15

835 69 0
                                    

waktu berlalu, robert menghabiskan waktunya untuk berlatih dan berlatih.
ayahnya mendidiknya dengan sangat keras dan hampir tidak pernah memberi waktu bocah itu untuk istirahat. lelah dengan segala tekanan dan pelatihan yang di lewatinya, robert memutuskan kabur. setidaknya ia ingin menyegarkan otaknya walaupun itu sebentar.

hingga tanpa sadar, di tengah perjalanannya, ia melewati hutan yang terletak di belakang kediaman duke
helbert. Saat itu, untuk kedua kalinya robert bertemu gadis itu. gadis yang selalu menghantui pikirannya. namun kondisi yang di temui robert sekarang cukup buruk.

dia, velice. tengah menangis dengan lutut yang berdarah. sejenak robert
bingung, untuk apa anak kecil sepertinya berkeliaran sendirian di hutan tanpa
di temani siapapun.

robert mendekat. kemudian berjongkok untuk melihat kondisi gadis itu.

" kenapa bisa begini??"

tanya robert tanpa menyembunyikan kekhawatirannya. velice mendongak menatap bocah kecil laki laki di depannya.

" kakak? kakak yang kehujanan waktu itu ya??"

robert tersenyum mendengar suara imut di depannya. ia menghapus air mata yang mengalir di pipi chubby velice. robert terkekeh menatap betapa imutnya velice saat menangis.

" iya, ini kenapa bisa luka??"

tanya robert lembut. sembari kembali memusatkan perhatiannya ke arah lutut gadis kecil itu yang berdarah.

" ...hiks...tadi velice jatuh waktu lali lali. jadinya velice beldalah..."

" kaki velice cakit, gak bica dibuat jalan.."

robert tersenyum lembut. ia mengelus rambut gadis itu pelan.

" gak papa. kita pulang ya, kakak gendong. nanti biar kaki elice di obati di rumah"

velice mengangguk, kemudian ia memiringkan kepalanya bingung

" elice?? elice itu ciapa?? kan nama velice itu velice"

robert terkekeh. ia mengacak rambut velice gemas. boleh tidak sih ia mengurung gadis imut ini untuk dirinya sendiri??.

" elice itu, nama panggilan dari kakak buat velice gak papa kan?"

velice menatap robert polos, kemudian mengangguk dengan senyum manisnya.

" ya udah.ayo, kakak antar elice pulang"

robert memposisikan dirinya dan kemudian menggendong velice di punggung. bocah itu segera berjalan menuju kediaman helbert.

" nama kakak itu ciapa?? velice gak tau nama kakak"

robert tersenyum. ia melirik velice di gendongannya. gadis itu tengah menyandarkan kepalanya di bahu robert hingga membuat sebelah pipi tembem gadis itu kegencet.

" nama kakak robert"

" lobet??"

" bukan lobet, tapi robert"

" iya lobet kan.."

" robert elice, bukan lobert"

" iya!! nama kakak itu lobet kan. velice tau kog. velice itu gak bica ngomong Lllll!!"

teriak velice kesal. gadis itu mengerucutkan bibirnya cemberut. sedangkan robert. bocah itu
sudah tertawa lucu. dia tidak tau kalo menjahili elicenya akan se-menyenangkan ini. elicenya ya?? robert tersenyum miring, sepertinya itu tidak buruk. ahh, robert hanya ingin hari ini tak terlewati begitu saja.

" ya sudah lah, mulai cekarang kakak velice panggil obet aja. bial mudah"
cemberut velice kesal.

setelah hari itu, hubungan robert dan velice semakin erat. mereka berdua sering bertemu diam diam di hutan belakang kediaman helbert. hingga tanpa terasa pertemanan mereka
berjalan satu tahun. begitupun dengan robert yang menyadari bahwa ia telah
jatuh hati sepenuhnya pada seorang velice. setiap hari perasaan robert semakin kuat. namun robert sadar velice masih terlalu kecil untuk mengerti sebuah cinta yang ia rasakan.

" kak obet tau gak--"

" enggak, orang elice belum ngomong kog"

" ish!! elice itu belum selesai ngomong tau!! kenapa di potong sih!!"

kesal velice dengan memukul mukul bahu robert. pukulan itu sebenarnya tak berasa apapun buat robert. namun dasarnya saja dia yang lebay. dengan alay nya ia berteriak kesakitan.

" sukurin!! siapa suruh bikin elice kesal!"

" elice jahat tau, elice udah gak sayang lagi sama kak obet??"

tanya robert dengan mata yang ia buat berkaca kaca. dia tau, velice paling tidak tega saat melihatnya akan menangis dan wajah yang terlihat menyedihkan. dan benar, muka kesal velice berganti khawatir bercampur sendu kemudian segera memeluk robert erat.

" kata siapa?? elice itu sayang sama kak obet. sayang~~ sekali. jadi kak obet jangan sedih~"

" bener? elice gak akan pernah ninggalin kak obet kan??"

tanya robert sendu dengan dirinya masih dipelukan velice.

" iya...elice janji kog. nanti kita akan sama sama terus se~lamanya"

senyum miring robert terbit. ia semakin mengeratkan pelukannya. elicenya sudah berjanji, dan dia tidak akan membiarkan gadis itu mengingkari janji itu. katakanlah dia licik. tapi robert tidak pernah peduli dengan itu semua. yang penting apapun yang ia inginkan akan ia dapatkan.

" oh iya, tadi kan elice mau ngomong. ngomong apa??"

tanya robert sembari melepaskan pelukan mereka.

" bentar lagi elice mau nikah lo.."

Figuran BebasWhere stories live. Discover now