6. 🥀

2.9K 507 103
                                    

Setelah hari dimana Sehun memergoki Lisa dan Lay tengah asyik berdansa waktu itu, hubungan ketiganya menjadi sangat canggung. Lay jadi semakin membatasi interaksinya dengan Lisa dan Sehun menjadi lebih pendiam dari biasanya.

Lisa sendiri paham bahwa berada di posisi Sehun pasti akan terasa sangat menyebalkan. Jika Lisa jadi Sehun pun pasti gadis itu akan marah ketika melihat kakaknya sendiri terlihat seperti tengah di goda oleh pekerja di rumahnya.

Lalu perihal tentang apa yang telah Lay dan Lisa lakukan hari itu, Lisa sendiri tidak tahu mengapa mereka bisa saling melontarkan kalimat godaan dengan teramat lancar sampai berakhir berdansa bersama. Semuanya berjalan begitu saja tanpa bisa di kendalikan.

Tak ada yang berubah dari sikap baik Lay kepada Lisa sampai detik ini, namun Lisa bisa merasakan bahwa Lay sedang mencoba mengurangi banyak interaksi dengan Lisa melalui cara pulang ke rumah sampai larut malam.

Lisa tahu Lay memang gila kerja, tapi biasanya Lay akan selalu membawa berkasnya pulang dan memilih untuk mengerjakan sisanya di rumah. Di ruangannya sendiri yang letaknya tak jauh dari kamar pria itu.

Namun sudah tiga hari ini Lay pulang larut malam hingga absen pada jam makan malam bersama dengan alasan sibuk.

Jackson, Eunwoo, serta Taehyung kelihatannya belum menyadari perubahaan aneh ini. Tapi untuk Sehun dan Lisa, tindakan Lay saat ini sudah menggambarkan dengan jelas apa yang berusaha pria itu coba lakukan.

Hal ini membuat banyak sekali kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul di kepala Lisa, baik untuk Lay maupun untuk Sehun.

Lisa takut kesalahpahaman ini membuat keduanya jadi berselisih paham.

Lisa takut apa yang tengah Lay coba lakukan saat ini justru akan berimbas pada kesehatan pria itu.

Lalu Lisa juga khawatir Sehun akan membuat spekulasi-spekulasinya sendiri dari kejadian yang tak sepenuhnya ia tonton saat itu.

Banyak sekali kecemasan yang menghampiri Lisa dan berada di posisinya sungguh terasa serba salah.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Jackson datang menghampiri Lisa yang tengah menjahit kancing baju kemeja milik pria itu.

"Tidak ada" jawabnya singkat lalu tersenyum simpul.

Jackson mendudukkan diri di sisi ranjang kamarnya tepat di sebelah Lisa. "Mengapa kau memaksa untuk menjahit pakaian ini sih? Kita bisa membuangnya. Aku memiliki cukup banyak uang untuk membeli yang baru lagi"

Lisa menggeleng kecil, "Jangan, ini hanya kerusakan kecil, masih bisa diperbaiki. Mungkin suatu barang bisa dengan mudah diganti oleh yang baru tapi kenyamanan yang sama susah untuk di cari bukan? Aku tau kau sangat suka memakai kemeja ini"

Jackson tersenyum dan mengangguk. "Kau benar. Tapi melihatmu menjahit dengan pandangan kosong seperti tadi membuatku sedikit was-was"

"Benarkah? Apakah aku terlihat melamun tadi?"

Jackson kembali mengangguk.

"Ada apa? Kau tak ingin menceritakannya kepadaku?"

Lisa memaksakan senyumannya dan kembali fokus pada jarum jahit untuk mengalihkan pandangan dari tatapan Jackson.

"Bukan sesuatu yang serius"

"Apakah ada seseorang yang kau rindukan?"

Lisa menggeleng, "Tidak ada yang sedang kurindukan. Aku sudah tak memiliki siapa-siapa lagi saat ini"

"Lalu apakah kau menginginkan sesuatu?"

Lagi-lagi Lisa menjawab dengan gelengan.

"Kau bosan? Ingin pergi?"

THE WIFE (LALISA HAREM) ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora