01

2.8K 173 1
                                    

Zhevelice, gadis itu terdiam membisu. Tubuhnya terpaku, tangannya mengepal erat, pandangannya menatap kosong, Sisa jejak air mata itu tampak begitu jelas. sekali lagi ia tatap pria yang 17 tahun ini menjadi suaminya. Dirinya tersenyum miris, mungkin hanya dirinya yang menganggap pernikahan ini sebuah hubungan. Nyatanya, pria di depan nya ini dengan tak berbelas kasih menyeretnya ke penjara bawah tanah untuk kesalahan yang dia sendiri tidak pernah ia lakukan.

“kenapa?” tanya velice pilu,

“ kenapa kau begitu membenciku?”

“apa salah ku? Apa kurang ku selama ini??”

Alfarest, pria itu hanya menatap wanita yang bersimpuh didepannya ini datar. Netranya menatap gaun gadis itu yang terlihat lusuh bertabur bekas darah akibat siksaan yang ia lakukan belakangan ini. Rasanya, semua siksaan  yang ia berikan seolah kurang, ia menginginkan hal lebih, ia ingin wanita tidak tau diri di depannya ini hancur berkeping-keping.

“aku selalu mencintai mu, aku selalu berusaha menjadi putri mahkota yang baik, aku mempertaruhkan segalanya untuk mu, lalu kenapa sedetikpun kau tak pernah melihatku!!”

Diam. tak ada balasan apapun dari alfarest. Sorotnya semakin mendingin di setiap velice berbicara, Seolah suara velice benar benar mengganggu gendang telinganya. Bahkan sekarang, dengan kurang ajar nya velice menyentuh kakinya yang berharga. Tapi alfarest tetap tak bergeming.

“tak ada”

Balas alfarest dingin, “kesalahan mu hanya satu,”

Sejenak velice terdiam. Pikirannya mulai kalut. Dugaan buruk mulai membayangi pikiran nya.

“ kau membuat elfriya ku menangis”

Bola mata velice melebar terkejut, jadi hanya karna elfriya, dia mengalami ini semua. Namun, belum sempat keterkejutan velice menghilang, netranya terlebih dulu menangkap gerakan tangan alfarest yang menarik pedang di pinggang nya dengan cepat.

“ untuk itu, kau harus mati”

Dan setelah itu, pedang di genggaman alfarest berhasil memisahkan kepala velice dengan tubuhnya.

Kesadaran velice menghilang. Seumur hidup nya. Ia tak pernah menyangka akan melewati takdir yang begitu tragis untuk nya.

Dan untuk elfriya....

Apa sekarang kau bahagia???

***

Alexa menutup novel ini kasar. Dengan kesal ia lemparkan buku ini asal di atas meja kerjanya. Nafas nya menghembus kesal. Ck, alexa benar- benar tak menyukai perempuan bernama zhevelice itu, sudah tau suaminya mencintai wanita lain, tapi dengan gobloknya dia justru mengemis cinta.

“bodoh!!” monolognya kesal.

“hei!! Kalau gue jadi lo, gue tinggalin tuh orang gila. Lagian lo tuh bego’ banget sih!!. Udah tau sampai kapan pun lo gak bakalan dilihat, ngapain pake acara bertahan segala. ishh, lo bener bener bego tau gak sih.”

Cerocos alexa kesal, ia hembuskan nafasnya lagi. kalo di pikir-pikir, ngapain ia uring uringan gak jelas seperti ini?. Alexa menggelengkan kepalanya heran. ia memutuskan untuk beranjak dari duduknya, kemudian mengambil tas, lalu melangkah keluar dari ruangan kerjanya. Hari ini jadwal alexa kosong jadi sebaiknya ia pulang saja ke apartement nya.

“ eh, dokter mau pulang??”

Tanya raya, salah satu perawat di rumah sakit tempat alexa kerja. alexa tersenyum tipis, kemudian ia segera menekan salah satu tombol di lift sehingga pintu lift itu tertutup.

“ iya, hari ini jadwal saya kosong. Jadi mendingan saya pulang saja” tukas nya enteng.

“ iya juga ya, jarang jarang lo saya liat dokter punya jadwal kosong seperti ini.”

Figuran BebasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang