Chapter:04🍎

10.8K 902 64
                                    

Happy reading
🍎

🍎

🍎

Tok...Tok...Tok.

"Beomgyu mama masuk ya"

Beomgyu yg baru saja keluar dari toilet hanya menatap datar pintu kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu meraih ponsel yg ia letakkan diatas bantal dan memainkannya.

Cklek..

Pintu kamar dibuka oleh Taeyong yg kini berjalan masuk membuat Beomgyu menatap mereka datar.

Jaehyun menatap isi kamar beomgyu yg jarang ia kunjungi bahkan hampir tidak pernah.

"Ada apa?" Tanya Beomgyu.

"Ayo turun, Kita makan malam bersama" Ucap Taeyong sembari mengulas senyum manis kearah Beomgyu.

"Keluarlah, aku tidak lapar" Balas Beomgyu lalu memainkan ponselnya membuat Jaehyun mengepalkan tangannya.

Perubahan beomgyu membuatnya tak nyaman, perubahan yg membuat Beomgyu berubah menjadi acuh tak acuh padanya dan juga anggota keluarga lainnya.

"Beomgyu jangan keras kepala, Kamu baru pulih dan kamu belum makan apapun sedari siang" Ujar Taeyong.

"Keluarlah, aku tidak ingin makan bersama kalian dan aku akan makan jika aku lapar"

Taeyong menghela nafas lalu menoleh kearah Jaehyun dan menggelengkan kepalanya.

"Beomgyu berhenti bersikap kekanak-kanakan" Desis Jaehyun.

Beomgyu menurunkan ponselnya dari pandangannya, menatap Jaehyun yg tengah menatapnya dengan tatapan dingin.

"Keluarlah, Aku tidak ingin berdebat kali ini" Balas beomgyu membuat Jaehyun meradang.

SRETT!

Lelaki itu berjalan menghampiri beomgyu menariknya hingga remaja itu bangun dari kasur dengan kasar.

"Jaehyun!"

"Berhenti bersikap kekanak-kanakan beomgyu! Aku tidak punya waktu untuk meladeni mu" Ucap Jaehyun.

Beomgyu menyentakkan tangannya hingga cengkraman Jaehyun pada pergelangan tangannya terlepas.

"Sejak kapan kau memiliki waktu untukku? Sejak kapan?! Kau hanya memiliki waktu untuk kedua putramu!"

"Kau juga putraku"

"Omong kosong! Jika aku memang putramu kenapa kau tidak pernah memerankan peran ayah kepadaku?! Apakah kau tahu makanan kesukaanku? Hobiku? Warna favorite ku?!"

".........."

Jaehyun terdiam. Tak menyangkal satupun ucapan Beomgyu karena memang itulah fakta yg ada.

Tidak ada satupun tentang beomgyu yg ia ketahui karena ia membenci putra bungsunya itu namun itu dulu.

Sekarang ada rasa kehilangan yg begitu menyesakkan setiap kali ia bertatapan dengan tatapan Beomgyu.

Tatapan teduh yg menenangkan kini berubah menjadi tatapan kebencian dan permusuhan yg sangat terlihat jelas.

"Kau memanjakan kedua putramu hingga tahap ekstrim! Membersihkan namanya setiap kali mereka berbuat salah!! Menghukumnya dengan ringan meskipun kesalahan yg mereka lakukan berat!!"

"........."

"Kenapa denganku kau berbeda?! Kau berubah menjadi sosok iblis ketika berhadapan denganku!! Menghinaku! Memukulku! Yg notabene nya adalah darah dagingmu!!"

"........."

"Aku putramu!! Sama seperti mereka! Bahkan kau hanya diam ketika kau sendiri tahu aku dirundung oleh mereka setiap harinya!! Apa yg kau lalukan saat tahu itu?! Menghukum mereka? Menamparnya? Memarahinya? Tidak! Kau hanya diam dan malah memarahiku karena terlalu lemah disaat kau tahu bahwa aku adalah korbannya!!"

"........."

Taeyong terisak sembari menundukkan kepalanya sedangkan Jaehyun terdiam dengan tangan terkepal.

Menahan perasaan sakit yg menyesakkan dadanya ketika beomgyu mengeluarkan keluh kesahnya selama ini.

"Apa kesalahanku hingga kalian begitu membenciku?" Tanya beomgyu dengan tangan yg meremat ponselnya kuat.

"Kami tidak membencimu" Jawab Jaehyun sembari menatap manik yg berkaca-kaca didepannya.

"Tidak membenci? Jika tidak membenci kenapa kalian memperlakukanku seperti itu? Jika tidak benci lalu apa?"

Air mata tersebut menetes ke pipi putih tersebut. Beomgyu memejamkan matanya ketika merasakan rasa sesak didadanya.

"Aku hanya butuh kasih sayang dan perhatian. Aku melakukan itu semua karena aku kurang kasih sayang dan perhatian" Lirih Beomgyu lalu membuka matanya.

"Apakah aku salah? Apakah aku salah meminta kasih sayang dan perhatian pada keluargaku sendiri?! Kenapa kalian justru menjadi luka terbesar disaat seharusnya kalian menjadi pelindung?!"

"Beomgyu"

PRANG!!

Ponsel seharga ratusan juta tersebut dilempar tepat ke Jaehyun yg berhasil menghindar dan mengenai Guci di belakangnya.

Guci terjatuh dan jatuh berkeping-keping diatas lantai.

"Apakah kau tahu bahwa prilaku mu itu melukaiku?! Apakah kau pernah berpikir sebelum melontarkan perkataan kasar pada ku?! Apakah kau pernah memikirkan keadaanku?! Aku bahkan yakin kau adalah orang yg paling bahagia saat aku mati nanti!!"

Jaehyun Menggelengkan kepalanya, menyangkal ucapan beomgyu. Sejahat-jahatnya dirinya ia tidak akan pernah bahagia disaat putranya meninggal.

"Aku tidak sejahat itu" Bantah Jaehyun.

"Beomgyu hiks" Isak Taeyong.

Beomgyu mengepalkan tangannya lalu menundukkan kepalanya. Ingatan tentang kehidupan pertamanya menyeruak masuk, menghadirkan rasa sakit dan amarah pada dirinya.

"Apa aku begitu menjijikkan hingga ayah membenciku? Apakah aku tidak sesempurna orang lain hingga kau selalu marah padaku dan memukulku? Apakah aku anak yg tidak diharapkan hingga kau mengabaikanku? Apakah aku memang tidak seberarti itu?" Racau beomgyu.

Jaehyun berjalan mendekati tubuh mungil tersebut, memeluknya erat untuk pertama kalinya.

"Pelukanmu hangat tapi menyakitkan" Gumam beomgyu.

"Aku takut setelah ini kau akan membunuhku, Berada didekatmu membuatku merasakan rasa krisis hebat" Racau beomgyu.

"Maafkan papa "

"Kau tidak salah karena pada dasarnya aku yg salah, salah berharap pada seseorang yg salah, salah karena muncul dikehidupan kalian, salah karena tidak mati lebih awal"

Air mata Jaehyun menetes begitu mendengar gumaman beomgyu yg kini memejamkan matanya lalu kehilangan kesadaran.

"Beomgyu!"

Hanya teriakan itu yg terakhir kali ia dengar sebelum dirinya benar-benar kehilangan kesadaran.
🍎

🍎

🍎

TBC
vote and koment guys..

Transmigrasi BeomgyuWhere stories live. Discover now