1. Awalnya dulu

4.3K 206 7
                                    

Hope u like guys ✨

•••
Seorang pria dengan seragam sekolah menengah atas menghela napasnya panjang kala ia harus berhadapan dengan guru BK. Pria itu harus menanggung hukuman akibat kesalahan orang lain. Berkali kali dia di panggil ke ruang BK hanya karena untuk melindungi seseorang.

First Kanaela, nama itu terpampang di seragamnya. First berjalan menuju kelas dengan wajah lesu. Bagaimana tidak, dia baru saja di suruh berlari keliling lapangan oleh guru, keringatnya saja masih berjatuhan dari wajahnya.

First langsung duduk di tempatnya, dua langsung menjatuhkan dirinya pada kursi kayu itu. Kebetulan di mejanya terdapat sebuah buku, First segera mengambilnya kemudian menjadikan buku itu sebagai sebuah kipas.

Satu botol minuman dingin mendarat di pipi kanan First, dia bisa merasakan bagaimana dinginnya minuman itu menyentuh langsung pipinya.

"Dia lagi?" Siswa lain bernama Aj ini duduk disebelah First. Dia sengaja membeli minuman dingin itu kala melihat First berlarian di lapang tadi, pasti rasanya sangat panas dan tentu saja sangat melelahkan.

First mengangguk lesu, ia mengambil botol minuman itu dan segera meneguknya. Sepertinya First sangat kehausan, dengan sekejap dia menghabiskan setengah dari isi minuman tersebut.

"Terus dimana dia sekarang?" Aj kembali bertanya.

First menghela napasnya lagi, helaan napas yang lebih panjang dari sebelumnya. "Masih di ruang BK. Gue heran banget sama ni anak hobi banget nyeret gue ke dalem masalahnya."

"Salah lu juga sih, ngapain ngajuin diri nanggung kesalahan dia? Mana kalo dia dihukum lu juga kena hukum." Aj memarahinya, dia geram dengan tindakan yang First ambil untuk anak yang ditolongnya.

"Gue terlanjur janji sama ayahnya je buat jagain dia, ayah tirinya gak pernah ngasih kasih sayang ke dia kayak ayah kandungnya. Lo tau kan rasanya kurang kasih sayang?" First memberi alasan sekaligus membela dirinya sendiri.

Benar, siswa yang selalu merepotkan First ini butuh perhatian dan sedikit kasih sayang. Tapi menyebalkan nya siswa ini, dia tidak bisa mengatakan terima kasih walaupun First sudah membantunya berkali-kali.

Seorang siswa yang baru saja masuk kelas duduk di belakang meja First, ia membanting pelan tasnya di meja. Siswa yang bernama Khao ini membuka dua kancing seragam bagian atasnya. Panas, itulah yang dia rasakan sekarang.

First menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisikan soal matematika beserta jawabannya. "Tugas matematika, gue tau lo belum ngerjain."

Siswa yang bernama Khao Garava Abriel itu menatap malas ke arah kertas yang berisikan soal matematika yang baru First berikan padanya. "Lo gak liat apa gue lagi gerah, lagian males banget nyalinnya."

First tertawa kecil, "gak perlu lo salin, gue udah nulisin soal lengkap sama jawabannya. Puas?"

Khao dengan segara mengambil lembar kertas itu dan memeriksanya. "Heran banget, lo suka banget bikin repot diri lo sendiri buat gue. Pengen banget ya ngedeketin gue?"

Aj yang mendengar itu tidak setuju, bukan itu yang harus Khao katakan pada First, setidaknya ucapkan terimakasih.

"Jaga ucapan lo! Punya perasaan gak sih? Pantes aja kurang kasih sayang, orang kayak lo emang pantes gak dapet kasih sayang!" Aj kepalang kesal, dia tak terima First selalu di pandang rendah oleh Khao.

"Je!" Cegah First.

"Lebih baik lo tanya sama temen lo yang so pahlawan ini," Khao menunjuk First dengan jari telunjuknya. "Ngapain repot-repot nanggung semua kesalahan gue? Lagian gue gak butuh bantuan dari dia. Kalo pun gue di keluarin dari sekolah ini bagus dong, kalian gak perlu repot-repot urusin masalah gue lagi." Khao beranjak dari tempat duduknya dengan emosi yang menggebu meninggalkan First dan Aj.

INTERACTION | KHAOFIRSTWhere stories live. Discover now