06

996 94 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. hingga tak terasa velice hidup di dunia novel ini sudah 2 tahun lamanya. selama itu pula velice sudah tak tau tentang alur novel sudah berjalan seberapa jauh. yang jelas, dirinya hanya ingin hidup tenang-damai-tanpa di bayangi oleh kematian yang menghantuinya.

beberapa hari yang lalu, pihak kerajaan menginformasikan pengiriman pasukan bantuan yang akan di pimpin oleh Simon ke perbatasan. menurut novel yang di baca velice di kehidupannya dulu, pada masa ini situasi pertempuran memang memburuk. apalagi di tambah permasalahan intern dalam pasukan yang menjadi awal mula terpecahnya persahabatan ketiga tokoh utama.

dan untuk mengatasi situasi pertempuran yang semakin rumit ini, maka di kirimlah Simon ke medan perang sebagai pasukan bala bantuan. namun siapa sangka, bocah yang baru menginjak usia 15 tahun itu begitu genius dan ahli menyusun strategi. berkat bantuan Simon, perang yang harusnya berbuntut panjang ini bisa dimenangkan dalam kurun waktu 1,5 tahun. ini waktu yang sangat singkat bagi anak yang baru menginjak usia remaja. tapi bagaimana lagi, inilah dunia novel. dimana anak anak di paksa untuk menjadi dewasa di usia yang sangat belia.

sesuai cerita, jika dulu Simon akan dengan senang hati berangkat menuju perbatasan, namun kini, bocah itu justru merengek untuk tidak dikirim ke perbatasan. dan sekarang lihatlah, Simon si bocah yang kini menginjak usia 15 tahun itu mengerucutkan bibirnya dan terus mengikuti kemanapun velice pergi.

" ayolah velice, bujuk ayah. kau tega berpisah dariku??. kalo tidak ada aku nanti siapa yang akan menemanimu, kau pasti akan kesepian. sudah cukup ada kak Lucius disana yang mewakili keluarga kita, tidak perlu aku ikut campur kesana~."

velice menghembuskan nafasnya lelah. kalimat ini sudah berulang kali di ucapkan Simon untuk merayunya.

" ayolah, kau tau aku tidak bisa berpisah darimu. lagi pula aku masih terlalu kecil velice... kau tidak kasihan membiarkan anak kecil yang imut dan menggemaskan ini diterkam musuh??"

ujarnya memelas. velice meletakkan kuasnya. ia menoleh kesamping dan menatap Simon yang melihatnya dengan tatapan anak anjing yang memelas. simon bahkan mengedipkan kelopak matanya berulang kali berharap kakaknya ini akan luluh. kan, kalau kakaknya luluh, ayahnya pasti juga akan luluh. kalo ayahnya luluh, ayahnya bisa menentang raja dan raja tidak bisa menolak kalo itu keinginan ayahnya. hebat kan pemikiran simon??.

" kau tinggal berangkat saja Simon, kenapa harus memohon kepadaku?? aku tidak memiliki kuasa untuk membantumu..."

saut velice acuh. dirinya kembali memusatkan perhatiannya pada lukisan yang baru ia garap. kuas yang diambil velice menggores tiap garis horizontal, kemudian ia buat warna gradasi lalu memadukan dengan warna lain yang semakin menunjang hasil lukisannya.

simon tertegun, dari dulu dia selalu takjub saat melihat cara velice melukis. seolah dia melupakan mode ngambeknya. bocah itu justru asik memperhatikan tiap velice menggores tinta. menggerakkan kuas kuas nya. Simon sangat menyukai tiap gerakan itu.

seolah menyadari keterpukauan nya. Simon segera menggelengkan kepalanya. ia kembali merayu velice dengan tatapan memelas. biasanya gadis itu akan luluh kalau simon menggunakan ekspresi itu dan bertingkah manis padanya.

" kau benar benar membiarkanku pergi begitu saja velice?? kau kan bisa meminta pada ayah untuk menolak perintah kerajaan. kalau aku tetap pergi kesana yang ada aku akan mati lebih cepat. kau tidak takut aku mati??"

ujarnya dramatis dengan nada memelas dan bola mata yang ia buat berkaca kaca setelah mencubit pahanya sendiri.

" tidak masalah, aku rasa itu lebih bagus kalau kau harus mati disana. setidaknya kematianmu lebih berguna dan tidak memalukan nama keluarga"

balas velice acuh dengan tangan yang tetap setia menggoreskan kuas pada kertas kanvas di depannya. keberadaan simon yang terus merengek pada velice sedari tadi sama sekali tidak membuat fokus gadis itu terpecah. simon yang melihat respond acuh velice terperangah.

Figuran BebasWhere stories live. Discover now