6. Schat (Harta)

468 84 59
                                    

😘vote
Dan komen emosi mu










Satu hari kemudian.
Seorang pengacara bernama Yoongi, sudah duduk bersama keluarga Van Osch di ruang tamu.
Dia merupakan pengacara kepercayaan pak Kim yang di amanati surat wasiat mendiang.
Ibu Nancy sudah sangat semangat. Ini yang dia tunggu selama ini.

Kepala Jungkook terangkat dan berbicara pada sang pengacara.
"Pak Yoongi, mohon maaf, bisakah kita tak membahasnya sekarang? Aku... "
Suaranya tertahan.. karena menjadi tak kuasa menahan rasa sedih nya mengingat pak Kim.

Pengacara itu terdiam.

"Maaf, pak. Istri saya masih belum bisa memikirkan pembahasan ini. Semoga anda mengerti kondisinya." Lanjut Johnson dengan sopan.

"Tak apa. Saya mengerti atas duka cita non Jungkook dan keluarga.
Baik, saya akan kembali lagi kesini jika kalian sudah siap. Hubungi saya via telpon, nanti.", pak Yoongi tersenyum tulus, dan membawa kembali tas kerjanya.
Membuat ibu Nancy kecewa dengan keputusan itu.















Suatu waktu dikala langit senja telah hadir, dan semua orang berada didalam rumah, Taehyung yang baru saja kembali dari perkebunan, menemukan sebuah mantel tergeletak di kursi taman.
"Ini.. mantel pria. Pasti milik Johnson. Apa dia lupa sampai meninggalkan mantelnya?", monolog Taehyung.

Ketika ia menarik mantel tadi untuk dibawa ke rumah, secarik kertas jatuh dari salah satu saku mantel.

"Apa itu?"

"Wangi aroma parfum....",
Taehyung mengernyit saat mencium aroma di kertas itu. Aroma yang sangat asing.
Dibukanya lipatan kertas tadi.

"Hmm, menarik."
Tanpa pikir panjang. Dia menyimpan kertas tadi ke saku mantelnya sendiri.















Pagi ini, dengan berat hati.. Jungkook harus rela lagi melepas keberangkatan Johnson yang terpaksa tak bisa berlama-lama di Daegu karena urusan perusahaannya.
Pandangan Jungkook sendu melihat mobil yang dikendarai suaminya semakin menjauh.

"Kau harus berusaha bangkit kembali menjadi orang yang kuat, anakku.."

Suara nasihat yang pernah dikatakan mendiang sang ayah terngiang-ngiang di telinga nya.

Dadanya sempat terasa sesak yang bercampur rasa rindu sekaligus sedih.

Jungkook berusaha menenangkan dirinya, mengusap air matanya, dan kembali bangkit menguatkan diri.





"Namjoon, aku ingin kau mengawasi pria ini.", titah Taehyung pada seorang pria koboi pemilik lesung pipi.

Namjoon menerima satu lembar foto Johnson dari Taehyung.
"Dia benar-benar pria tampan yang terlihat kaya raya dan idaman wanita. Kau menyukai pria ini juga?"

Bibir Taehyung mendecih.
"Ccih!
Itu bukan hal yang berhubungan dengan perintahku untukmu!"

Mendengar ketegasan sang bos, Namjoon menciut.
"Maaf, bos..
Baik. Saya jamin saya akan segera mengirimkan kabar tentang orang ini. Anda tak akan menyesal dengan kinerja saya."

Taehyung bangkit dari kursi.
"Bagus! Ingat! Jangan sampai ada yang mengetahui rencanamu."

"Siap, bos!"
















Dinginnya angin malam musim gugur, tak mampu menghalau kenikmatan seorang pengacara bernama Yoongi yang tengah santai menikmati bir nya di serambi rumah.
Hidup sendiri, membuatnya tak ada beban, tak ada tanggung jawab untuk segera masuk ke dalam rumah.
Sesekali, ia menyesap rokok dalam keadaan hampir setengah sadar.
Jangan salah, meski sedang mabuk, otak dan telinganya masih bisa menangkap suara dengan baik, seperti yang baru saja ia dengar.
Dari dalam rumah, terdengar suara langkah seseorang.

 Haat en Liefde 🔞-VK- (END)Where stories live. Discover now