BAGIAN (5) 🔞

23.4K 1.1K 125
                                    


Komen lah cuk;)

Seperti dugaannya, Jevin benar-benar berakhir mengenaskan di atas ranjang karena hukuman Kavin. Kavin benar-benar kesal pada pemberontakan Jevin yang menolak dirinya, terlebih mendengar pengakuan Jevin yang mulai mengakui Jeremy sebagai suaminya. Demi apapun Kavin tidak terima. Jevin hanya miliknya.

Dan beginilah nasib Jevin sekarang. Badan yang terikat membuat Jevin tidak bisa kabur selain hanya bisa memberontak dan menggeliat di atas ranjang berusaha lepas.

"Lepasin gue, Kavin!"

"Gak akan. Dilarang protes, sayang. Lo sendiri yang mancing gue" jawab Kavin.

Tak sempat membalas lagi, Jevin sudah merasakan miliknya disentuh oleh Kavin. Dikocok dengan gerakan tak sabaran, menimbulkan sensasi ngilu ngilu nikmat yang mulai ia rasakan karena sentuhan Kavin. Jevin tidak ingin melakukannya, tapi tubuhnya yang sudah bernafsu pun tak bisa berbohong bahwa ia menyukai sentuhan Kavin.

"suka?" tanya Kavin masih mempertahankan permainan tangannya dengan senyum terukir.

"N-nggak! Gue gak suka!" Balas Jevin yang jelas saja berbohong karena nyatanya mulut dan respon tubuhnya sangat berbeda.

Kavin terkekeh pelan. "Dasar keras kepala, pembohong manis. Liat, penis lo bahkan tegang dan ngeluarin sperma. Masih mau bilang gak suka?" ujar Kavin yang sarat akan tekanan. Ia tak suka saat Jevin tidak menikmati sentuhan nya.

Kavin mendekati wajah Jevin yang menahan sakit dan menangis ketakutan. Namun bukannya iba, ia justru tersenyum puas sambil menjilat pipi Jevin, kemudian berbisik.

"Biasanya gue gak tega liat orang yang gue sayang nangis. Tapi kali ini, gue justru puas dan makin bergairah buat hukum lo "

Jevin menggigit bibirnya takut. Kavin terus menggodanya dengan cara memainkan lidahnya pada daun telinga Jevin yang sensitif.

"Hik.. k-kenapa lo jadi kayak gini, Vin. Gue takut.." balas Jevin mengeluarkan perasaannya.

"Gue udah kayak dari dulu, cuma baru kali ini lo bikin gue marah sampai gue keluarin sifat gelap gue," jawab Kavin.

"Gue salah apa.. gue gak pernah bermaksud bikin lo marah.. gue gak bisa apa apa buat nolak bokap lo.. ini semua rencana keluarga gue yang jodohin gue." ujar Jevin menjelaskan sebisanya, berharap Kavin mengerti dan berhenti menyalahkan Jevin yang juga seorang korban perjodohan.

Ia bingung bagaimana membuat Kavin mengerti keadaannya yang serba salah. Jevin bahkan tidak bergairah melakukannya dengan Jeremy jika tidak membayangkan Kavin di depannya. Bagaimana Jevin harus menjelaskan nya.

"Salah lo? Karna mau menikah dengan daddy."

Tanpa penjelasan lebih, Kavin yang ditutupi kabut emosi pun tak peduli dengan penuturan melas Jevin.

"Sehebat apa permainan daddy? Gue bakal kasih ke lo"

Jevin menggelengkan kepalanya. "Nggak Vin, please. Sakit"

"Ngga ada penolakan." Kavin menundukkan kepalanya, menjilat ujung penis Jevin, sengaja memainkan lidahnya di lubang kencing Jevin dengan sensual untuk menggoda Jevin.

"Aah!! Kavin..sshhh!" erang Jevin frustasi. Penisnya sudah bergetar hebat tapi belum juga keluar membuat Jevin tersiksa bukan main.

Kavin yang melihat tanda orgasme Jevin akan datang pun langsung menghentikan sentuhannya.

"Tahan dan jangan keluar sebelum gue keluar." ucap Kavin bersamaan dengan cengkeraman kuat pada penisnya yang hampir orgasme mengeluarkan cairannya.

"Argh!"

Mommy Boy (markno) [Slow Update(!)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang