23.Queen of drama

10 4 0
                                    

Hai Hai Hai, dari part ini kebelakang tuh jadi part yang paling gua tunggu tunggu buat di jadiin cerita, karnaaaaaaa gak tahu juga kenapa bisa begitu.

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Athaya sampai di rumah dengan keadaan baju basah kuyup, rambut yang sudah acak acakan.

Di ruang tamu.

Keluarga Athaya sangat bahagia tanpa kehadiran  Athaya di ruang tamu itu, mereka berbincang bincang, namun Atensi keluarga itu teralihkan saat Athaya muncul di tengah-tengah keluarga itu.

"Dari mana saja kamu...?sekolah saja pulang nya sudah dari 2 jam yang lalu" Tanya papa Arkan sambil melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan nya.

"Main hujan" Singkat Athaya.

"Main hujan..? Kamu pikir kamu masih anak-anak apa, seharusnya kamu itu pulang sekolah pulang ke rumah, belajar, mau jadi apa kamu nanti, kalau sekarang kamu aja masih main-main kayak anak kecil, kamu lihat saudara kamu itu, dia pulang sekolah langsung pulang ke rumah dan belajar gak kayak kamu, prestasi bella juga lebih bagus dari kamu, malu papa punya anak kayak kamu!"marah papa Arkan.

"Udah ngomongnya? Sebelum anda berbicara seperti itu kepada saya, seharus nya anda ngaca! Paham!" Ucap Athaya dengan penuh penekanan.

"Sopan kamu berbicara seperti itu kepada papa kamu sendiri, anak tidak tahu diri" Cerca papa Arkan.

Plakkk...

Damn, suara tamparan keras itu membuat sang empu yang di tampar tertoleh ke samping.

Sekarang bukan rasa sakit yang menjalar di pipinya, tapi rasa sakit yang menggebu-gebu dalam hatinya, kenapa sekarang papanya dengan mudah bermain tangan seperti ini kepada dirinya.

"Papa nampar aku...?aku tahu ini bukan pertama kalinya papa nampar aku, KENAPA PAPA SETELAH MENIKAH DENGAN PEREMPUAN IBLIS ITU PAPA SERING BANGET BERMAIN TANGAN KE AKU PAH, PADAHAL INI KESALAHAN KECIL, AKU KELUAR RUMAH JUGA KARNA HUJAN PAH BUKAN BUAT NGAPA-NGAPAIN, TERUS APA KABAR DENGAN ANAK PAPA TERSAYANG yang SELALU PAPA BANGGA-BANGGAIN ITU SERING KELUAR MALEM MALEM"marah Athaya.

"APA PAPA GAK PERNAH CURIGA KENAPA DIA SUKA KELUAR MALEM-MALEM, DIA MANUSI LOH PAH BUKAN KELELAWAR,ATAU...." ucapan Athaya terpotong,dengan berjalan pelan Athaya menghampiri bella, sekarang Athaya sudah berada di depan Bella berdiri.

"Atau.... Jangan-jangan lo jual diri, ah iya... Lo pasti jual diri kan, atau mungkin sekarang lo udah gak perawan karna sering di pakek, iyakan.....? JAWAB, KENAPA LO CUMAN DIEM AJA, ATAU OMONGAN GUA EMANG BENER YAH, PAPA LIHATKAN ANAK KESAYANGAN PAPA INI DIA DIAM TIDAK BERKUTIK SAAT AYA BILANG KAYAK GITU, KARNA ITU KENYATAAN NYA"ujar Athaya di sertai dengan kekehan kecil.

Plakk...

Kali ini bukan papa Arkan yang menampar Athaya, tapi mama vania yang menampar nya.

"Maksud kamu apa, menuduh anak saya sebagai jalang, kamu tidak usah membolak balikkan fakta, kalau memang kamu bersalah ya sudah tidak usah menuduh anak saya yang macem-macem" Bela mama vania untuk bella.

"Hahaha apa tadi anda bilang, saya memfitnah dia..? Menuduh dia..?melemparkan kesalahan terhadap dia..? Ouh tentu tidak mamaku tersayang, tapi itu adalah fakta mamaku tercinta" Ujar Athaya serius.

Baiklah saatnya drama dimulai.

"Ay, aku tahu kok kamu benci sama aku dari aku masuk ke rumah ini, tapi aku mohon Ay, gak dengan cara ini kamu nuduh aku biar aku keluar dari rumah ini" Ucap bella dengan nada yang melemah di sertai tangisan palsu.

"Cih drama" Singkat Athaya.

"Arkan, kalau begini terus aku lebih baik cerai dengan kamu,aku tidak suka anak ku di tuduh seperti ini, ini memalukan Arkan, segera kamu talak aku dan secepatnya kamu urus surat perceraian itu" Ucap Mama vania dengan nada mengancam, sok sok an tersakiti banget nih mak Lampir.

"Bagus deh kalau kalian cerai, rasanya aku menunggu saat-saat itu, pah di percepetin aja perceraian nya, biar rumah ini terbebas dari para para pendosa seperti mereka" Ucap Athaya langsung ke intinya.

"ATHAYA, apa apaan kamu ini, cepat minta maaf sama bella dan vania, tidak sopan kamu berbicara seperti itu" Marah papa Arkan.

"Aku..? Minta maaf...? Ke dia, ya gak mau lah, kata maaf ku terlalu berharga buat Drama Queen seperti mereka" Ucap Athaya dengan nada jijik.

"Pah, aku gak papa kok pah, kalau emang Athaya gak mau minta maaf sama aku, aku juga udah maafin Athaya , aku juga sadar kok kalau emang kedatangan aku sama mama ngebuat papa sama Athaya jadi sering ribut" Ujar bella dengan pandangan ke arah lantai, serta tangan yang di genggam, air mata palsunya tuh juga mendukung banget drama mereka.

"Bagus deh kalau lo sadar, setidaknya tahu diri itu penting yah" Athaya kembali berucap.

"Diam, sudah cukup, Bella kamu sama mama kamu itu gak salah, karna disini papa yang salah, salah dalam mendidik Athaya, sedari dulu Athaya selalu di manja, jadi sekarang sifat dia jadi ke kanak-kanakan" Ucap papa Arkan menenangkan keadaan.

Bagaimana dengan isi hati mama vania dan Bella, tentu saja mereka sekarang lagi bahagia di dalam hatinya, papa Arkan yang merupakan papa kandung Athaya saja tidak membela anak kandungnya sendiri bodoh bukan.

"Papa gila yah, pah disini tuh mereka yang udah nge hancurin keharmonisan antara ayah dan anak kandung nya, dan sekarang papa masih ngebela dia" Jujur Athaya kaget dengan ucapan papanya, bagaimana bisa di saat seperti ini papanya masih membela orang lain dari pada anak kandungnya sendiri.

"Karna disini kamu memang salah Athaya, bagaimana bisa kamu menuduh saudara kamu menjual dirinya, disini kamu yang salah" Ucap papa Arkan.

"Saudara..? SAMPAI MATIPUN ATHAYA GAK AKAN PERNAH ANGGAP DIA SEBAGAI SAUDARA"tolak Athaya membantah ucapan papanya.

"Pah udah pah  gak papa kok kalau Athaya emang gak nganggap aku saudaranya, yang penting aku nganggep Athaya sebagai saudara ku" Ujar Bella masih dengan dramanya.

Dimana mana rubah licik memang selalu menang di awal.

"Najis" Ucap Athaya.

Setelah mengatakan itu Athaya segera beranjak dari tempatnya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah perginya Athaya keadaan di ruang tamu masih sama seperti tadi, ucapan papa arkan kali ini memecahkan keheningan.

"Vania, aku gak mau kita pisah, biarkan Aya berfikir dewasa dulu, jangan asal menyimpulkan sesuatu dalam keadaan marah seperti ini van, bukan kah kita sudah berteman dari SMA, kita sudah tahu sifat masing-masing, jadi aku mohon kamu sabar yah, sampai Athaya paham dengan keadaan ini" Ucap Pap Arkan.

Senang...? Tentu saja, di hati dua rubah licik itu kesenangan, tahu sifat masing-masing apanya, bahkan dia tidak tahu tentang tujuanku menikahinya.

"Aku pikirin nanti aja, aku mau kita saling introspeksi diri aja deh, cape aku sama anak kamu itu"ujar mama vania.

Mama vania beranjak dari tempatnya menuju kamar tamu, sedangkan Bella masih berdiam di tempatnya, papa arkan pun ikut beranjak dari tempatnya.

(Keluarga bodoh)ucap bella dalam hati.

Jangan lupa tinggalkan jejak
See you

TBC.



Wound In Story (END)Where stories live. Discover now