⚘14--heart's content

37 20 1
                                    

──────────────────

up :  june 11th, 22

Dosen lagi menjelaskan di depan kelas tapi sayangnya materi itu terpental dari telinga Jihan. Mata gadis itu emang ngarah ke dosen beda dengan pikiran Jihan yang melalang buana entah kemana.

"Kok mereka berdua bisa saling kenal ya?"

Jihan melamun, telapak tangan yang awalnya menopang dagu nya perlahan menggeser ke pelipis tanpa disadarinya.

"Tapi kenapa pak Lee kaya keliatan ga peduli gitu"

Brak!

"Aduh.." Jihan mengusap-usap sikunya yang terbentur ke sisi bangku lipat yang ia duduki.

"Jihan, kamu ngantuk?" tanya dosen yang ada di depan kelas.

"Sana cuci muka kamu habis itu kembali kesini" ujar lanjut dosen itu pada Jihan.

Jihan ngangguk lalu berlalu permisi ke toilet. Gadis itu berusaha nutupin raut kagetnya, sungguh dia bener-bener malu.

Sampai di toilet, Jihan mulai membasuh dan mengeringkan wajahnya pakai tissue. Dan akhirnya Jihan nyadar kalo dirinya ada di tempat yang sama, saksi bisu penganiayaannya.

Jihan melangkah mundur dan dengan cepat membuka pintu dan berlari keluar dari lorong toilet.

Duk!

"Awh!"

Jihan menabrak tubuh seseorang, dengan cepat dirinya mendongak buat ngeliat wajah laki-laki yang ditabraknya.

Mata Jihan langsung memanas saat itu juga, dengan cepat ia menubruk tubuh lelaki yang ga lain oknum yang muncul di nightmare-nya, Haruto.

"Pabo ya!" bentak batin Jihan pada dirinya sendiri.

Jihan emang jarang ke toilet, tapi kenapa sekalinya ke sana dia dikasi kejutan!? Jihan heran banget sama kesekian "kebetulan" ini.

Lelaki itu cuma natap kepergian Jihan dengan tatapan dinginnya, langsung aja dia masuk ke lorong toilet itu seakan ga terjadi apa-apa barusan. Lagian dia males banget berurusan sama gadis yang kata Wonyoung "si perusak hubungan orang" itu.

°°°

Mobil pribadi Jihan melaju di tengah kota, suasana sore itu begitu jelas keliatan dari kaca mobil mewah itu. Jihan menatap lamat langit sore yang tercetak cantik di depan matanya. Lee Jeno yang ngeliat Jihan dari kaca pengemudi langsung tersenyum tipis,

"Nona ada masalah tadi di kampus? Kok wajahnya agak pucat gitu"

Jihan spontan menoleh ke Jeno yang asik ngendaliin setir, "Ada sih tapi dikit"

"Ga mau cerita ke bapak?" tanya Jeno sambil melirik sedikit ke kaca pengemudi.

Jihan sekilas terkekeh, "Masalah anak remaja kok pak, ngga perlu dibahas"

"Bapak juga pernah muda kali nona. Tapi, masa itu kelam buat bapak" kekehan Jeno mereda digantikan sama raut kecewa yang terlihat jelas pada wajahnya.

Mendengar kata pria dewasa itu, Jihan jadi penasaran. Apa ada sesuatu di masa lalu pak Lee Jeno?

"Yaudah kalo nona ga mau cerita gapapa" Jeno tersenyum ke arah Jihan.

"Emm pak Lee"

"Kenapa nona?"

"Bapak sebelumnya kenal bi Karin?"

Jeno terdiam, ga ada sepatah pun kata yang keluar dari bibirnya.

"Ada masalah diantara kalian?" lanjut Jihan.

AwareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang