01: Everything For You

6.8K 131 16
                                    

Nara tau, tidak akan mudah melibatkan diri dengan Jino semakin jauh lagi, ia sadar benar kalau mereka itu sangat berbeda dalam banyak hal. Tapi Nara tidak peduli, apapun hasil akhirnya nanti, ia akan tetap mendukung Jino, menggenggam tangannya jauh lebih erat dari sebelumnya, menyayangi Jino lebih dari dirinya sendiri.

Gadis itu tersenyum tipis sambil memperhatikan wajah Jino yang tangah terlelap dalam pelukannya, tidak salah ia menjuluki Jino sebagai bayi besar, karena itulah kenyataannya. Seperti sekarang ini, kaki-kaki itu tengah berada diperlukannya, membuat Nara samsekali tidak bisa bergerak sangking posesifnya Jino memeluk.

 Seperti sekarang ini, kaki-kaki itu tengah berada diperlukannya, membuat Nara samsekali tidak bisa bergerak sangking posesifnya Jino memeluk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya menelusuri sudut-sudut wajah Jino menggunakan jarinya, tersenyum kala mendapati Jino mengernyit karena terganggu dalam tidurnya. Sangat menggemaskan, persis seperti bayi--Jino memang selucu itu kalau tengah tertidur.

"Gemes banget," gumam Nara tanpa sadar. Sebuah kecupan ia daratan pada bibir Jino, membuat lelaki itu lagi-lagi terusik sampai mengecap bibirnya sendiri, seperti bayi yang habis menyusu pada ibunya.

Ditengah Nara asik mengangumi wajah Jino, tanpa sadar ternyata laki-laki itu telah membuka matanya, memperhatikan Nara dengan senyuman tulus milik Jino.

"Belum puas juga liatin muka akunya?"

"Eh?" Nara langsung menurunkan tangannya dari alis tebal Jino, "kamu kebangun karena aku ya?"

Jino mengangguk dengan gerakan gemas, bibirnya sedikit mengerucut dengan tatapan polos menggemaskan.

"Maaf ya, tidur lagi sana. Ini masih subuh lho."

"Nggak mau."

"Harus mau, besok kita sekolah Nono."

Ditariknya tubuh Nara semakin mendekat, membuat mereka semakin merasakan dengan jelas tubuh telanjang masing-masing, laki-laki itu mengusap lembut punggung sang gadis, menatapnya dengan manja sebelum mengatakan, "aku mau nyen."

Nara spontan tekekeh, benar-benar bayi, "belum puas semalaman nyen?"

Anggukan tanpa dosa Jino berikan, "aku nggak akan pernah cukup kalau soal kamu."

Lantas Nara memposisikan payudaranya tepat didepan mulut Jino, membuat laki-laki itu memperlihatkan puppy eyesnya, sambil memeluk erat pinggang Nara, tangannya yang lain meraih payudara kiri Nara--menyesapnya seperti seorang bayi kehausan.

Nara meringis ngilu, Jino tidak pernah sabaran kalau soal menyusu. Mulai menikmati sedotan pada payudaranya, Nara kini memainkan rambut Jino, mengusapnya lembut, "pelan-pelan Nono, sakit tau."

"Hahhhh ahhhh," desah Nara saat Jino semakin intens bermain di payudaranya.

Didekapnya kepala Jino, menahannya disana dengan kepala mendongak keenakan, ia tau saat mengizinkan laki-lakinya menyusu maka kegiatan mereka tidak akan berhenti disana saja. Tapi itu bukan masalah besar-- apapun untuk Jino-nya.

Possessive | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang