Chapter:05🍋

9.9K 829 35
                                    

Happy reading..
🍋

🍋

🍋

20:15 Kst.

Jeno berjalan menyusul kekamar beomgyu disaat kedua orang tuanya juga belum turun disaat jam makan malam hampir selesai.

"Lagian kenapa mama sama papa lama banget sih?" Ucap Sua yg dijawab dengan gelengan kepala oleh mereka semua.

Tumben sekali hari ini.

PRANG!!

Tubuh Jeno tertegun ketika mendengar suara pecahan barang dari dalam kamar beomgyu.

"Om Jaehyun marah?" Bisik Jay.

"Nggak tahu" Jawab Sua dengan suara pelan.

"Apakah kau tahu bahwa prilaku mu itu melukaiku?! Apakah kau pernah berpikir sebelum melontarkan perkataan kasar pada ku?! Apakah kau pernah memikirkan keadaanku?! Aku bahkan yakin kau adalah orang yg paling bahagia saat aku mati nanti!!"

Mereka terdiam ketika mendengar ucapan Beomgyu dengan nada tinggi tersebut.

"Beomgyu" Lirih Mark.

" Aku tidak sejahat itu"

"Apa aku begitu menjijikkan hingga ayah membenciku? Apakah aku tidak sesempurna orang lain hingga kau selalu marah padaku dan memukulku? Apakah aku anak yg tidak diharapkan hingga kau mengabaikanku? Apakah aku memang tidak seberarti itu?"

"Aku takut setelah ini kau akan membunuhku, berada didekatmu membuatku merasakan krisis hebat"

"Maafkan papa"

"Kau tidak salah karena pada dasarnya aku yg salah, salah berharap pada seseorang yg salah, salah karena muncul dikehidupan kalian, salah karena tidak mati lebih awal"

Deg!

"BEOMGYU!!"

BRAK!!

Teriakan panik itu memutuskan acara menguping mereka. Jeno dengan panik langsung menerobos masuk yg membuat pintu berdentum kuat.

"Papa"

"Panggil dokter kim jeno" Titah Jaehyun yg diangguki oleh Jeno yg dengan cepat mendial nomor Pamannya tersebut.

Sedangkan Jaehyun membaringkan tubuh lemas Beomgyu keatas ranjang dengan wajah cemas.

Mata itu terpejam dengan wajah pucat. Jejak air mata masih terlihat dipipi putih tersebut.

Taeyong mengusap surai Beomgyu sembari terus memanggil nama sang putra.

Jaehyun meraup wajahnya kasar. Mark melempar pandangan dengan Yeonjun lalu kembali menatap sang adik yg masih dalam keadaan pingsan.

"Yg lain mohon keluar, Saya akan memeriksa Beomgyu" Ucap dokter kim yg baru datang dengan nafas tersengal,tampaknya ia lari sepanjang jalan menuju kamar.

Mark dkk berjalan keluar dari kamar Beomgyu dan memilih menunggu diluar kamar.
🍋

🍋

🍋

Medika Hospital. Jakarta.
22:15 Wib.

Shin Yiu mengusap punggung tangan putranya lembut. Menatap wajah tampan yg masih tertidur lelap dengan tatapan sendu.

Beomgyu mengalami kondisi kritis karena pendarahan di kepala yg diakibatkan oleh benturan kuat.

"Putra mama kapan bangun hm? Katanya ingin photo keluarga, Ayo kita photo keluarga tapi kamu harus bangun dulu"

Rasa penyesalan menyeruak membuat air mata menetes tak terbendung. Andai saja...hanya kata andai sebagai penghibur hati yg lara.

"Beomgyu...bunda kangen, Kapan kamu bangun hm? Disana indah banget ya sampai kamu betah disana?"

Abraham menatap sang istri dengan tatapan sendu. Dirinya merasa gagal menjadi ayah dan pemimpin keluarga.

Jika dirinya ayah yg baik tidak mungkin putranya mengalami kondisi ini, Kondisi dimana putranya berada diantara hidup dan mati.

"Maafkan ayah beomgyu"

Hanya itu kalimat yg bisa ia ucapkan. Putranya masih terbaring tak berdaya dan ia takut jika putranya menyerah padanya.

Beomgyu hanyalah manusia biasa yg sewaktu-waktu dapat menyerah dan jika hari itu datang maka abraham tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.

"Ayah sakit..beomgyu janji akan dapat nilai yg lebih bagus"

"Hanya belajar saja kamu tidak bisa?! Apa yg bisa kamu lakukan selain memalukan nama baik saya?!"

"Ayah maaf"

"Memalukan! Kenapa saya harus memiliki putra setidak berguna kamu!! Kenapa tidak mati saja?!"

"Ayah...hiks"

Ingatan 2 hari lalu selalu teriang-iang dikepala Abraham. Sehari sebelum tragedi ini terjadi, tragedi yg hampir saja merenggut nyawa sang putra.

Ia takut beomgyu akan mematuhi perintahnya, karena pada dasarnya beomgyu memang anak yg penurut, terpaksa menurut lebih tepatnya.

Abraham menatap kedua tangannya, tangan yg ia gunakan untuk melukis di tubuh sang putra.

Lukisan abstrak yg terdapat dipunggung dan dada sang putra yg selalu menangis terisak dan memanggil namanya saat ia melukisnya.

"Ayah takut Beomgyu" Gumam Abraham.

Ia takut tidak diberi kesempatan untuk menebus semuanya oleh tuhan, Ia takut tidak bisa mendengar panggilan manis dengan nada khas putranya tersebut.

Takut tak bisa melihat ekspresi diwajah tampan sang putra, ia takut jika dirinya harus melihat tubuh itu terbaring dengan jas mewah yg melekat di tubuh itu.

"Beomgyu bangunlah nak, ayah mohon"

Tanpa mereka sadari bahwa Beomgyu sedari tadi disana dalam bentuk transparan. Mendengar semua ucapan dan permohonan sang ayah dan bundanya.

Ia tidak menangis, hanya diam dan menatap tubuhnya dengan tatapan kosong.

"Beomgyu ayo kembali..waktumu untuk kembali hampir habis" Ucap Beomie.

Beomgyu hanya melirik remaja disebelahnya lalu mengangguk tanpa berbicara.

Ia memang berjumpa dengan beomgyu asli yg sudah tenang didunia sana dan meninggalkan tubuhnya bersamanya.

Menceritakan semuanya dan mengajaknya berjalan-jalan serta mengajaknya mengunjungi raga lamanya.

"Selamat tinggal ayah bunda, Jika Tuhan memperbolehkan maka kita akan bersama lagi" Lirih Beomgyu lalu menghilang.
🍋

🍋

TBC
vote and koment guys..

Transmigrasi BeomgyuWhere stories live. Discover now