Mischievous

33.6K 2.8K 311
                                    

.

.

.

.

.

.

Haechan langsung menghampiri ruang kerja dan membuka pintu perlahan. Disana ia bisa melihat Mark sedang duduk bersandar di kursi sembari menutup mata. Laptop masih menyala di meja sebagai penerangan minim untuk ruangan tersebut.

"Melk?"

Tak ada jawaban.

Si manis perlahan berjalan mendekat. Lalu saat sudah sampai di hadapan Mark, ia langsung duduk dipangkuan sang suami.

Si alis camar otomatis membuka mata saat merasakan hembusan nafas yang sangat dekat di wajah nya.

"Melk!"

"Turun nanti jatuh"

"Nouu Echan mau ngomong dulu"

Mark hanya diam sambil masih menyandarkan punggung di kursi. Ia tatap wajah lucu Haechan yang kebingungan akan mulai bicara dari mana.

"Maafin Echan ya Melk, Echan salah waktu kemaren di Lotte World malah main sama Lucas. Echan juga ga mikirin perasaan Melk waktu muter-muter cuma buat cari Echan"

Si manis terdiam sejenak saat sang suami menegakkan tubuh dan malah fokus mengetik di laptop. Haechan tentu saja langsung memeluk leher Mark karena ia takut jika nanti terjatuh.

"Echan juga salah gegara makan malem duluan sama Lucas waktu itu, padahal Melk udah nyiapin resto buat kita makan. Maaf Echan ngga peka trus baru minta maaf sekarang Melk"

Hening mengisi ruang kerja setelah Haechan selesai mengatakan kalimat terakhir tadi. Mark masih diam sambil terus mengetik sesuatu di laptop nya.

"Unghh Melk dengerin Echan duluu"

Haechan menangkup kedua pipi sang suami tapi cara itu tidak berhasil. Si alis camar tetap mengarahkan mata nya lurus pada layar laptop.

"Maafin Echan pliss, Echan salah"

Tidak ada jawaban lagi yang entah kenapa langsung membuat Haechan sedih. Ia merasa tidak pantas mendapatkan maaf dari Mark yang terlihat sangat marah dan tidak mau bicara.

Tapi Haechan tidak menyerah.

Si manis menggunakan otak jahil nya untuk menarik perhatian sang suami yang masih fokus pada layar laptop.

"Ah Melk sshh"

Satu tangan Haechan meremas pundak Mark dan satu nya lagi diarahkan untuk mengelus perut. Wajah kesakitan si manis terlihat sangat jelas dan itu berhasil membuat si dominan khawatir.

"Melk tolongg"

"Kenapa?" ucap si alis camar sambil mengelus punggung istri nya.

"Tolong dengerin Echan hehe"

Raut khawatir Mark seketika hilang digantikan oleh wajah datar. Namun siapa sangka hal itu malah membuat Haechan mengecup bibir tipis nya.

"Melk jangan marah lagi Echan minta maaf bangett, jangan diemin Echan terus"

"Saya ga marah Jung Haechan"

"Ndak marah tapi pasti kecewa kan? makanya dari kemaren diem terus"

Mark menghembuskan nafas panjang lalu menyembunyikan wajah di dada Haechan. Jujur saja diri nya sangat rindu dengan sosok penyemangat ini di setiap detik.

"Jangan diulangi"

"Huum maafin Echan"

"Iya saya maafin"

MOMMY CHAN!!Where stories live. Discover now