1. Kita

3.8K 275 15
                                    

Diawali dari kegiatan pagi hingga sore hari, sepasang suami - istri yang sudah dikaruniai seorang anak laki-laki begitu menggemaskan dan juga pintar. Akhirnya, bisa kembali mengulang kegiatan mereka ketika malam menjelang.

"Sayang, udah lapar belum? Mau makan?" Sang kepala keluarga bertanya sambil kepala yang ia tolehkan guna menatap wajah cantik sang istri yang saat ini ternyata sedang berbincang dengan sang anak.

Mungkin lebih tepat disebut merayu karena anaknya itu seperti tengah meminta ijin untuk dibelikan sesuatu.

"Adek mau beli mainan boleh ndaa?"

"Ayah udah lapar? Cari makan dulu yang tempatnya nggak terlalu ramai, yah." Tanpa memberi jawaban atas pertanyaan yang lebih dulu dilontarkan oleh sang anak. Lelaki berkulit putih nan mulus, berwajah cantik itu justru lebih dulu menanggapi pertanyaan sang suami.

"Bubu, adek mau beli mainan boleh ndaa?" Sang anak sepertinya tak menyerah begitu saja, setelah pertanyaan pertama tidak mendapat tanggapan, ia kembali mengulang dengan kalimat yang sama juga dengan nada bicaranya yang begitu lembut serta sopan sekali.

"Boleh, nanti beli mainan tapi makan dulu, ya." Kasihan melihat anaknya sedari tadi tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya, sang ayah pun menyahut.

Kedua mata yang sangat indah apabila ditatap dalam jangka waktu yang lama itu kini beralih menatap wajahnya. Tersenyum senang lantaran permintaannya langsung disetujui tanpa harus memberi berbagai macam rayuan kepada sang ibu. Ayahnya ini memang pengertian sekali membuatnya semakin sayang.

"Mau mainan yang pancing ikan itu boleh, yah?" tanyanya kembali yang tentu saja tanpa ragu disetujui oleh lelaki itu.

"Iya, nanti. Sekarang kita makan dulu." Kedua tangan anak kecil itu direntangkannya ke depan memberi gestur bahwa ia ingin berpindah pada gendongan sang ayah.

Dengan senang, sang ayah pun menerimanya. Berjalan beriringan dengan sang istri serta anaknya yang sudah berada digendongannya, tangan kiri menahan bokong sang anak agar tidak terjatuh.

"Mau makan apa?"

"Adek lagi pengen makan apa?" Mendapat pertanyaan dari sang suami justru istrinya malah bertanya kepada anak mereka.

"Lagi pengen mam sate. Boleh ndaa?"

Jangan bosan, ya, jika sering menjumpai kalimat seperti itu. Karena pasangan itu mengajarkan kepada anaknya akan pentingnya sebuah sopan santun dan tata krama yang baik ketika berbicara dengan siapapun khususnya pada mereka yang usianya lebih tua.

Tanpa memberikan jawaban hanya sebuah senyuman tulus mereka berikan. Keduanya menuju sebuah tenda yang didirikan secara sederhana ditepi jalan, mengajak anak mereka untuk makan malam.

Model warung sate kali ini sangat sederhana bahkan jauh dari kata mewah. Tak ada kursi plastik atau bangku dari bahan kayu sebagai tempat mereka duduk melainkan beralaskan sebuah tikar yang pastinya akan menjadi alas untuk mereka duduk sembari menikmati makanan yang nantinya mereka pesan.

"Aku aja yang pesan, kamu sama adek cari tempat duduknya," perintah kembali sang kepala keluarga.

Memberikan tubuh kecil itu kepada sang istri, "Adek mau mam sate apa?"

"Sate ayam aja, Mas. Bumbunya jangan pedas."

ㅤ⸙ㅤ

Momen yang sangat terasa hangat sekali dimana sebuah keluarga terdiri dari orang tua dan satu anak mereka tengah menikmati makanan dengan bahan utamanya adalah daging ayam yang telah dibakar dan diberi bumbu khas diatasnya saling menyuapi satu sama lain diiringi obrolan disertai canda dan tawa.

Enkelhed [Jaeyong] Where stories live. Discover now