#04

2K 234 30
                                    

Jeon Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Sebenarnya kenapa?

Astaga, sudah berapa kali aku mempertanyakan hal itu di dalam kepalaku yang mulai pening ini?

Kenapa. Ya… kenapa?

Kenapa Jeon Jungkook mau menolongku dari pria mabuk sialan itu? Kenapa juga dia harus peduli? Kenapa dia tau aku di tempat itu? Kenapa dia meninggalkan Jihoon dan menyelamatkanku?

Dan kenapa aku tidak bisa menemukan jawabannya sendiri?

Aku mendesah berat lalu menempelkan pipi kananku di atas buku ahli bedah setebal ensklopedia di hadapanku. Semakin banyak aku mengajukan pertanyaan, semakin aku gila jadinya karena penasaran dengan jawabannya. Aku tidak bisa menanyakan kepada orangnya langsung karena aku tidak memiliki cukup keberanian untuk mengajaknya bicara. Aku hanya bisa mengira-ngira saja.

Tapi perkiraanku bahkan tidak ada yang bisa meyakinkanku…

Semalam setelah Jungkook menyelamatkanku, aku kembali ke ruangan tempat Jihoon berada. Jihoon tengah membenahi pakaiannya ketika aku datang. Dia tak mengatakan apapun kecuali mengumpati Jungkook yang tiba-tiba pamit pergi setelah mereka selesai berciuman. Jungkook terlihat gusar ketika mereka selesai berciuman dan langsung pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Jihoon.

Ada apa dengan pria dingin itu?

Sikapnya memang aneh belakangan ini. Ucapan Jihoon semalam membuatku kembali bertanya-tanya padahal biasanya aku tak peduli. Lagipula mengapa aku harus peduli kepadanya? Tapi kejadian semalam itu membuatku jadi penasaran. Apakah dia mencariku atau tak sengaja melihatku dalam kesulitan?

Aku mencoba mempercayai pilihan yang kedua.

Tapi apapun alasannya, apakah aku tidak kelewatan menganggapnya sebagai angin lalu? Aku harus berterima kasih kan? Tapi bayangkan saja tatapan dan sikapnya yang dingin itu, aku tidak akan kuat mental jika mengajaknya bicara.

“Kenapa harus dia yang menyelamatkanku, membuat pusing saja.” Batinku, kekurangan ide hingga akhirnya kesal sendiri.

Perpustakaan ternyata cukup ramai pengunjung hingga membuat kepalaku semakin pusing saja. Perpustakaan kampus juga kekurangan udara bersih sehingga rasanya dadaku menyempit kekeringan. Aku putuskan untuk beranjak berdiri dan memakai jas kedokteranku, setelahnya aku mengembalikan buku ke rak sebelum pergi.

Jadwal kelas hari ini hanya berlangsung 3 jam, tapi aku putuskan untuk menunggu di kampus sampai tiba waktu masuk jam kerjaku. Setidaknya untuk menghemat biaya transportasi karena aku memakai jasa umum. Lagipula untuk apa ke apartement jika hanya akan disuruh melayani Putra Negara Yang Pemalas.

[ ⭐️ ] AffairWhere stories live. Discover now