Kelima

180 18 0
                                    

Di motor, Dafi membonceng Rafa dengan motornya menuju rumahnya. Dia harus mengantar anak itu ke rumah atas perintah Hanung.

Rafa lalu membuka topik, "Lelet amat sih bawa motornya. Udah sini, biar gue yang bawa"

"Gak usah, gapapa"

"Tapi lu lelet banget ini bawanya!"

"Yang penting selamat. Kalo ngebut bahaya"

Rafa berdecak sambil memutar bola matanya.

"Jangan kesel sama saya. Saya udah nolongin kamu"

"Itu udah jadi tugas lo kali! Gausah kepedean!" cetus Rafa.

Dafi hanya tersenyum di motornya. "Iya"

"Makan! Gue laper!"

"Mau makan dimana?"

"Banyak kali resto yang buka 24 jam!"

"Siap, Tuan" ledek Dafi.

Rafa hanya memasang wajah bete.

~

Setibanya di tempat makan, Dafi memasang senyuman khasnya. Sedangkan Dio nampak biasa saja. Mereka berdua berhenti di tempat jual sate pinggir jalan.

"Makan sini, bisa?" tanya Dafi, sambil melepas helmnya.

"Emang siapa yang bilang gak bisa?" tanya Rafa, turun dari motor.

"Siapa tau kamu gak biasa" jawab Dafi.

"Sotoy lo!" cetus Rafa.

Dafi hanya tertawa manis.

Rafa lalu memesan dua porsi sate ayam pada penjual.

Dafi tersenyum manis, "Makasih udah di pesenin"

Rafa tertawa remeh, "Geer lo! Siapa yang mesenin lo, orang itu semua buat gue"

"Oooohhh, eh, tapi gak baik tau, makan karbo tengah malem sebanyak itu. Seporsi aja dulu, nanti kalo kurang, tambah lagi aja"

"Lo tuh bawel amat sih kayak nenek gue!"

"Supaya sehat, Rafa"

"Bodo!"

Dafi tertawa kecil, lalu dia berujar pada penjual sate, "Pak tambah satu lagi ya buat saya, makan sini juga"

"Baik, Mas"

Lalu Dafi duduk berhadapan dengan Rafa di meja makan, "Nenek kamu masih ada?"

"Lu apaan sih nanya-nanya yang gak penting gitu?"

"Loh, emang nenek kamu gak penting?"

"Penting, tapi harusnya gak penting buat lo!"

"Mulai sekarang... apapun yang berhubungan dengan kamu, Rafa Pangeran Pradipta, itu akan jadi penting buat saya"

Rafa mengernyitkan keningnya, "Lu apaan sih, jijik banget tau gak"

Dafi tersenyum manis, lalu tak sengaja melihat ke arah lengan Rafa. "Itu tangan kenapa?"

"Gak penting juga!"

"Saya serius, Rafa. Itu tangan kamu kenapa?"

"Tadi pas gue mau kabur karena rajia gak sengaja nabrak tiang"

"Ssshhhh... sakit?"

"Lu apaan sih, lebay banget"

"Sakit gak, Rafa?"

"Menurut looo???"

"Ini Mas..." datang si penjual sate memberikan 3 piring sate ayam beserta lontongnya.

FIX YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang