07. Smile and Laugh

127 38 135
                                    

SELALU SUPPORT VOTE & COMMENT YA...
Happy Reading...!

🍃🍂🍂🍃

Jane membaca rentetan chat dari Jooan itu dan mulai khawatir apa ayah tirinya sebodoh itu menunggu nya hingga pukul 08 malam ini.. ??

Jane memeriksa panggilan terakhir Jooan sekitar 10 menit yang lalu...
Jane bahkan tidak mendengar ponsel nya berdering sama sekali..

' Apa mungkin Jeno sengaja membuat ponsel ku dalam mode senyap.. ?? '

Jane melirik curiga pada Jeno yang masih di dalam kamar mandi.

Tak lama chat Jooan muncul lagi..
' Jane, kalau sudah sampai rumah beritahu aku yaa.. aku ngga marah... aku hanya khawatir.. maaf kalau kau merasa aku terlalu protektif padamu.....'

Demi membaca itu... timbul sebersit perasaan bersalah dan khawatir untuk ayah tiri nya itu. Entah begitu saja terbayang di benak Jane bagaimana wajah Jooan yang menunggu menatap keluar jendela mobil nya berkali-kali padahal Jane takkan muncul di sana.

' Aku ada tugas kelompok di perpus.. Ponsel kusilent.. Tunggu sebentar lagi .... '

Jane tanpa pikir panjang mengirim balasan chat nya itu dan bergegas menyambar tas nya juga memasukkan pakaian basahnya ke sebuah kantong plastik...

Namun sebelum sempat memakai sepatu nya, Jeno muncul keluar dari kamar mandi dengan rambut nya yang basah.. dengan sebuah handuk putih yang terlilit di pinggang nya.

Demi melihat itu, Jane meneguk ludah nya kasar dan entah kenapa kembali gugup. Jeno mendekat dan tersenyum lebar. Senyum nya adalah senyum termanis yang pernah Jane lihat.

" Kamu mau kemana....?", tanya Jeno melihat Jane yang nampak terburu-buru.

" Aa-aku pulang duluan ya... Pamanku ternyata masih menungguku di kampus... dia sedikit protektif sejak ibuku meninggal... " , gugup Jane.

" Oya....?? Pamanmu sangat baik ya.... ", gumam Jeno makin mendekat.

Sekilas Jeno mencium pipi Jane dan memeluk nya dari belakang. Membuat Jane dikuasai wangi sabun yang menguar dari tubuh Jeno.

" Apa paman mu itu tampan..... ?", Jeno bertanya dengan nada aneh seraya mengendus belakang leher Jane membuat sekujur tubuh Jane merinding.

" Dd-dia ngga tampan kok.. dia sudah tua, Sayang..... apa kamu cemburu.....? ", Jane berusaha setenang mungkin.

" Gak cemburu sih.. hanya penasaran... kamu tidak ingin memperkenalkan aku dengan nya....?"

" Kurasa ngga perlu, Sayang... dia kolot dan mungkin ngga bolehin aku punya pacar...",

" Hm gitu ya... mungkin harus ketemu dulu baru dia yakin padaku..... ", ucap Jeno seraya menyodorkan wajah tampan nya tepat di hadapan wajah Jane.

" iya.. Nanti .. Pasti..", gugup Jane.

Jeno tersenyum mendapati ekspresi Jane yang mulai tertekan. Ia pun membelai lembut rambut Jane.. mencairkan sedikit ketegangan yang ia ciptakan.

" Jadi beneran sekarang sudah mau pulang...... ? Padahal aku masih rindu..... " ucap Jeno kembali bertingkah imut jauh dari sosok yang tadi seakan mengintimidasi Jane dengan aura nya.

" Kita bisa ketemu lagi weekend ini kan.... ", hibur Jane.

Binar bahagia terlihat di sorot mata Jeno.

" Okey.... dan kamu harus menginap denganku... mengerti...? "

Mata Jane melebar mendengar permintaan Jeno itu.

My Daddy My Crush ( M )Where stories live. Discover now