Prolog

10 1 0
                                    

𓏲˖.HAI, HAPPY READING YAA!♡̷̸𓂃
jgn lupa vote, komen, dan follow
———
aurelliaznp thnk u lop

•••

Anak perempuan yang rambutnya pirang panjang itu menunduk, menatap kolam dari atas balkon kamarnya. Mata dan hidungnya sedikit memerah. Tak selang lama pintu kamar terbuka, menampakkan anak laki-laki dengan tawa yang ditahannya ketika melihat anak perempuan itu. Anak perempuan dengan seragam merah putih yang belum diganti, rambut berantakan, belum lagi ingus yang ia tahan tidak keluar-keluar.

Anak laki-laki itu menghela nafas, "Mau minta maaf, tadi itu nggak sengaja kesenggol kuenya."

Ya, hari ini ulang tahun anak perempuan itu. Rencananya, nanti sore akan dirayakan bersama teman dekat. Namun pada saat kuenya sedang disiapkan, Vino yang iseng bermain tidak sengaja menyenggol kue ulang tahun Rachel. Melihat kue Hello Kitty-nya sudah tidak bermuka, Rachel marah dan masuk ke kamarnya.

 Melihat kue Hello Kitty-nya sudah tidak bermuka, Rachel marah dan masuk ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal, mamah Rachel mengatakan nanti akan diganti dengan kue yang baru. Tetapi Rachel tetap saja ngambek walaupun Vino berusaha membujuk.

Rachel tak menjawab, hanya ekor matanya melirik tajam Vino.

"Chell," rengek Vino memelas.

"Ck, yaudah deh. Jangan main ke rumah Vino lagi!" ucap Vino yang ikut ngambek meninggalkan kamar Rachel.

Rachel membalikkan badannya dan hendak mengejar anak yang seumuran dengannya itu, "Loh, Vi-"

*Bughhh..

"Bundaaaa!" tangis Rachel pecah saat lututnya mencium lantai. Vino yang baru sampai ujung pintu tertawa menyaksikan Rachel terpeleset.

"Udah nggak usah nangis, makanya kalau baru pulang sekolah itu sepatu langsung dilepas, terus ganti baju. Nggak pernah dengerin Bunda sih," omel Tari-Mamanya Rachel, sembari membereskan obat P3K. Atensi Tari teralih pada anak laki-laki seumuran anaknya.

"Vin, mau pulang kapan?"

"Entaran, Mah,"

"Mama mau ke belakang dulu ya."

Sudah rutinitas Vino memanggil orang tua Rachel dengan sebutan Papa-Mama, sedangkan memanggil orang tuanya sendiri dengan sebutan Ayah-Bunda. Begitu juga dengan Rachel, anak perempuan itu juga memanggil Ayah-Bunda jika bertemu dengan orang tua anak laki-laki itu.

Selang beberapa menit setelah Tari keluar dari kamar Rachel, Vino merebahkan tubuhnya di samping anak perempuan itu.

"Masih sakit, Chel?" tanyanya sambil menekan lutut bengkak Rachel.

"Sakitlah!" bentak anak perempuan itu. Sedangkan yang dibentak hanya nyengir tanpa dosa.

"Maafin Vino, ya?!"

"Tapi kalau Rachel maafin Vino, Rachel boleh main ke rumah Vino lagi kan?"

"Iya."

Wajah sumringah Rachel terpampang jelas setelah jawaban yang Vino lontarkan.

"Rachel ngantuk mau tidur," gumamnya.

Vino bangun dari tidurnya, "Yaudah tidur, Vino mau ke bawah,"

"Jangan!" cegah Rachel ketika melihat Vino beranjak dari kasurnya.

Vino yang udah hafal dengan sifat manja Rachel menghela nafas kesal.

"Yaudah Vino temenin tidur, tapi cepetan! Vino mau main layangan," ujarnya. Lebih baik ia menuruti kemauan Rachel daripada telinganya sakit mendengar Rachel menangis lagi.

"Vino jangan pergi dari Rachel, ya?!" ucap Rachel memastikan.

"Iya, Chel."

Anak perempuan itu membenarkan selimutnya. Perlahan mata anak itu terpejam hingga mimpi menyerangnya.

 Perlahan mata anak itu terpejam hingga mimpi menyerangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ʚ♡⃛ɞ  𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅..

Between You and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang