VVIP

24.2K 2.2K 453
                                    

.

.

.

.

.

.

00.31 pm.

"Melkk.." dengan suara lirih Haechan memanggil suami nya yang sudah tertidur sejak tadi. Ia menepuk pelan pipi Mark sembari meringis kesakitan karena perut nya seperti diremas kuat.

"Hm?"

"Enhhh bangun dulu"

Mendengar suara tersebut sang suami langsung membuka mata sembari mengelus pinggang Haechan, "Kenapa? kram lagi ya?"

Si manis menggeleng pelan,berusaha mengarahkan tangan kekar milik sang suami ke bagian bawah nya. Mark bingung, namun saat merasakan sprei kasur di bagian bawah basah mata nya langsung melotot.

Panik.

Si alis camar langsung terduduk dan dengan kasar menyingkap selimut yang menutupi setengah tubuh istri nya. Ia ingin sekali mengira Haechan habis mengompol, tapi raut wajah si manis yang sedang menahan sakit membuat nya yakin itu bukan mengompol.

"Sebentar.."

Mark masih shock dan hanya terdiam lama di kasur mencerna apa yang baru saja terjadi. Sedangkan Haechan yang sudah sangat kesakitan mulai meremas kuat jari-jemari sang suami.

"Nhh Melk.. jangan diem ajaa"

"Oh i-iya iya maaf, kita ke rumah sakit"

Raut khawatir jelas terpatri di wajah tampan milik Mark Jung. Tanpa berganti pakaian ia langsung menggendong si manis menuju garasi bawah dan memanggil supir untuk mengantar.

Sepanjang jalan sang suami terus mencium dahi Haechan yang sudah basah oleh keringat. Satu tangan nya tak henti mengusap perut besar yang terasa begitu kencang saat disentuh.

"Unghh Melkhh.." si manis mencengkeram kuat pundak dominan yang sedang memangku nya dengan posisi menyamping.

"PAKK CEPETAN KASIAN ECHAN NYA"

"Sebentar tuan, kita sedikit terjebak kemacetan" ucap pak supir sembari tak henti menekan klakson. Sungguh ia juga ikut khawatir melihat keadaan istri boss nya.

"Sial" haruskah Mark membuka jendela dan berteriak pada pengendara di depan nya? atau haruskan ia berlari sambil menggendong Haechan hingga sampai ke rumah sakit?

Seakan tahu apa yang ada di pikiran sang suami, si manis kini menggeleng pelan, "Jangan sembrono Melkk"

"Tapi kamu nya kesakitan"

"Engga nhh Echan masih bisa tahan"

Tetap saja si alis camar khawatir, lihatlah raut wajah sang istri yang sedang susah payah mengatur nafas. Jari-jemari lentik itu juga dengan kuat meremas tangan Mark yang ada di perut.

Saat si dominan sudah hampir selesai mengumpulkan niat untuk melakukan hal gila kedua, mobil mereka mulai bergerak perlahan. Berkat pak supir bar-bar yang terus menekan klakson sembari berteriak 'BERI JALAN ADA PAMIL KESAKITAN' sejak tadi.

Sebenarnya Mark malu. Namun perasaan itu tertutup oleh rasa terimakasih nya kepada pak supir. Ia berjanji akan menaikkan gaji sosok di balik kemudi menjadi 10× lipat.

Sesampainya di rumah sakit, Haechan langsung ditangani oleh dokter kandungan yang bertugas. Sedangkan Mark yang tidak diperbolehkan masuk sudah tak dapat berpikir jernih, ia terus berjalan mondar-mandir di depan ruang periksa sembari menggigiti kuku tangan nya.

Untung dokter Choi yang menangani Haechan saat itu cepat keluar, sekitar 45 menit kemudian.

"Dok, istri saya mana? gimana keadaan nya? bisa saya ketemu?" Mark langsung menyerbu dokter Choi dengan berbagai pertanyaan.

MOMMY CHAN!!Where stories live. Discover now