05

1.6K 143 0
                                    

Velice melangkah menuruni tangga. di belakangnya Rachel berjalan mengikuti. netra gadis itu menangkap keberadaan cloud dan juga Simon yang tengah duduk di ruang makan. kening velice mengernyit, sejak kapan manusia beku itu ikut sarapan di ruang makan?? biasanya juga hanya dirinya dan Simon saja yang menempati ruangan itu. ahh, sudahlah. sebaiknya ia segera mendekat.

" selamat pagi papa!!"

" selamat pagi simon!!"

sapa velice ceria. gadis itu segera melangkah dan duduk di samping Simon.

"pagi velice.." balas Simon menyebalkan. hei,dia lebih tua dari Simon. dan bocah itu seenaknya memanggil nama dia tanpa embel embel 'kakak', ck.

" hm"

nah, yang ini pasti tau siapa yang menjawab bukan??. kenapa velice baru sadar sugar Daddy yang sayang nya ayah tubuh ini berdamage saat mengucapkan kalimat itu. apalagi pria itu benar benar HOT. catat HOT. hah, coba saja pria itu bukan ayah kandungnya. sudah pasti ia akan menjadikannya sugar Daddy.

tukk

"uhh"

velice memberengut kesal menatap Simon, tangan nya terulur mengusap kepalanya pelan. bocah itu dengan sangat menyebalkannya memukul kepala velice.

" apa yang kau lihat velice, matamu seperti akan keluar menatap ayah dengan tatapan menahan berak"

senyum mengejek Simon terpatri jelas di penglihatan velice. dan itu membuat velice melayangkan pandangan membunuh kepada bocah yang duduk di samping nya. oh tentu, tatapan membunuh velice itu tak akan mempan untuk Simon. bahkan tatapan itu berhasil membuat cloud tersenyum tipis. catat tipis, sangat tipis sampai orang tidak tau jika pria beku itu akan tersenyum.

" hei, sudah berapa kali ku bilang, panggil aku kakak, Simon. aku lebih tua dari mu, seharusnya kau lebih sopan kepadaku."

" oh benarkah??" ejek Simon dengan senyum menyebalkannya.

" aku lebih tinggi darimu. lihat bahkan wajahmu saja tidak ada pantas pantasnya menjadi kakak ku. jadi jangan merasa tua , ADIK"

tukas Simon dengan menekan kan kata 'adik' kepada velice. senyum jail Simon semakin merekah. dia paling suka saat melihat raut kesal kakaknya ini. menurutnya itu sangat menggemaskan. padahal dia sendiri juga tidak sadar wajahnya juga sama menggemaskannya dengan velice.

" s i m o n"

tekan velice kesal. mungkin jika ini dunia komik, di sudut jidat velice sekarang pasti sudah muncul perempatan siku.

" cukup"

suara dingin itu berhasil membuat Simon berhenti terkekeh. tubuhnya membeku. dirinya segera menunduk dan melanjutkan makannya dengan tangan bergetar. sial, kenapa ia bisa lupa kalo ayah iblisnya berada disini.

" makan"

lanjut cloud datar. velice dan Simon segera menuruti perintah ayahnya. hei, tentu saja mereka masih ingin hidup untuk besok!!.

suasana ruangan makan benar benar hening. hanya suara denting sendok dan piring saja yang memenuhi suara di ruangan ini. Simon?? tentu saja bocah menyebalkan itu dalam mode antengnya. dia tentu akan berpikir dua kali untuk menjahili velice di hadapan pria menakutkan yang sialnya ayahnya itu. catat, pria itu belum jinak okey.

" ekhem..ayah"

panggil velice lembut yang di pendengaran simon seperti halnya suara mirip kucing kejepit yang minta di tampol. Simon yang mendengar serasa ingin memuntahkan kembali makanan yang baru saja masuk kedalam perutnya. dia tau pasti saat velice mengeluarkan suara seperti itu, pasti ada sesuatu yang dia inginkan. dan itu tidak jauh jauh dari merugikan dirinya.

Figuran BebasWhere stories live. Discover now