28. when Louisa came to Indonesia

46 4 0
                                    

_Hae - van - theia_

"Total nya jadi 618.800 rupiah kak. Pembayaran nya ingin menggunakan debit atau kredit?" ucap kasir berseragam hitam sembari menyebutkan total keseluruhan belanjaan milik Louisa yang tampak menggunung di kantong warna hitam tersebut.

"Debit," kata perempuan mungil itu, merogoh saku jaket nya untuk meraih dompet milik nya yang seperti nya tidak mampu Louisa temukan. Louisa tersenyum canggung, perasaan nya mendadak tidak enak ketika sama sekali tidak menemukan dompet milik nya.

Ah sial, seperti nya tertinggal di dalam mobil Nathan dan dengan angkuh Louisa menyuruh pria itu pergi ke hotel tanpa mengecek kembali dimana ia menaruh dompet nya.

"Sorry, boleh—"

"—digabung sama saya aja mbak. Dua item ini sama belanjaan perempuan di sebelah saya," sela seseorang menginterupsi perkataan Louisa. Louisa lantas tersentak dan menoleh ke asal suara.

Ditemukan nya laki-laki dengan raut jutek nya menyerahkan dua buah kaleng soda ke meja kasir. Mbak-mbak kasir yang semula melayani belanjaan milik Louisa pun segera menscan dua soda milik pria itu. 

Selepas membayar belanjaan milik pria itu sendiri yang digabung dengan milik Louisa, laki-laki itu lantas meraih kantung besar milik perempuan disebelah nya dan melangkah lebar menuju lift berada.

"Wait, wait, wait. Can I get my grocery bag?" seru Louisa dengan berlari kecil mengejar langkah laki-laki asing di depan nya, yang entah mengapa jalan nya lebar sekali.

Laki-laki itu berhenti dan berbalik badan. Menyodorkan kantung besar kepunyaan perempuan yang mengejar nya tanpa aba-aba dan nyaris mengenai wajah mungil perempuan itu bila saja Louisa tidak segera menghindar.

"Lain kali kalau nggak mampu bayar nggak usah sok-sok an belanja banyak. Nggak punya malu lo dilihatin orang lain karena nggak bisa bayar dengan belanjaan lo yang menggunung itu?" Pedas. Pedas sekali perkataan nya membuag hati Louisa terasa sedikit tercubit. Namun disamping itu Louisa sadar bila itu merupakan kesalahan nya, tapi apa tidak bisa di omongi baik-baik? At least jangan pedas banget perkataan nya.

"Sorry," cicit Louisa menunduk.

Laki-laki di hadapan nya menghela napas pelan. "Gue nggak ada waktu buat ladenin bocah kayak lo."

"But, stranger, thanks for paying my groceries. Boleh minta nomor kamu? Aku mau ganti 618 ribu yang kamu keluarin buat bayar belanjaan aku."

"Lo modus ya?"

What the hell? Louisa menaikkan sebelah alis nya dengan padangan yang berubah aneh menatap laki-laki asing menjulang di depan nya. "Dari mana—"

"I said, I don't have time for this." Tanpa kata lagi setelah nya laki-laki itu berlalu dari hadapan Louisa, lagi dengan langkah yang lebar.

"Alastair, why'd you didn't tell me that indonesia has so much different since I came here last time?" gumam Louisa menatap jejak kepergian Jaguar hitam yang membawa laki-laki asing itu pergi melesat jauh.

Dering telepon dari ponsel nya memecah atensi Louisa. Segera perempuan itu mengangkat nya dan ternyata panggilan tersebut berasal dari sang ayah.

"Halo? Lolo abis belanja cemilan. Nathan? Oh nggak, Lolo nggak bersama Nathan. Aku minta Nathan pergi ke hotel duluan."

"Oke, oke. See you in three days, daddy. Bye, love you too," putus Louisa kemudian mematikan sambungab telpon nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Haevantheia : AtychiphobiaWhere stories live. Discover now