa serta beberapa pekikan geram dari mereka. Lingkungan sekolah sebelah utara yang sebelumnya senyap menjadi bising karena ulah para anggota osis.

Olesya menjadi orang kesekian yang keluar dari ruangan. Kepalanya menunduk, khusuk sekali pada layar ponselnya. Tangannya bergerak lihai, menari-nari mengirimkan pesan untuk pacarnya.

Olesya Medeline
Aku udah selesai rapatnya.

Kamu dimana?

Jadi anter aku pulang?

Olesya menghentikan langkahnya begitu mendekati Ruang Tata Usaha dekat koridor utama. Ia menepi, menyandarkan tubuhnya pada tembok. Menilik ponselnya, membuka ruang percakapannya dengan Arlo. Laporan pesan terkirim, namun belum terbaca.

Mengetuk dahinya, menggeser ruang obrolan memanjat ke atas. Seingatnya tadi sepulang sekolah Arlo mengatakan akan menunggunya di warung sebrang sekolah.

Olesya Medeline

Kamu masih di Mbok Jum?

Aku samperin aja ya ke sana?

Olesya meragu ketika mengetiknya. Namun setelah mengumpulkan tekadnya, ia klik send juga pada akhirnya. Arlo selalu mewanti-wanti pada dirinya untuk tidak mendatangi warung Mbok Jum yang terletak di seberang sekolah seorang diri, semendesak apapun keadaannya.

Sebenarnya warung Mbok Jum seperti warung pada umumnya, menjual makanan dan minuman yang ramah di kantong segala golongan. Kebanyakan sih pelanggannya dari SMA Chandrawinata.

Tapi, di tempat seperti itu, pasti ada oknum yang iseng melakukan cat calling, banyak asap rokok berterbangan, hingga lontaran kata-kata kasar yang menyebabkan Olesya tak nyaman berada di sana.

"Ngapain sih sampai nggak bisa bales chat aku?" Olesya mengomel seorang diri.

Tidak seperti biasanya Arlo seperti ini. Sesibuk apapun lelaki itu, pasti menyempatkan diri untuk membalas pesannya atau paling tidak memberinya kabar.

Sekitar sepuluh menit berlalu, Olesya yang lelah menunggu memantapkan hati untuk menyusul Arlo ke warung Mbok Jum.

Sesampainya di sana, dahinya menyerngit melihat warung yang hanya berisi 2 pemuda yang sepertinya sudah mahasiswa. Memakai atasan seribu umat, hem berlengan pendek, dipadukan dengan celana jins, dan tas ransel yang di letakan serampangan di atas kursi. Asyik mengobrol sembari menghisap puting rokok yang diselipkan di antara jari tangannya.

Separas Karang LautWhere stories live. Discover now