16. Tantangan di terima

785 106 11
                                    

Hay Hay

•••

Tubuh First di balut selimut, tapi pikirannya masih di tempat win. Tadi, First merasakan perbedaan saat Khao memeluknya. Entah itu hanya perasaan First saja atau bukan, yang jelas Khao benar benar mengkhawatirkannya tadi.

"Khao sebenernya perasaan lo ke gue tuh gimana sih?" First bermonolog.

"Kalo benci yaudah benci aja, Jangan bikin gue jadi tolol gara gara lo Khao! Sikap lo yang kayak gini yang bikin gue benci sama lo."

First meremas selimutnya dengan kuat. "Gue juga benci sama diri gue sendiri yang gampang banget baper sama lo."

First menghela panjang nafasnya, "First."

Kemudian dia menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Jangan tanya kenapa, First saat ini sedang bingung dengan perasaannya sendiri.

•••
Dari ambang pintu, terlihat Khao dan Win berjalan bersama. Sontak itu membuat tatapan First tak bisa teralihkan dari mereka berdua.

Hanya satu pertanyaan First di benaknya saat ini, apakah Khao dan Win benar benar berpacaran?.

Win duduk di sebelah First. Ia meletakkan tasnya di meja kemudian menyentuh kening First, "gak papa kan?"

Sikap Win pagi ini sangat aneh.

"Emangnya gue kenapa?" Tanya First.

Tak lama kemudian Nanon datang dengan wajahnya yang kusut, sepertinya Nanon sedang berada dalam masalah.

"Semalem Khao cerita tentang lo ke gue. Kenapa sih lo gak pernah cerita sama gue, kalo gue tau semalem lo bakal sakit kena hujan, gue gak bakal biarin lo main hujan," Win mencemaskan keadaan First.

Oh, First paham apa yang win katakan. Tapi, mengapa bisa Khao bercerita pada Win. "Khao laporan ke lo? Dia langsung nelpon?"

Win menggeleng, "Semalem dia balik lagi ke rumah gue lanjutin party nya, dia pulang ke rumah cuma buat ganti baju sama ngambil baju seragam doang."

"Khao nginep di rumah lo?" Tanya First yang seolah tak percaya dengan cerita Win.

Win mengangguk, "Tadinya Pawat sama Bright mau nginep juga, cuman mereka tiba tiba ada urusan, jadi cuman Khao yang nginep di rumah gue."

"Tidur satu kamar sama lo?" Tanya First lagi, iya dia cemburu.

Win lagi lagi mengangguk, "Soalnya cuman Khao sendiri yang nginep, kalo rame rame ada kamar khusus buat banyakan. Emangnya kenapa?"

First dengan cepat menggeleng, "Cuma nanya."

Apa yang mereka lakukan semalam, berdua di kamar, dan yang jelas satu ranjang. Pernyataan itu yang sekarang sedang menghantui First.

"Argh" Tiba tiba Nanon datang sembari mengeluh.

"Kenapa lo?" First mengajukan pertanyaan padanya.

Nanon menghela napasnya sangat panjang, "Nyokap gue pilih kasih banget sama gue."

"Masa adik gue di kasih mobil, sedangkan gue engga? Gak adil banget woy," keluhnya.

"Dalam rangka apa ?" Tanya Win.

"Ulang tahun Nonnie, kesel banget sumpah! Taun kemaren gue ulang tahun gak di kasih apa apa," Nanon masih menggerutu.

First mengusap pundak Nanon, "Yang sabar non, lo harus lebih caper ke orang tua lo."

Win mengangguk menyetujui perkataan First, "Semangat nanon ku sayang."

•••

Acara pekan olahraga kemarin membawa perubahan besar bagi kedua kubu yang sulit untuk bersatu itu. Berkat kegiatan tersebut, walau hanya satu hari, kini dua kubu itu menjadi lebih dekat satu sama lain. Mungkin.

INTERACTION | KHAOFIRSTOù les histoires vivent. Découvrez maintenant