05 : Fear

3.1K 80 12
                                    

"Ra~" Jino memanggil nama gadisnya, dadanya sedikit nyeri kala mata keduanya bertemu. Jino ketakutan.

"Lo pilih gua atau Naresh?" pertanyaan itu muncul setelah lama berputar dikepalanya.

Tepat saat Jino ingin memalingkan wajah, Nara menahannya, menatap kedua netra Jino dengan air mata yang tidak lagi tertampung. Gadisnya menangis, dan itu membuatnya dua kali lebih terluka, bagaimana kalau apa yang ia takutkan benar-benar terjadi.

Jino harus akui caranya mendapatkan Nara memang tidak benar, caranya memperlakukan Nara juga jauh dari kata baik, tapi perasaannya benar-benar ada—cinta yang ia rasakan hanya untuk Nara, gadis yang berhasil membuat hari-harinya menjadi lebih hidup.

"Kamu nggak percaya sama aku?"

"Gua nggak akan nahan lo lagi, Ra~ kalau memang lo mau pergi dan lebih milih Naresh, gua.. gua terima."

Matanya panas, dadanya semakin sesak saat Jino menurunkan tangannya dari wajahnya. Bahkan disaat seperti inipun Nara tau kalau Jino terluka saat mengatakan kalimat itu, tapi kenapa Jino mengatakan ingin melepasnya.

"Nono.. liat mata aku dan bilang kalau kamu mau aku sama Naresh."

"Kurang jelas?"

"Liat mata aku," katanya sambil menarik rahang tegas Jino untuk menatap matanya.

Namun saat wajah itu berhadapan dengannya dan mata keduanya bertemu, Nara malah melihat mata laki-laki itu berkaca-kaca, terlihat begitu terluka sebelum Nara menariknya kedalam pelukan.

Tangisan Jino tumpah diceruk leher gadisnya, menangis sesenggukan disana sambil memeluk Nara erat, sangat erat sampai-sampai Nara sendiri kesulitan bernafas, "jangan tinggalin aku Ra.. jangan tinggalin aku," katanya sambil menangis sesenggukan.

Nara tidak bisa untuk tidak menangis mendengarnya Jino yang selalu terlihat kuat menangis dipundaknya dan terlihat lemah, "nggak akan pernah Jino.. nggak akan."

"Jangan tinggalin aku.. yang Naresh bilang tadi nggak bener kan?" katanya, masih dengan suara terpotong-potong karena tangisan.

Gadis itu melepaskan pelukannya, menangkup wajah Jino lalu menghapus air mata diwajah tampan Jino, "aku sayang kamu No dan sampai kapanpun akan selalu gitu, nggak mungkin aku ninggalin orang yang aku sayang."

"Dia terang-terangan banget suka sama kamunya, aku cemburu, takut kamu lebih milih dia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dia terang-terangan banget suka sama kamunya, aku cemburu, takut kamu lebih milih dia."

Dengan mata yang masih bengkak karena menangis, Nara tekekeh sambil mencubit gemas pipi Jino, "coba liat siapa ini yang cemburu, lucunyaaa."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Possessive | Lee JenoWhere stories live. Discover now