Garis hidupnya seakan sudah terbentuk dari kesalahan seseorang sebelum kelahirannya. Dan lebih parah lagi, gadis itu dipertemukan oleh "seseorang" itu secara tidak sengaja. Bagaimanakah akhir dari lika liku hidup gadis ini?
Apakah mereka bisa menyel...
"Harusnya Amin tau apa yang lo lakuin tadi hih!" geram Jihan sembari duduk lalu memasang sabuk pengaman di dalam mobil silver milik Win.
"Jangan! Rusak muka gue kalo dia tau..." ucap Win yang samaan masuk sama Jihan, wajahnya dibuat rada-rada memelas gitu. Menjijikkan.
Jihan mijit pangkal hidungnya, agak memalukan juga ngebayangin apa yang dilakuin Win dari tadi di kedai.
Kemana sih Win sok cool kaya es kutub yang dia kenal? Kok tumbenan sahabat piyiknya ini punya sifat yang berbanding kebalik sama biasanya hari ini. Ketuker sama Amin kali ya?
Tau ga si? Win banyak banget tingkahnya tadi. Ya...bisa dianggap diluar dugaan Jihan. Entah berapa porsi ramyeon yang udah lelaki itu tampung. Biasalah, ramyeon big fan udah jadi nama belakangnya. Terus saking gaduh nya dia cuma demi semangkuk mie- bisa dibilang ramyeon kelimanya hari ini, lelaki itu harus nahan malu sekaligus kecewa saat wajah dan ramyeon nya tiba-tiba nyium permukaan bumi secara bersamaan akibat kesandung. Kasian.
Lagi-lagi definisi "sudah jatuh tertimpa tangga pula" dipetik kembali. Mau kasihan tapi sayang persentase ngakak Jihan lebih mendominasi saat itu.
Win rn :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udahlah anjir jangan dibahas" kesal Win sambil mulai menancapkan gas mobilnya.
Coba aja liat, muka Win udah kusut kaya ijuk gitu Jihan masih cekikikan.
"Iya-iya maafin" kata Jihan habis menyelesaikan kekehannya lalu fokus ke pemandangan lalu lalang di depannya.
"Btw, sakit perut lo tadi udah hilang total kan?" tanya Win.
Iya, pas di restoran tadi Jihan ngeluh sakit perut. Aneh ya, secara yang makan pake porsi ga wajar itu kan Win, kenapa yang sakit perut malah Jihan?
Jihan langsung menggeleng, "Udah ngga kok, nih buktinya gue bisa ngeroasting"
"Gila"
Lagi dan lagi Jihan cengengesan aja.
"Ga ada niat ke rumah sakit lo?" tanya Win lagi yang lagi benerin spion tengah.
Dan Jihan menggeleng lagi, "Cuma sakit perut biasa kok, ngga perlu ke dokter juga"
Win ngangguk paham dan lanjut dengan kegiatan menyetir nya yang santuy.
"Ehh Win Win!"
Ckitt!!
"Sialan, kenapa Ji!?"
"Hehe mampir dong, biasa buat nenek"
Win menghela nafasnya pasrah lalu membanting setir buat mengalihkan arah laju mobilnya itu tanpa berkata-kata saking keselnya dia sama gadis itu.
