Seorang tamu IV

23 3 0
                                    

MENGANDUNG UNSUR THRILLER, TIDAK DISARANKAN BAGI PEMBACA UMUR -13⚠️⚠️⚠️

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Terima kasih karena sukarela melukaiku." Shiyamada berjalan santai, seperti tubuhnya baik-baik saja. "Jika aku orang biasa pasti sudah mati dari tadi." Shiyamada mengangkat wajahnya, menatap Pigor yang kini merah padam, sedikit panik. "Makanya aku bilang kau yang bodoh. Anugerahku adalah Pemakan Rasa Sakit."


Anugerah adalah kekuatan setiap orang yang mendedikasikan dirinya sebagai Kesatria Agung. Setiap kesatria memiliki anugerah yang berbeda tergantung karakteristik kesatria itu.

Shiyamada menggertak, mengubah kuda-kudanya, siap bertarung sampai titik darah penghabisan.

"Hah, jangan sombong dulu, makhluk rendahan! " Pigor menanggalkan jubah lusuhnya, lalu menggeggam belatinya lebih kuat. Giliran Pigor maju, ia menerjang bagai angin, berlari dengan kecepatan tinggi, kemudian ia melompat sambil melemparkan satu belatinya. Bersamaan dengan itu, ia mendaratkan kakinya, membuat ia bagai berseluncur di atas tanah.

Belati itu mudah saja ditangkis oleh Shiyamada, tapi belati tadi hanyalah pengalih. Pigor sudah berada di depan Shiyamada, tatapannya buas. Ia menyapu ganda kaki Shiyamada.

Shiyamada melompat menghindari sapuan itu, balas menebas horizontal. Pigor menghindar, merunduk lalu diikuti menusuk ke arah perut yang berhasil ditangkis oleh Shiyamada, balas menebas ke lengan kanan Pigor, namun gagal karena Pigor menggesekkan belatinya ke katana Shiyamada, membuat arah katana melenceng, nyaris menyentuh lengan Pigor.

Dentingan bilah terdengar nyaring di telinga keduanya, mereka sudah kehabisan teknik bertarung namun belum ada tanda-tanda pertarungan ini akan berakhir. Jika sudah seperti ini, hanya pengalaman lah yang menentukan, mereka saling menebas dan menusuk.

Jual beli serangan berhenti ketika mereka berdua menyerang bersamaan dengan sekuat tenaga membuat mereka terpental ke arah yang berlawanan.



Shiyamada tersengal, ia menyeka keringat di dahi, ia hampir mencapai batasnya. Berbeda dengan lawannya yang masih terlihat segar bugar. Dengan kekuatan yang tersisa, Shiyamada melesat mendekati Pigor. Shiyamada yang sudah di depan Pigor langsung mengawalinya dengan tebasan zig-zag.

Pigor menagkisnya dengan satu belati kemudian mencoba menebas dada Shiyamada yang tak terlindungi.

Sialnya, Shiyamada berhasil membelokkan arah belati Pigor, dan tidak berhenti disitu. Katana itu sekaligus menebas rusuk kanan Pigor, membuatnya mengerang kesakitan. Shiyamada tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pigor lengah, ia menebas melingkar dari perut melewati paha kiri sampai ke lutut kanan.

Pigor mengerang, menahan sakit. Ia melompat mundur sebelum Shiyamada melancarkan serangan lanjutan. Tapi sia-sia, Shiyamada sudah berada di depannya, hendak menebas lengan kiri Pigor. Pigor menghindarinya, lagi-lagi Shiyamada berhasil menyamai gerakan Pigor, melancarkan serangan lanjutan yang tiada habisnya.

Return 0: Awal; Bag IWhere stories live. Discover now