haiii! update lagiii! akhirnya udah sampai end aja nihhh! bakal kangen sama triangle huhu:(
•••
Overdosis pil penenang.
Aqeela termenung mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Ia menatap jendela besar yang menjadi tempat favoritnya akhir-akhir ini. Sudah lima tahun, tapi tidak ada yang berubah dari kondisinya.
Gadis berambut sebahu dengan setelan jas formalnya itu menghela nafas panjang.
"Aqeela?" tampak Saski menyembul dari pintu kamar apartemennya.
Aqeela menoleh dan tersenyum. "Kenapa Kak?"
"Kamu tumben nggak ke rumah sakit? Nggak kangen emang?" tanya Saski heran.
"Bosen ah ke rumah sakit terus," kekeh Aqeela.
"Dihh bosen katanya, orang kamu juga kalo sibuk masih sempet ke rumah sakit jenguk ayang," cibir Saski. Aqeela cengengesan.
"Besok jadwal aku cuci darah, jadi sekarang nggak ke rumah sakit dulu." Aqeela memaksakan senyumnya.
Saski terdiam beberapa detik. Kemudian ia mendekati Aqeela dan memeluknya. Aqeela terkejut, tapi memilih diam.
"Kakak tau kamu kuat."
Aqeela mendengus. Ia benci keadaan ini.
•••
Bunyi mesin ECG (electrocardiogram) memenuhi ruang bernuansa putih dengan bau obat-obatan. Aqeela dengan setelan khususnya memasuki ruangan berisi seorang lelaki tersebut. Rassya, sudah lima tahun terbaring lemah di ruangan yang begitu Aqeela benci.
Dia membenci ruangan ini tetapi hampir setiap hari dia mengunjunginya. Lagi, air mata Aqeela membasahi pipinya. Banyak perubahan selama lima tahun ini, mulai dari fisik, mental, hingga kepribadiannya. Aqeela belum lama wisuda dan berhasil menjadi cumlaude, tapi rasanya begitu hampa mengingat ada seseorang yang begitu ia cintai tengah berjuang antara hidup dan mati.
"Rassya," lirih Aqeela. "Gue benci banget hari-hari harus nangisin lo."
Aqeela menyeka air matanya. "Lo brengsek Sya, bikin gue ngerasa bersalah terus."
Aqeela memegang tangan Rassya erat dan mengelusnya. Seraya menangis sesenggukan. Beberapa menit kemudian Aqeela memilih keluar karena tidak kuat.
Di luar ruangan Rassya, ternyata ada Saski dan Reynand yang menunggu. Kedua kakak kesayangan Aqeela yang selalu ada selama ia melewati hari-hari suramnya.
"Don't cry," ujar Reynand memeluk Aqeela dari samping.
Aqeela memaksakan senyumnya.
"Hari ini kita jalan-jalan mau?" tawar Saski. "Kata dokter, kamu kalo habis cuci darah harus makan yang banyak biar nggak lemes."
Aqeela tak menjawab, ia hanya mengangguk menuruti. Ia terlalu lelah hari ini.
"Ya udah kamu mau makan apa?" tanya Saski.
"Terserah," jawab Aqeela pelan.
"No no! Nggak ada kata terserah yaa!" kesal Saski membuat Reynand terkekeh.
ESTÁS LEYENDO
TRIANGLE [END]
FanfictionCerita sederhana yang menceritakan tentang tiga manusia yang bersahabat. Tumbuh dan berkembang bersama sejak kecil. Susah senang mereka bersama. Hingga memasuki jenjang SMA, perubahan mulai terlihat. "Gue lama-lama juga muak sama lo!" pekik seorang...
![TRIANGLE [END]](https://img.wattpad.com/cover/313273857-64-k531926.jpg)