Keempat

389 40 0
                                    

Seusai bermain futsal, Rafa berdiri di hadapan Dafi yang masih duduk sambil memperhatikan tubuh Rafa yang sudah basah dengan keringat.

Rafa meminum air mineralnya dengan banyak sekali saking hausnya.

Lalu kemudian teman-teman futsal Rafa menghampirinya dan berkata, "Yo, lanjut nongkrong kuy!" ajak Ale, teman futsal Rafa.

Rafa dengan mulut yang terisi air minum penuh hanya bisa menggelengkan kepala. Kemudian dia meneguknya. "Belum dulu gue"

"Lah, kenapa?"

"Udah janji sama bokap"

"Yaelah, kibulin aja dulu, kayak biasa" jawab Ale. "Gue denger kan lo abis putus dari Vania. Nanti ada cewek-cewek SMA digit loh!"

"Iya, Fa. Cantik-cantik, pula. Boongin aja dulu bokap lo" tambah Levi, teman futsal Rafa.

Mendengar itu, raut wajah Dafi berubah tak suka.

"Gimana ya" Rafa mikir-mikir. Sedikit menguntungkan juga sih untuknya.

"Ayolah. Yok!" ajak Ale lagi.

"Rafa gak bisa kemana-mana" tukas Dafi seketika.

Teman-teman Rafa turut berpandangan dengan raut wajah tak suka. "Lo siapa?" tanya Ale seketika.

"Saya-"

"Bodyguard gua!" potong Rafa, memutar bola matanya. "Dia mah, gak asik!"

"Ooohhh... pembantu???" cetus Ale.

Dafi tercekat mendengarnya. Meskipun Rafa ikut tercekat, dia memilih santai saja sambil berkata, "Pengawal! Lu gak ngerti bahasa Inggris, apa?"

Ale hanya tertawa kecil. "Jadi lo gak bisa ikut nih?"

"Gini aja, lo pada duluan aja. Tar kalo sempet, gue nyusul" kata Rafa.

"Oke" Meski terpaksa, Ale mengiyakan. "Kita duluan ya"

"Oke oke"

Rombongan Ale langsung berlalu dari sana. Meninggalkan Rafa dan Dafi berdua.

"Ayo!" ajak Rafa pada Dafi.

"Gak mau mandi dulu?" tanya Dafi.

"Gak!"

"Biar seger"

"Iya, mandiin gue lo, mau?" tandas Rafa, galak.

Dafi hanya diam saja, lalu Rafa berdecak dan melengos menuju parkiran untuk mengambil motornya besarnya.

~

"Dari tadi Papa tungguin. Kalian lama sekali sih" ujar Papa begitu melihat putranya tiba di rumah bersama Dafi.

"Kan lagi futsal dulu, Pa" kata Rafa sambil merasa tak nyaman ditempatnya. "Papa mau ngobrolin apaan sih? Serius amat kayaknya"

Hanung lalu berkata, "Kamu mandi dulu sana. Apek tuh badan kamu"

Rafa memutar bola matanya dan bergegas menuju kamarnya. "Oke"

Begitu Rafa pergi, tinggalah Hanung dan Dafi disana. Di belakang Hanung terdapat dua ajudan yang berdiri hormat disana.

"Gimana hari pertama, Dafi?" tanya Hanung.

Dafi tersenyum mengangguk, "Cukup menyenangkan, Pak. Rafa ternyata tipe anak yang unik"

"Unik dalam kemajuan atau kemunduran nih?" tanya Hanung.

"Yaaah, terimbangi lah, Pak" jawab Dafi.

Hanung manggut-manggut, "Ya, saya tau lah, anak saya gimana, Dafi. Meskipun kamu menyembunyikannya, tapi saya tahu dia gimana"

FIX YOU (18+)Where stories live. Discover now