Calvin Klein

5.2K 337 59
                                    


Jungkook ke luar dari bar terlebih dahulu, Hoseok telah selesai mencuci, ia masih berganti pakaian di dalam. Jungkook menunggu Hoseok di depan bar sambil mencerna kembali perkataan pria di dalam barusan.
Melihat kartu nama yang pria itu berikan, dari bahan dan desainnya, jelas bahwa pemilik kartu bukan orang biasa. Namun, apa hubungan pemilik kartu itu dengan Taehyung? Jungkook masih mencari jawaban sembari mondar mandir ke kanan dan ke kiri. Sampai tak sengaja menyeggol pejalan kaki yang lewat.

Kartu yang dipegangnya jatuh ke ubin jalan, terinjak oleh sepatu milik pejalan kaki itu.

"Hei ... jangan diinjak!!!" teriak Jungkook. Mengambil kartu di bawahnya dan mengusap debu yang menempel dengan syal yang ia kenakan.

"Maaf," ujar orang itu, kemudian berlalu.

* * *

Begitu turun dari mobil sport kakaknya, Taehyung berlari kencang memasuki sebuah toko yang besar. Mereka telah sampai di Beijing, begitu turun dari bandara, Taehyung meminta supir untuk membawa mereka ke toko elektronik.

Luhan tak sanggup mengejar langkah Taehyung, yang persis anak kecil yang menemukan mainan yang ia cari.
Suara derap langkah kaki Taehyung menarik perhatian pengunjung, Taehyung tak peduli, ia langsung menarik tangan pelayan toko yang sedang berbincang dengan pelanggan lain.

"Aku ingin membeli ponsel, cepat!"
Nafas Taehyung ngos-ngosan.
Taehyung tak menghiraukan tatapan tajam pelanggan lain yang berada di depannya, kesal karena Taehyung seenaknya membawa pelayan toko yang sedari tadi melayani mereka melihat-lihat televisi plasma keluaran terbaru.

"Ponsel apa yang paling bagus?" tanya Taehyung tak sabar.

Pelayan itu terlihat tidak nyaman dengan tingkah Taehyung yang terlalu mendesaknya. Seolah pria di depannya ini telah berjalan jauh dari gurun dan datang kemari bukan untuk membeli ponsel tapi membeli air untuk melepas dahaganya.

"Ini yang terbaru, Tuan ... kelebihan ponsel ini ...."

Belum selesai si pelayan menjelaskan fitur-fitur yang ada di dalam ponsel, Taehyung menyelanya dengan cepat.
"Baik, aku beli yang ini," ujar Taehyung, tak sabar untuk segera menjadikan benda pipih warna merah itu sebagai miliknya.

Luhan bersidekap, memantau adiknya yang sedang menggesekkan kartu platinum yang ia berikan, untuk membayar ponsel yang ia beli. Bibir mungilnya entah kenapa mengkerucut, melihat Taehyung yang panik begitu benda warna merah itu dihidupkan.

"Ada yang salah, Tuan?" pelayan bertanya pada Taehyung yang sedang memasang raut wajah kecewa.

Pemuda tampan itu menggeleng keras, tidak berniat menjawab apalagi menoleh pada pria berseragam merah yang sejak tadi melayaninya untuk mencari ponsel.

"Aku lupa nomor ponsel Jungkook," teriaknya cemas, bukan pada pelayan toko atau pada Luhan, melainkan pada dirinya sendiri.

"Ada di ponselku, jangan memasang wajah khawatir seperti itu!" Luhan memutar bola matanya, masih menahan kesabaran.

"Lain kali berhati-hatilah membawa ponsel di tempat umum, tanganmu itu sepertinya hanya bisa memegang benda lunak daripada benda padat." Gerutuan Luhan lebih terdengar seperti lawakan, si pelayan yang sejak tadi berdiri di antara mereka, tersenyum malu-malu mendengarnya.

"Jiejie ...." Taehyung merengek dengan suara panjang.

Tangan Taehyung bergerak ke arah Luhan dan menarik lengan kecil kakaknya untuk kembali ke parkiran.

"Panggil aku jie-jie lagi di tempat umum, akan kupecat Jungkook dari perusahaan." Ancaman Luhan terdengar serius, padahal ia sedang menahan tawa di perutnya. Demi melihat adiknya yang ia kenal arogan dan tak mau kalah, harus rela memotong tanduknya demi seorang pria bernama Jeon Jungkook.

OVER HORNY (Only Pdf) Where stories live. Discover now