18

1K 129 29
                                    

Taehyung masuk ke dalam kamar seokjin dan melihat ayah nya yang sedang duduk di kasur lantai, taehyung bisa melihat namgil sudah ganti dengan baju rajut milik seokjin.

"Ayah, apa jin hyung sudah tidur?"

Taehyung berdiri melihat seokjin yang terbaring dengan posisi terlentang dan tangan yang melipat di atas perut nya.

"Sudah, tidurlah di ranjang bersama hyung mu! Ayah tidur di bawah saja" titah namgil dan taehyung mengangguk, kemudian naik ke ranjang.

Taehyung berbaring di samping seokjin dengan posisi miring, dia melihat seokjin tanpa berkedip sedikit pun, perlahan tangan nya menurunkan tangan seokjin yang melipat di atas perut ke samping.

"Jangan seperti ini tidur nya hyung, hidup mu masih panjang" kata taehyung, kemudian memeluk seokjin seperti memeluk guling.

Mata taehyung memejam tapi air mata mengalir dengan sendirinya.

"Ya tuhan, jangan ambil hyung ku - ku mohon jangan ambil hyung ku"

Batin taehyung dengan punggung bergetar karena menangis tanpa suara.

"Tae"

Seokjin yang mudah bangun melihat taehyung yang sedang menangis tanpa suara.

"Tidurlah hyung, biarkan aku memeluk mu seperti ini" kata taehyung tanpa merubah posisinya dan seokjin hanya mengangguk, kemudian kembali memejam.

"Perut ku sakit sekali, dada ku sakit, kepala ku seperti mau pecah"

Seokjin menarik nafas panjang dan menggigit bibir bawah nya untuk menahan semua rasa sakit yang dia rasakan.

"Aku lelah, aku tidak kuat, aku tidak sanggup lagi dengan rasa sakit ini ya tuhan"

Air mata seokjin mengalir begitu saja saat dia tidak bisa menahan rasa sakit nya, perlahan dia melihat taehyung yang tertidur dengan isakan yang sesekali terdengar.

"Adik ku sudah besar, dia juga sudah berdamai dengan ibu ku, aku yakin adik ku bisa menjaga ibu. Aku lelah aku sudah sangat lelah dengan semua rasa sakit ini

"Ibu, bolehkah aku menyerah?"

Seokjin mengernyit saat merasakan sakit yang semakin dia rasakan di perut dan dada nya. Tanpa suara, seokjin memuntahkan darah di tangan nya, tapi dia langsung buru buru mengelap dengan sapu tangan yang ada di bawah bantal.

Tidak ada yang tau karena ayah dan adik nya sudah tidur, sepertinya mereka juga lelah setelah perjalanan dari busan ke daegu.
.
.
.
.

08. 00 Kst.

Nara bangun dengan buru buru karena kesiangan, dia belum masak untuk sarapan seokjin dan yang lain nya.

"Kau sudah bangun?"

Namgil yang sudah menata makanan di meja makan menyambut nara dengan hangat.

"Aku lihat kulkas mu kosong, jadi aku belanja untuk bahan makanan, tidak papa kan?" namgil melihat nara.

"Tidak papa, kau masak semua ini sendiri?" tanya nara sambil melihat makanan yang tertata rapi di meja makan.

"Iya, aku mencontek resep yang kau tempel di kulkas" jawab namgil dan nara mengangguk.

"Aku buat bubur dulu untuk seokjin" kata nara dan melangkah ke dapur.

"Tidak usah, aku sudah membuat nya" kata namgil membuat nara menghentikan langkah nya.

"Saat seokjin kecil sakit, kau pernah mengajari ku membuat bubur untuk nya dan aku masih mengingat nya"

Perkataan namgil membuat nara tersenyum dengan mata berkaca kaca.

LAST WISH ✅Where stories live. Discover now