Bab 9

749 68 12
                                    

Erlan buru-buru pergi dan masuk kedalam kos. Joe masuk dan tersenyum kearah Erlan. Erlan berbicara. "Kak Joe lapar lagi tidak?"

"Aku lapar, kamu juga lapar lagi?" seru Joe.

"Aku masakin dulu ya, kakak mandi aja dulu." seru Erlan.

Joe mengangguk, Erlan pergi memasak. Saat semua sudah selesai, Mereka makan malam bersama. Makan malam itupun selesai, Joe berpamitan kepada Erlan. "Er, aku ijin pergi dulu ya. Kamu jangan menungguku, tidur saja duluan."

"Kakak mau kemana?" tanya Erlan.

"Ada urusan sebentar, kamu baik-baik dirumah, jangan nakal." seru Joe.

"Iya... Kakak hati-hati di jalan ya." sahut Erlan sambil melambaikan tangan.

Joe pergi meninggalkan Erlan sendirian di kos nya, Tapi Erlan sudah menyuruh anak buahnya untuk mengikuti kemana Joe pergi. Anak buahnya mengirimkan alamat saat mereka sudah sampai dan menemukannya. Erlan pergi ketempat itu, itu adalah tempat pertandingan tinju liar atau tinju bebas. Joe menjalani profesi ini sejak dirinya masih berumur lima belas tahun dan selalu menjadi juara, ia ingin sekali berhenti saat ini karena ia tidak ingin Erlan tau. Tapi karena ancaman dari Roberto mau tidak mau Joe harus menerimanya.

Erlan sampai di tempat itu, pertandingan sudah berlangsung tiga babak, babak selanjutnya Joe melawan petarung yang sudah sering juara. Erlan menyaksikan itu, ia tidak sanggup rasanya melihat Joe. Air matanya menetes, inikah alasannya kenapa waktu di rumah sakit dokter mengatakan beberapa tulang Joe mengalami keretakan?

Satu babak lawan kalah dan Joe bertahan, tapi tiba-tiba peraturan berubah. Joe melawan dua orang sekaligus. Erlan heran. "Apa? Tidak adil."

Erlan sangat marah, lalu tanpa sengaja ia bertemu Roberto. Roberto menyapa Erlan. "Aaaah, rupanya kau datang untuk menyaksikan kehancuran anak itu? Kau tahu kenapa tiba-tiba berubah dua lawan satu?"

"Kenapa?" tanya Erlan.

"Kau lihat anak muda di sebelah sana? Dia ingin Joe mati dan dia akan memilikimu." Sahut Roberto.

"Ciiih, aku tidak akan membiarkan Joe mati, aku yang akan mati. Jika Joe menang, kau tidak berhak mengganggu hidupnya lagi. Aku akan bertarung bersamanya," seru Erlan.

"Ahahahhaha, kau hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa, sekali tendang kau akan melayang bagaikan debu." seru Roberto.

"Kau yakin?" seru Erlan.

Roberto ingin melarang Erlan, tapi  Erlan Maju dan masuk kedalam arena pertandingan. Joe melihat Erlan, lalu berbicara dengan keadaan wajah penuh luka. "Apa yang kamu lakukan?"

"Bertarung bersamamu, dua lawan dua..." seru Erlan.

Joe ingin melarang Erlan, tapi melihat amarah di mata Erlan, Joe hanya mengangguk. Erlan tersenyum sinis, lalu mengode lawannya untuk maju. Dua lawan itu maju dan menyerang Erlan, tapi Erlan berhasil menghindar dan Joe melayangkan pukulannya. Erlan meninju lawan yang lebih besar bertubi-tubi. Pemuda yang di sebutkan Roberto adalah Raditya, Raditya melongo melihat Erlan malah masuk kedalam Arena.

Joe dan Erlan sibuk bertarung melawan kedua lawannya. Erlan menendang lawan itu, memukul, meninju, dan Erlan melompat lalu membenturkan lututnya ke kepala lawannya dan lawannya berhasil tumbang. Sementara Joe juga melayangkan pukulan terakhirnya dan lawannya tumbang. Joe dan Erlan berhasil menjadi juara.

Joe mengangkat tangan Erlan, wajah Erlan penuh luka dan lebam. Mata Erlan membiru, Joe juga sama. Wasit memberikan hadiah yang sangat tinggi nilainya, lalu Joe memberikan uang itu unguk melunasi hutangnya kepada Roberto. Erlan berbicara. "Sesuai janji, kau tidak boleh lagi mengganggu Joe lagi."

BL- HURTWhere stories live. Discover now