Namanya Dewangkara Maheswara. Namun, seluruh anak buahnya sepakat mengganti namanya menjadi Dewa Angkara Murka. Selain tukang murka, dia juga suka bertitah bagai dewa. Apa pun yang diinginkannya harus tercapai saat itu juga.
Termasuk saat dia 'meme...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
oOo
"Pak, kalau nggak bisa antar jemput, kenapa kudu maksain sih?" kataku lewat sambungan telepon pada Dewang.
Jam dinding sudah nyaris menunjukkan pukul tujuh malam. Di ruangan ini tinggal aku sendirian. Willy lembur, tapi dia lagi cari makan dulu katanya.
Kinoy sudah pulang karena mau ke acara talkshow-nya Royal Canin bareng pet owner dan seleb gitu katanya. "Sori ya, mo. Gue nggak bisa nemenin. Mau ketemu Jimbon dulu. Siapa tahu berjodoh dengan Papa Jimbon." Gitu kata dia. Jimbon itu kucingnya Dikta ex Yovie and the Nuno. Gagal ngarep Jimbon berjodoh sama kucingnya karena udah disteril, dia mulai ngayal dapat yang punya. Gila emang Kinoy. Orang tuh, kalau gagal halu harusnya tahu diri, bukan makin menjadi. Kucingnya saja nggak mau apalagi yang punya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Balik lagi ke Dewang. Sudah semingguan ini, Dewang memaksa antar jemput. Paginya aku harus datang telat kalau enggak mepet. Baliknya, aku kudu tambal waktu keterlambatan plus nungguin jemputan Dewang. Aku tidak tahu dia ke mana, yang jelas seringnya pada jam pulang kantor, dia nggak ada. Jangankan aku, Alan pun sering tidak tahu Dewang kelayapan ke mana keluar kantor.
