5

794 100 41
                                    

Seokjin yang merasa jenuh mengambil benang dan alat rajut yang dia bawa tanpa sepengetahuan nara. Seokjin sengaja membawanya karena ingin membuatkan topi rajut untuk taehyung.

Tanpa seokjin sadari, ada namgil yang melihat seokjin sedang merajut.

Tanpa seokjin sadari, ada namgil yang melihat seokjin sedang merajut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang apa jin?" tanya namgil, kemudian duduk di depan seokjin.

"Ayah, kau mengagetkan ku" kata seokjin dan berhenti merajut.

"Apa kau selemah itu? Sampai kaget karena ayah tanya tiba tiba" kata namgil, membuat seokjin tersenyum getir mendengar nya.

"Kau belum jawab pertanyaan ayah tadi" lanjut namgil.

"Aku tadi sedang merajut untuk menghilangkan jenuh" jawab seokjin, membuat namgil mengernyit mendengar jawaban seokjin.

"Merajut? Apa ibu mu mengjari mu melakukan pekerjaan perempuan itu?" - namgil.

"Tidak yah, aku belajar sendiri karena ingin membuat sesuatu untuk taehyung" - seokjin.

"Astaga.., jin kau itu laki laki tidak seharusnya kau merajut seperti itu" namgil menggeleng dengan tatapan remeh melihat seokjin.

"Oh ya kau sudah mau lulus kan? rencana kuliah mau ambil jurusan apa?" - namgil.

"Aku sudah tidak sekolah yah" jawab seokjin, membuat namgil langsung menurunkan kaki yang menyilang dan melihat seokjin dengan sinis.

"Kau tidak sekolah?" ulang namgil dan seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"Astaga jin, mau jadi apa kau kalau tidak sekolah? Kau mau jadi pengangguran dan menjadi beban ibu mu?" - namgil.

"Aku tidak mampu lagi berfikir yah, kalau aku berfikir terlalu keras aku bisa pingsan" jawab seokjin dengan nada bercanda.

"Apa kau masih saja lemah dan sakit sakitan? Kau masih manja walaupun sudah sebesar ini?" ketus namgil dan seokjin hanya menunduk dengan mata berkaca kaca.

"Kalau kau terus seperti itu, kau tidak akan pernah jadi orang sukses jin, kau mungkin tidak bisa hidup tanpa ibu mu"  lanjut namgil.

Seokjin mengangguk dan tetap tersenyum walaupun hati nya terasa sakit mendengar semua ucapan ayah nya.

"Adik mu saja yang masih 16 tahun sudah punya rencana mau kuliah dimana dan kerja dimana.

"Ayah benar benar miris mendengar jawaban mu yang sudah tidak sekolah" kata namgil tanpa memikirkan perasaan seokjin.

"Apa kau mau tinggal di sini saja bersama ayah? Kalau ibu mu tidak mampu membiayai sekolah mu, biar ayah yang mengurusnya

"Ayah tidak akan minta kau mengembalikan uang ayah saat kau sukses nanti, kau bahkan boleh kembali pada ibu mu setelah kau sukses" lanjut namgil.

"Tidak usah yah, aku lebih senang hidup seperti ini. Walaupun ayah bilang aku hanya membebani ibu, tapi ibu selalu bilang aku tidak pernah membebani nya" tolak seokjin dan mendapat tawa ejekan dari namgil.

LAST WISH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang