Bab 4

968 77 16
                                    

Joe dan Erlan mengerjakan tugas sekolah sambil bercanda. Selama ini Joe selalu merasa kesepian dalam hidupnya, meski sering berkumpul dan bergaul dengan sesama penghuni kos, tapi di sekolah Joe justru menjadi sosok pendiam dan tidak banyak bergaul. Joe bahkan juga terkenal di kalangan semua murid yang Populer. Joe di kenal sebagai Ice Prince, karena sifatnya yang cuek, bahkan dingin ke siapapun. Erlan adalah satu-satunya orang yang ia sapa duluan dan Joe ajak bicara. Karena di mata Joe Erlan berbeda dari kebanyakan orang.

Joe memperhatikan wajah Erlan yang serius mengerjakan tugas sekolah, sambi sesekali tersenyum saat melihat Erlan membenarkan kacamatanya. Saat Joe kelirik kesisi kanan Frame kaca mata itu, Joe berbicara. "Erlan, kaca matamu kenapa? Kok bisa patah?"

"Iya kak, kemarin aku buru-buru mau naik bus, eh jatuh terus ke injek." balas Erlan.

"Selesaikan dulu tugasnya, nanti ikut aku." ujar Joe.

Erlan mengangguk, Joe dan Erlan menyelesaikan tugas sekolah. Lalu Erlan berbicara. "Kita mau kemana?"

"Hmmm, ikut saja. Aku simpan buku dulu sekalian ambil dompet dan kunci motor ya," ujar Joe.

"Oke..." sahut Erlan.

Erlan menyimpan buku sekolah dan tugas sekolahnya di tas untuk di bawa besok. Setelah itu Erlan menghampiri Joe ke kosnya, Saat Erlan masuk Erlan melihat Joe terbaring di lantai. "Kak Joe, kak bangun kak... Kakak kenapa? Kak..."

Erlan menyentuh badan Joe yang demam tinggi, lalu Erlan memesan taksi online untuk mengantar Joe kerumah sakit. Taksi itu datang dan mereka segera kerumah sakit, sesampainya di rumah sakit petugas medis membantu Erlan membawa Joe ke ICU. Erlan heran, karena tadi masih baik-baik saja. Dokter keluar dari ruangan ICU, Erlan menanyakan keadaan Joe. "Dokter, bagaimana keadaan Teman saya?"

Dokter itu menghela napas sebelum berbicara. "Kondisinya sudah baik-baik saja, tapi ada satu hal yang harus saya tanyakan kepada anda."

"Apa itu dok?" tanya Erlan kembali.

"Apakah beberapa hari ini teman anda mengalami kecelakaan?" tanya dokter.

Erlan diam sesaat, karena memang Erlan tidak tau sama sekali dan baru mengenalnya. "Saya kurang tau pasti dok, karena dia jarang berbicara."

"Kita tunggu hasil Ct Scannya saja, saya permisi dulu." ujar Dokter itu.

Erlan mengangguk dan mengucapkan terimakasih, Joe di pindahkan ke ruangan perawatan. Erlan masuk kedalam ruangan dan menunggu Joe sadar. "Kak Joe kenapa? Apa yang terjadi kak?"

Erlan menghela napas dan pergi keluar untuk membeli minum, saat Erlan melewati ruangan dokter, Erlan di panggil oleh dokter itu. "Maaf tuan Erlan, bisa kita berbicara sebentar?"

"Baik dok.. Bisa kok." Sahut Erlan.

Erlan masuk kedalam ruangan dokter, dokter menunjukan hasil Ct Scan dari kepala, tangan, kaki, seluruh badan. Dokter itu berbicara. "Bahu sebelah kirinya mengalami keretakan tulang, kakinya juga sama, namun tidak terlalu parah. Untuk bagian ada sedikit pembengkakan di otaknya dan itu bisa menyebabkan dia pingsan dan tidak sadarkan diri. Mungkin beliau mengabaikannya dan tidak segera ke rumah sakit."

"Tolong dok, lakukan yang terbaik untuknya." seru Erlan.

Dokter mengangguk, Erlan pergi membeli minuman lalu cepat-cepat pergi kembali keruangan dimana Joe di rawat. Erlan masuk kedalam ruangan dan melihat Joe yang sadarkan diri. "Oh, kak Joe sudah sadar?"

"Aku dimana?" tanya Joe.

"Kakak di rumah sakit, tadi kakak jatuh pingsan, terus aku membawa kakak kesini." ujar Erlan.

BL- HURTWhere stories live. Discover now