Bab 12

672 70 17
                                    

Di tempat lain, Joe sudah sampai di tempat makan malam yang di bicarakan oleh Boy. Sesampainya disana, Joe melihat ada Wanita di samping Boy, dan juga ada seorang anak laki-laki yang usianya tidak jauh beda dari Joe.

Boy berdiri dan memeluk anak kesayangannya itu. "Joe, anak ku sayang... Apa kabarmu nak?"

"Kabarku baik ayah." sahut Joe.

Wanita yang berdiri di samping Boy adalah ibu tiri Joe. Wanita itu berbicara. "Kamu kemana aja nak? Kenapa tidak pernah pulang?"

"Aku sibuk dengan sekolahku," sahut Joe.

Lalu Boy memperkenalkan pemuda tampan itu kepada Joe. "Nak, kamu masih ingat dia? Dia adalah Bintang, temanmu waktu masih kecil."

"Oh, hai apa kabar? Lama tidak bertemu denganmu." seru Joe.

"Hai, kamu tidak berubah ya Joe, masih dingin seperti dulu." seru Bintang.

Mereka mengobrol banyak hal, tapi Joe masih tidak nyaman dengan adanya Bintang di sana. Saat Bintang berpamitan pergi ke Toilet, Joe langsung berbicara. "Kenapa dia ada disini?"

"Dia merindukanmu, apa kamu tidak tau, kalau dia menyukaimu sejak lama?" seru Boy.

"Maksudnya apa?" tanya Joe.

"Ayahmu bermaksud untuk menjodohkanmu dengannya," seru Angela, ibu tiri Joe.

"Apa? Joe tidak mau... Joe sudah pernah katakan kalau Joe sudah memiliki kekasih yang sangat Joe cintai." seru Joe.

Boy menghentikan makannya dan berbicara. "Siapa? Erlan si anak miskin dan tidak jelas asal usulnya itu? Joe, ayah tidak akan pernah mengijinkanmu dekat dengannya."

Joe membanting sendoknya dan melangkah pergi dari sana. Boy langsung berbicara. "Joe... Sekali saja kamu melangkah keluar dari sini, ayah tidak akan segan-segan menyakiti Erlan mu itu."

Joe berbalik dan tersenyum sinis. "Sekali saja ayah berani menyentuhnya, aku tidak akan pernah memaafkan ayah."

Joe pergi dari sana menuju ke kosnya, Boy ingin mengejar Joe tapi Angela melarangnya. "Biarkan dia menenangkan dirinya dulu,"

"Anak itu..." seru Boy.

Joe mengendarai sepeda motornya dengan berlinangan air mata. Joe menepikan sepeda motornya, ia berteriak dan membanting sepeda motornya begitu saja. Ia menendang ke segala arah saking kesalnya. Itu adalah sebuah taman, kebetulan Erlan ada disana, Erlan melihat Joe yang uring-uringan. Erlan memegang bahu Joe yang bergetar karena isak tangis. Joe menoleh, ia langsung berdiri dan memeluk Erlan erat.

Joe semakin menjadi, Erlan tahu perasaan Joe. Erlan juga menangis, Joe berbicara. "Apakah kamu mau menikah denganku? Jawab aku, aku mohon."

"Kak, Aku mau... Aku mau menikah denganmu." seru Erlan.

Joe mencium Erlan, lalu membawa Erlan pergi dari sana. Joe membawa Erlan ke sebuah gereja agar mereka bisa menikah. Tapi di tengah perjalanan, Joe oleng dan...

Braaaaaaakkk
Bruuuuuuukkk

Tubuh Erlan terpelanting jauh, Sementara Joe tidak begitu parah dan masih jatuh di tempat. Joe berlari dan mencari Erlan. "Erlaaaaaaan..."

Di tepi jurang, Erlan sedang berusaha sekuat tenaganya agar tidak terjatuh. Joe melihat Erlan. "Erlan, Erlan pegang tanganku, aku mohon Erlaaan..."

Erlan berusaha meraih tangan Joe, Joe berusaha dan bersusah payah untuk meraih Joe. Kepala Joe bercucuran darah, sementara Erlan sudah tidak sanggup lagi, akibat benturan hebat yang menghantam tubuhnya. Kilasan kata-kata ayahnya Joe terlintas di benak Erlan.

BL- HURTWhere stories live. Discover now