→ 40

3.3K 308 66
                                    

Update pagi-pagi lagi!

Tekan vote & jangan lupa ramaikan kolom komentarnya ya guys! <3

ps. chapternya agak panjang, jangan bosen yaa!

Enjoy!

•• 🖤 ••

" Dibanding planet lain yang ada di Galaxy Bimasakti, Bumi adalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan di dalamnya. "

"—Jika dibandingkan dengan alam semesta yang sangat luas ini, Bumi hanyalah sebuah benda yang terlalu kecil untuk dilihat. "

"Meski begitu, Bumi memiliki keunikan yang tidak ada pada planet lain. Seperti misalnya, di planet ini ada air dalam tiga bentuk yaitu padat, cair dan gas. Akibatnya planet yang kita tempati ini memiliki lautan serta kutub es."

"Oke, Langit?"

Pemuda yang merasa terpanggil itu sontak memalingkan wajahnya ke depan, saat mata itu sebelumnya sibuk menatap diam pemuda cantik yang duduknya tak jauh dari meja nya tersebut.

"S-saya bu?"

"Ibu perhatikan, kamu dari tadi tidak fokus. Malah sibuk menatap Jeongguk, ada apa?"

Yang namanya di sebutkan lantas menoleh kikuk bergantian pada Langit dan guru di depan.

Langit menatap Jeongguk dengan cengiran khasnya.

"Eum-hehe, ngga kok bu! Saya fokus kok dari tadi!"

"Kalau memang seperti itu, coba kembali jelaskan, apa yang di maksud dengan Bumi?"

Langit mengerjapkan matanya beberapa kali.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, grogi.

"Langit?"

"Y-ya bu?"

"Apa itu Bumi?"

Sontak Langit pun tersenyum ramah, dan siap untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.

"Bumi itu.." cicitnya pelan.

"-SAHABAT SAYA BU!" teriaknya lantang.

Sontak, jawaban Langit barusan membuat guru itu melotot tidak percaya, juga beberapa teman kelasnya ada yang mentertawakannya.

Terlebih, dengan Bumi, sahabat Langit-yang kini duduk di depan, yang sedang menatapnya dengan bola mata yang menyeramkan.

Langit melihat Bumi,

"Hehe.. M-maaf bu.."

Guru itu menghembuskan nafas beratnya, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Astaga, Langit.. Makanya, kalau ibu menjelaskan materi di depan itu, tolong fokus. Dengarkan."

"-matanya di pakai untuk melihat papan dan buku, jangan sibuk menatap Jeongguk."

"Atau jangan-jangan.. kamu naksir kah sama dia?"

Langit dengan cepatnya mengangkat tangannya dan menggoyangkannya memberi tanda penolakan.

"Eh—engga bu!"

"S-saya ga naksir kok!"

"T-tadi saya cuma bingung aja sama Jeongguk, kok dia diem terus dari tadi, padahal udah saya panggilin, tapi tetep aja bengong!"

Seruan tawa dari teman kelas kembali terdengar, saat Langit memberikan penjelasan itu.

Langit kini menatap Jeongguk hati-hati.

Galaksi - taekook ☑Where stories live. Discover now