32. Abang Kuat

661 81 6
                                    

Hay Hay

•••

First terlambat pulang ke rumahnya, terlalu asyik dengan teman temannya dia sampai lupa waktu. Saat pulang ke rumah dia hanya melihat art di rumahnya yang sedang bersih bersih.

First menatap sekeliling rumahnya menatap dari satu sudut ke sudut yang lain, dia tentunya sedang mencari Khao, siapa lagi.

Mungkin Khao di kamar? Pikirnya.

Belum sempat membuka pintu kamar, Sun mengejutkan First. "Nyari Khao ya?" Kata sun yang sudah tau benar gelagat putra tunggalnya ini.

"Dimana?" tanya First.

"Tadi ada adiknya jemput kesini, dia gak mau bikin kamu khawatir, jadinya gak ngasih tau kalo dia pulang," kata Sun.

"Kenapa gak ibu cegah? Kasian bu kalo dia pulang," jujur saja, First sangat mengkhawatirkan Khao saat ini, terlepas apa yang terjadi antara Khao dan Ayah sambungnya itu.

Sun memegang bahu First, "Sayang, Khao itu udah dewasa. Dia harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa perlindungan dari kamu."

First mengangguk, "Iya Bu, Khao harus bisa mandiri."

Sun mengelus kepala First, "Gih kamu mandi, abis itu makan."

First mengangguk lagi, "Iya bu," kemudian masuk kedalam kamarnya.

Sejujurnya First sangat mengkhawatirkan keadaan Khao, ia hanya berpura pura di depan Sun tadi.

•••

Satu tamparan lagi lagi mendarat di pipi kanan Khao. Vlo sedang memarahi Khao habis habisan, apalagi saat mengetahui sang anak malah berpacaran dengan gender yang sama.

"Kenapa kamu jadi anak pembangkang kaya gini?! Kapan ibu ngajarin kamu semua ini?!" Vlo benar benar tersulut emosi.

"Semenjak ayahmu tiada mengapa kamu menjadi seperti ini? Teman kamu, apa kamu berpacaran dengannya? Gila kamu?" Tanya Vlo dengan sedikit penekanan.

Khao tidak ingin melawan, terlalu sakit untuk dirinya melawan saat ini. "Khao permisi ke kamar."

Lagi lagi Vlo malah menampar pipi Khao, "Jawab! Kamu bukan anak ibu?"

"BUKAN!" Jawaban itu membuat hati Khao sangat sesak, ia tak bermaksud berkata seperti itu, hanya saja ibunya yang memaksanya untuk mengeluarkan kata itu.

Vlo menghela nafas nya dengan sangat kasar, "Gitu?"

Khao tak kuasa menahan tangisnya, "Ibu selama ini hanya membanggakan Prom dan Prom, Khao selalu di bandingkan dengannya, kita beda! Prom selalu mendapat kasih sayang penuh dari semua orang, Khao?"

"Dengan kamu seperti ini apa bisa ibu menyayangimu seperti ibu menyayangi Prom?!" Berat rasanya mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Vlo. Prom yang diam diam mendengarkan itupun merasa dirinya sangat sangat bersalah pada Khao.

"AKU SEPERTI INI KARENA KALIAN SEMUA!" Khao meninggikan suaranya, dia tau sangat tidak sopan berbicara seperti itu apalagi dengan ibunya.

Air mata Khao terus menerus keluar membasahi kedua pipinya yang terkena tamparan Vlo. Sekuat kuatnya manusia, mereka punya titik lelahnya sendiri.

"Kita keluarga terpandang, pikirkan jika orang orang tau kelakuan kamu seperti ini, hancur reputasi keluarga kita!" Bentak Vlo.

Khao tertawa, "Keluarga kita? Khao bukan bagian dari keluarga ini, jadi jangan khawatir tentang reputasi."

Ada sedikit rasa sakit di benak Vlo saat Khao berkata seperti itu. Meskipun mereka bisa dibilang hubungannya sangat renggang, tapi ikatan antara ibu dan anak tak bisa di hilangkan, mereka terhubung satu sama lain.

INTERACTION | KHAOFIRSTOnde histórias criam vida. Descubra agora