Prolog

461 79 7
                                    

||0.4 Prolog||
||Asing dan Peti Mati||

"Kau akhirnya lulus smp ya kan. Ada rencana melanjutkan di mana?" (M/n) menenggelamkan perutnya di dada Yuuken yang berbaring di lantai sambil memainkan ponselnya. Entah mencari informasi sekolah atau menunggu saran dari temannya yang lain.

"Aku tidak tau, yah tapi semoga saja aku bisa bersekolah di tempat yang bagus. Sesuai keinginan Nenek" Yuuken menjawab, sambil sesekali membelai tanduk (M/n) yang berbaring malas di atasnya.

"Entah bagaimana, aku mendapatkan firasat kalau sesuatu yang besar akan menimpamu" (M/n) menguap, menggosokkan wajahnya pada dada Yuuken. Lalu menggerutu, kemarin dia mendapatkan pesan lagi dari orang itu. Yang menyuruhnya untuk bersiap.

Aneh

"Berhenti berbicara, aku tidak ingin mendengar sesuatu yang buruk dari mulutmu sekarang ini" Yuuken membalas dengan kekehan pelan. Antara pasrah dan menolak, karena setiap (M/n) mengatakan hal seperti ini. Itu akan benar-benar terjadi.

"Itu bukan berita buruk....mungkin" (M/n) menguap, lalu menutup matanya. Melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu tadi.

"Nah, jangan tidur di sini. Aku tidak mau kau mengeluh kedinginan di pagi hari karena tidur di lantai." Yuuken menepuk pipi (M/n) pelan. (M/n) mengerang, menguap dan memindahkan keduanya ke dalam kamar Yuuken.

"....naga sialan" Yuuken menggerutu kesal. Mengambil selimut dan menutupi tubuh (M/n) sekaligus tubuhnya.

(M/n) hanya bersenandung pelan. Dia sudah sangat mengantuk, menunggu Yuuken merayakan kelulusannya bersama teman-temannya sampai sore hari. (M/n) yang kelaparan, hampir merasa dirinya mati. Berbaring seperti mayat di depan pintu masuk. (M/n) langsung berbinar ketika melihat Yuuken pulang. Walaupun hari sudah gelap, hampir jam 7 malam.

"Ayo tidur, besok kau harus membayar semuanya" (M/n) cemberut, meremas pinggang Yuuken. Dia di tinggal kelaparan di rumah, sendirian.

"Baik-baik, ayo tidur. Besok aku juga harus melihat-lihat sekolah" Yuuken mengangguk setuju. Meletakkan ponsel nya, Yuuken memeluk kepala (M/n) yang tidak pindah dari dadanya.

"Malam Yuu..."

"Selamat malam"

~×???×~

Yuuken mengerutkan kepalanya kesal. Mendengar suara berisik samar yang mengganggu tidurnya. Menggerutu, dia juga tidak merasakan tangan yang melilit tubuhnya. Menghela nafas lelah, Yuuken mengira jika (M/n) membobol kembali Kulkas untuk mencari sesuatu yang bisa di makan. Tenang, dia kembali melanjutkan tidurnya.

"Ah sial, aku harus cepat mengambil seragamnya sebelum ada yang melihatku" Yuuken mengerut ketika mendengar suara asing di telinganya.

"Kenapa berat sekali, aku seperti mengangkat beban 1 ton!" Yuuken membuka matanya. Netra hitamnya membulat tidak percaya ketika melihat kegelapan.

"Apa ini....dimana (M/n)?" Yuuken mengerutkan kening. Merasa khawatir ketika tidak melihat naga emas yang selalu menempel padanya.

"Grrr, aku tidak punya waktu banyak, Mya-Ha!!!" Yuuken kaget ketika merasakan suhu yang naik secara tiba-tiba. Melihat api biru yang berkobar, Yuuken tentu saja panik.

"Bwaaah Api!" Teriaknya kaget, tapi melihat api yang hanya membakar tutup di atasnya. Yuuken menghela nafas lega.

"Sekarang untuk mengambil barang yang aku butuhkan....GEH!!Kenapa kau bangun, kau seharusnya tidak bangun!?!" Monster kecil dengan wujud kucing itu menjerit cemas dan ketakutan.

"Apa ini....musang yang bisa berbicara?" Yuuken bertanya dengan bingung. Keluar dari tempat yang sekarang dia lihat adalah peti mati.

"Bagaimana...Beraninya kamu. Aku bukan musang. Aku Grim, penyihir yang luar biasa!" Makhluk itu, Grim, menyalak dengan marah. Tangan dengan cakar itu menunjukkan ke arah Yuuken. Lalu berpose dengan seringai percaya diri di wajahnya.

Little Goldy (Twisted Wonderland x M.Reader) Where stories live. Discover now