5. Sakit

7.4K 666 23
                                    

Minggu cerah Haruto kemarin sudah di ganggu oleh aksi bohong dari Jeongwoo. Dan hari ini kesialan Haruto di mulai dengan tidak ada bus sama sekali. Biasanya pukul 7 sudah ada tapi kenapa hari ini kosong? Malas menunggu, Haruto terpaksa naik ojek online yang tentu biayanya lebih mahal.

Biasanya Haruto memerlukan waktu 2 jam menggunakan bus dan hari ini hanya dengan 1 jam dirinya tiba di rumah Jeongwoo untuk bekerja. Dirinya berdoa semoga tidak ada hal aneh yang anak itu lakukan.

"Permisi"

"Ruto sini sarapan dulu" ucap Jihoon yang kebetulan ada di meja makan

Haruto mengangguk " Engga usah kak"

"Udah sini sekalian mau ngobrol"

Haruto duduk dengan canggung. Dirinya tidak terbiasa sarapan, namun Haruto tidak enak untuk menolak ajakan Jihoon. Bagaimanapun, Jihoon selama ini baik dengan dirinya.

"Kemarin ade gue bertingkah ya? Besok besok jangan percaya sama tu anak. Emang caper aja anaknya sama lo kemarin" ucap Jihoon yang sudah tidak heran dengan sikap adiknya.

Jihoon sebenarnya sudah menduga hal kemarin akan terjadi. Adiknya itu adalah tipe orang yang tidak bisa ditinggal sendirian. Dulu Jeongwoo bahkan pernah pura pura kecelakaan dan membuat Jihoon yang lagi study tour pulang. Sampai rumah apa yang ia lihat waktu itu? Anaknya lagi nonton tv dengan damai

"Tu anak emang sableng. Gue dulu lagi study tour terpaksa pulang karena katanya dia kecelakaan. Dan lo tau?  Di rumah dia dengan tenang nonton tv, disaat gue pulang dengan kondisi panik. Emang bajingan tu anak" omel Jihoon jika mengingat tingkah aneh adiknya

Haruto tertawa. Pantas aja keluarga Jeongwoo tidak heran dengan kejadian kemarin. Ternyata emang sableng anaknya.

"Saya kemarin kesini panik kak. Dan Jeongwoo dengan santainya bilang becanda. Padahal kemarin aku lagi main sama adik aku karena jarang main semenjak kerja" ucapnya sendu, mengingat bagaimana wajah sedih Junghwan saat ia tinggal mendadak.

" Lo kenapa ga tinggal disini aja? Lumayan kan gausah jauh jauh pp 2 jam terus. Lagian kamar kosong disini banyak banget ru. Lo juga bisa sekalian urus bayi dugong itu" celetuk Jihoon

"Ah engga ka, aku nyaman di rumah sama wawan. Makasi tawarannya"

Jihoon mengangguk lalu melanjutkan sarapannya. Jika Jihoon perhatikan, Haruto manis bahkan cantik. Apa Jihoon gebet aja ya anaknya

"HARUTOOOO"

"Noh bayi lo manggil" ledek Jihoon

Haruto menghela nafas pelan. Dirinya melangkah menuju kamar Jeongwoo, entah apa yang ingin anak itu lakukan. Yang jelas Haruto berdoa semoga hari ini bisa ia lalui tanpa masalah.

"Kenapa lagi" tanya Haruto

"Gue demam kayaknya deh" celetuk Jeongwoo

Haruto awalnya mengira ini drama Jeongwoo part sekian, tapi ternyata anaknya beneran demam. Haruto keluar untuk menanyakan apakah mereka punya stok obat atau tidak

"Ka ada obat penurun demam ga? Jeongwoo sakit"

Jihoon menunjuk ke arah samping kanan meja makan. " Lo ambil disana aja. Gue kira anaknya drama, beneran sakit dia" tanya Jihoon

"Iya ka beneran"

Haruto kembali ke kamar Jeongwoo dengan membawa obat obatan. Untuk kali ini, Jeongwoo bisa ia percaya.

"Minum obat ayo"

"Suapin"

Satu fakta tentang Jeongwoo yang baru Haruto ketahui. Anak ini gabisa minum obat berbentuk pil? Obatnya harus ditumbuk lalu dihancurkan. Bener bener definisi bayi gede kalau kata Haruto

"Nih aaaaaa"

Selesai minum obat, Jeongwoo meminta Haruto untuk tidur di sebelah ranjangnya. Ya Haruto paham anak ini maunya apa. Tanpa basa basi, Jeongwoo menaikkan kaos Haruto lalu mencari obat yang ia inginkan.

"Jangan gigit" tegur Haruto

Jeongwoo mana peduli. Ia terus menghisap milik Haruto dengan kencang, dan sesekali ia gigit. Jeongwoo tau titik sensitif Haruto ada pada dada manis ini.

"Enghh no gigit wo"

"Lo suka kan? Aelah ngaku aja"

Jika tidak sakit, Haruto pastikan anak ini ia gantung di pohon toge.

Jeongwoo tiba tiba mengubah posisinya menjadi di atas Haruto. Ah lebih tepatnya dirinya menatap Haruto dari atas. Dengan wajah manis, dan dada yang mencolok.

"Lo manis juga gue liat? Kalau gue cicip yang lain boleh ga"

"A..pa ga gabisa"

Haruto segera bangkit sebelum Jeongwoo melakukan tindakan yang lebih. Namun sebelum Haruto bangkit, Jeongwoo lebih dahulu menimpa badan Haruto dan melanjutkan nenennya. Posisi yang baru dan bagus menurut Jeongwoo

"Eunghh wo udah stop sakit"

"Dada lo enak"

Ya berakhirlah Jeongwoo nenen sambil tidur dengan posisi dirinya ada di atas Haruto.







Haruto memindahkan posisi Jeongwoo lalu ia harus segera pulang. Tak terasa hari sudah sore dan Haruto benar benar ketiduran bersama Jeongwoo tadi.

"Auu sakit juga. Tu anak nenen kenapa kenceng banget sih "

"Pulang ru? Gue anterin ya? Eits kali ini no penolakan" ucap Jihoon

Haruto mengangguk lalu mengikuti Jihoon dari belakang. Jihoon mengeluarkan motor kesayangannya untuk mengantarkan Haruto

"Naik ayo"

Haruto mengangguk

"Pegangan ru"

Sepanjang perjalanan Jihoon tak henti hentinya menggenggam tangan Haruto. Kata Jihoon biar ga jatuh, padahal mah modus ini. Kalau kata Jihoon, ini ala ala dilan 1990 gitu.

"Ru"

"Hah apa ka"

"Kalau gue suka lo gimana"

"Hah"

" Gue suka lo"

"Hah apa"

Jihoon menghentikan motornya dan berbalik menatap Haruto. Kayaknya dia harus nembak sekarang sebelum di curi Jeongwoo

"Gue suka lo"











Nah lo Jihoon suka Haruto 🤭

Sekiranya ada typo maap ya ges. Aku perasaan terus check dan ngerasa gaada, tapi pas udah publish baru keliatan typonya ❣️🦋

SWEETIE MAIDOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz