Chenle's troublesome wishes.

56K 4.9K 560
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Pria manis bersurai madu itu membuka pintu kamar dengan perlahan dan terlihat lah dua manusia berbeda umur masih tertidur. Haechan menaiki kasur dan mendekat untuk membangunkan Chenle terlebih dahulu.

"Lele, bangun yok" Haechan menepuk pelan pipi Chenle. Demam nya masih terasa saat Haechan menyentuh dahi anak itu.

"Lele sayang.."

Haechan beralih mengusap pucuk kepala Chenle, tapi anak itu malah terkejut dan langsung menangis kencang. Seperti nya Chenle bermimpi buruk dalam tidur nya.

"Huwaaa mommyy!!"

"Heii kenapa?" Haechan yang duduk di sebelah Chenle langsung menimang balita itu. Ia juga sesekali mengusap pipi memerah yang mulai di banjiri air mata.

"Mommy dimanaa?!!"

Chenle terus saja menangis sembari mengucapkankan kata kata yang sama dengan mata tertutup. Anak itu terlihat sangat ketakutan akan sesuatu yang menggangu nya.

"Lele ini mommy"

Perlahan mata Chenle terbuka, saat melihat wajah khawatir Haechan ia langsung memeluk sosok yang menimang nya. Haechan sebenar nya terheran karena Mark tidak terbangun ketika balita itu menangis, tapi mungkin si dominan benar-benar kelelahan menjaga Chenle.

"Mommy.. kepala Lele hiks.. sakitt.. mutel mutel telus.." ucap Chenle sembari terus menangis. Balita itu mengucek mata, sesekali juga mengusap brutal wajah nya, tampak tidak nyaman karena kepala yang sakit.

"Iya sayang, Lele mau apa?" Haechan menepuk-nepuk pelan pantat balita itu. Ia khawatir karena keadaan Chenle yang sangat jauh dari kata baik-baik saja.

"Mau.. susuu mom.. hiks.."

"Sebentar mommy bikinin ya? Lele disini dulu sama daddy"

Baru saja Haechan ingin meletakkan Chenle di kasur, balita itu malah semakin kencang menangis sambil menggenggam erat kaos Haechan.

"Nen mommyy.. nen" ucap Chenle sembari menarik kaos di bagian dada Haechan.

Sedangkan si manis hanya terdiam tidak bergerak, ia berusaha mencerna apa yang baru saja diucapkan balita digendongan nya ini.

"Mom.. nen!"

"Mommy bikinin susu coklat aja ya sayang?"

Haechan berusaha membujuk si balita agar tidak melakukan keinginan nya tadi. Tetapi Chenle tetaplah Chenle, ia tidak akan menyerah dengan cepat.

Si balita malah semakin kencang menangis sambil menarik kaos Haechan. Memberitahu mommy nya bahwa keinginan nya yang satu ini tidak boleh diabaikan.

"HUWAAAA MOMMY..!!"

"Okee okee jangan nangis Lele"

Haechan sangat ragu, tapi ia tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan si balita.

Saat ia mengangkat kaos hitam nya sebatas dada, Chenle seketika berhenti menangis. Balita itu langsung mengarahkan mulut nya ke nipple kanan milik Haechan. Pintar sekali bukan.

Mark yang tadi masih tertidur kini perlahan mulai bangkit sambil menyesuaikan cahaya yang menerjang mata. Ia belum tersadar sepenuh nya dan masih terduduk diam di kasur sebelah Haechan.

MOMMY CHAN!!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora