"Hyerin sayang bangun nak."Ucapnya sambil mengelus puncuk kepala hyerin dengan lembut.
"Ayah?sejak kapan ayah disini "Tanya hyerin dengan setengah mengantuk.
"Sejak tadi,ayah tak tega membangunkan mu nak."Ucap sang ayah sambil tersenyum.
"sekarang bangun mandi terus turun buat sarapan."
"Iyaa ayah."
"Yasudah ayah kebawah dulu."
"Iyaa."
Hyerin dengan malas bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
....
Hyerin kini tengah berada di meja makan dengan sang ayah suasana begitu hening tak ada satupun yang memulai percakapan hingga akhirnya hyerin sendiripun yang memulai percakapan dengan sang ayah.
" aku melihat sesuatu tadi malam."Ucap hyerin mengalihkan perhatian ayahnya yang tadinya menatap lantai kini telah menatap hyerin dengan heran.
"Dia kan orangnya ayah?"
"Maksudmu hyerin? Ayah tak mengerti."
"Aku melihatnya ayah,makhluk itu,iblis itu aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dia berdiri di ujung tangga dengan sayap yang terbentang lebar."
"Hyerin bagimana bisa kau melihatnya,sedangkan kau dan dia belum terikat."
"Aku tak tahu ayah. Dia benar-benar menyeramkan,ayah bisakah batalkan saja aku tak mau menikah dengannya."
"Tidak hyerin ini sudah keputusan ayah jadi jangan membantah."
"Tapi ayah."
"Sudah tak ada tapi-tapian sekarang siap-siap sebentar lagi acara ritualnya akan di mulai dan ingat jangan membantah ikuti apa yang ayah perintahkan."
"Iya ayah."
"Kembali ke kamarmu sekarang ayah sudah menyiapkan semuanya disana."
Hyerin sedari tadi menahan air mata kini menumpahkan semua tangisannya di dalam kamar terus berpikir bagimana nasibnya kedepan.
Bagaimana bisa ayahnya menjodohkannya dengan iblis,atau itu hanya bualan sang ayah saja yang sebenarnya ia akan di tumbalkan bukan di jodohkan,pikiran hyerin kemana-mana ia tak bisa berpikir jerni.
Mata hyerin tertuju ke arah gaun yang sudah ayahnya siapkan beserta perhiasan yang berada dia atas meja make up nya.
Dengan perlahan hyerin mendekati gaun tersebut dan memegangnya setelah beberapa menit diam dan hanya menatap gaun itu tiba-tiba hyerin di kejutkan dengan suara ketukkan pintu kamarnya. Dengan cepat hyerin membukakan pintu dan melihat beberapa wanita berpakaian hitam masuk kekamarnya dan memegang pergelangan tangannya dan mendudukkannya ke kursi.
