20. Jalanin aja dulu

813 92 5
                                    

Hay Hay

Jangan lupa vote nya pren!

•••

Sunyi, hanya suara jangkrik yang menjadi teman Khao saat ini. Di bawah hamparan langit malam, Khao duduk sembari menatap beberapa bintang yang menghiasi langit.

Win menghampiri Khao sembari membawa dua gelas yang berisikan Kopi hangat. Win duduk di sampingnya tanpa izin.

Win memberikan satu gelas kopi itu, "Nih, dingin banget disini," dia hanya basa basi.

Khao menerima gelas itu, "Thanks, Win, belum tidur?" Tanya Khao.

Win menggelengkan kepalanya, "Gak bisa tidur."

"Lo minumnya kopi, gimana mau tidur," Khao mengejeknya.

Win mulai menyeruput kopinya, jujur saja di sini sangat dingin. "Lo sendiri ngapain disini sendirian?"

"Pengen aja," jawab Khao santai, menikmati angin malam seperti ini sangat menenangkan.

"First udah tidur?" Tadinya Khao tidak ingin menanyakan hal ini, tapi Khao ingin melihat langsung apakah Win dan First benar benar sudah berbaikan.

"Kayaknya sih," di lihat dari jawabannya sepertinya Win tidak bermasalah dengan itu.

"Yang terjadi antara lo dan First itu salah gue, tolong maafin gue," Khao merasa jika memang Win dan First benar benar sudah baikan.

"Lupain. Mungkin sedikit demi sedikit gue bisa lupain lo dan cari gantinya, yang penting sekarang adalah lo sama First sama sama bahagia, itu aja." Meski masih ada rasa sakit yang tertinggal di hati Win, ia harus bisa melupakan lelaki yang ada di hadapannya ini.

"Jujur Win, gue lebih terbuka sama lo di banding First, tapi perasaan gue malah terbuka buat First, aneh," Khao tertawa kecil.

"Ya itulah dunia percintaan, ribet, aneh, dan gak jelas." Kini win yang menatap hamparan langit malam yang sudah menyisakan beberapa bintang saja, bisa terhitung oleh jari.

"First lebih butuh lo, dan lo lebih butuh First, siapa coba orang yang rela ngerepotin dirinya sendiri demi orang lain?" Win terkekeh. First itu lucu, hatinya bilang apa mulutnya bilang apa.

Khao menghela napasnya. "Gue tau itu Win, gue bisa rasain kehadiran ayah saat First ada di samping gue. Tapi sekarang gue jahat Win."

Kening Win berkerut, "Jahat?"

Khao mengangguk, "Dua orang atau mungkin lebih udah gue sakitin, salah satunya lo."

Win tersenyum lebar, "Itu bener. Dan gue harap cukup satu orang yang lo sakitin, jangan ada yang lain lagi terutama First."

"Tidur gih udah malem," titah Khao, dia tidak ingin memperpanjang pembicaraan.

Win menyetujui usulan Khao, ini juga sudah malam."Gue ke tenda dulu, lo jangan begadang sampe larut gabaik buat kesehatan."

Khao hanya mengangguk dan mengacungkan jempolnya. Win lantas pergi meninggalkan Khao sendiri.

•••

Malam berganti pagi rasanya sangat cepat. Baru saja beberapa saat lalu tertidur, lalu dengan cepat harus terbangung kembali karena sang Surya membangunkan mereka.

"Hoam....," Bright menggeliat sembari keluar dari tenda.

Disusul Pawat dan Khao. Pagi ini mereka harus segera pergi ke tempat mandi umum dengan cepat sebelum di dahului oleh yang lain, meskipun sangat malas mandi pagi pagi buta seperti ini tapi apa boleh buat.

Sial, meskipun mereka datang pagi tapi antrian sudah panjang. Hanya ada 4 tempat pemandian umum di sana, dan yang tersisa hanyalah toilet. Tapi haruskah mereka mandi di toilet?

INTERACTION | KHAOFIRSTМесто, где живут истории. Откройте их для себя