Ep 3

360 36 0
                                    

"Mono dan Probe, aku adalah Probe mu benarkan?" Saat Jay mengatakan itu tepat di depan wajahku, aku menatapnya, aku merasa kesal padanya.

"Maaf mengatakan ini tapi..." ucapan ku terhenti

"Sepertinya kamu tidak menyesal" Jay kini duduk di sebelahku.

"Oke aku tidak akan menyesal tapi aku tidak pernah ingin bertemu dengan seorang Probe tidak pernah terlintas di benak ku dan tidak akan terjadi." nadaku sedikit kesal padanya.

"Apa krena ternyata aku probemu?"

"Bukan begitu, aku hanya ingin hidup dengan tenang" aku pun beranjak dari bangsal aku ingin pergi namun saat satu langkah kakiku tanganku di tahan oleh Jay.

"Lepaskan" aku membentaknya dan menghempaskan tanganku dari genggamannya.

"Apa kau sudah baik baik saja?" Jay sedikit khawatir krena melihat kondisiku masih terlihat lemah

"Kamu harus istirahat" aku hanya terdiam tidak melihatnya.

"Lihatlah aku" ucap Jay, aku pun menatapnya dengan tajam.

"Aku bilang lihat, jangan melototiku" Tangannya menegang daguku mengarahkan kepalaku untuk melihat ke arahnya dengan benar, aku masih kesal padanya. Lalu dia memegang masker yang menutup wajahnya.

"Apakah aku harus menunjukan wajahku, agar kau bisa melihat warna lagi?" ucap Jay.

"Aku tidak butuh itu" aku mendorong Jay hingga dia terjatuh ke bangsal. Namun Jay kembali berdiri dan menatap padaku.

"Kau, sebaiknya kau tidak berurusan dengan seorang mono" aku menekankan kata-kata itu.

"Wae?" dia bertanya.

"Karena para mono akan menculik Probe mereka bahkan juga membunuhnya untuk memakan daging mereka" ntah kata kataku ini akan di mengerti atau tidak yang jelas aku tidak ingin terlibat dengan kasus hukum seperti itu. Aku tidak ingin terobsesi pada Probe, itu alasanku tidak menyukai Jay yang seperti penasaran terhadapku.

"Ah.. Begitu ya!" jawabnya enteng seperti mengejek.

"Apa kau tidak tau sebegitu seriusnya masalah ini?" aku sedikit kesal krena dia menganggap masalah ini sepele.

"Hemm, tidak juga aku suka gerakan matamu saat melihat warna" Jay terdiam sebentar.

"Oke mari kita buat kesepakatan? Aku akan mengajarimu melihat warna warna di dunia ini, dan sebagai gantinya aku ingin melihat mu menunjukan gerakan mata itu saat terkena serbuan warna, bagaimana?" Tanya Jay yang membuat sebuah kesepakatan.

"Aku sama sekali tidak tertarik" Ucapku lalu pergi meninggalkannya. aku berjalan dengan sedikit melamun, kenapa Jay begitu tidak mengerti keadaanku, aku sungguh sungguh ingin menyelamatkannya, aku tidak ingin menjadi seorang Monster jika aku terbiasa dengan seorang Probe dan nantinya aku berbuat hal kriminal, aku tidak ingin melakukan hal itu sungguh.

"Hay Jungwon" itu Sunoo yang sedang mengobrol dengan Sunghoon di koridor sekolah, dia menghentikan langkahku dan menatap ke arahnya dengan perasaan kacau ku sekarang.

"Jadi kau seorang Mono?" tanya Sunoo sedikit memelankan suaranya.

"Ya!" balasku dengan expresi masih kacau.

"Sudah kuduga" Ucap Sunoo lagi.

"Tenang saja anak-anak yang lain tidak tau" Ucap Sunghoon

"Iya, kami memberi tau jika kau pingsan setelah melihat hantu" jelas Sunoo

"Hantu?"

"Iya, itu lebih baik jika mereka tau kalau kau seorang Mono" Sunoo menjelaskannya lagi, ternyata mereka baik dan mengerti padaku, walaupun kita baru bertemu belum lama ini. Krena kasus Mono sangatlah meresahkan akhir-akhir ini

"Jika ada yang mengganggu mu, kita akan membantu tenang saja" ucap Sunghoon

"Kenapa kalian melakukan hal itu?" tanyaku penasaran.

"Hay, kita ini teman, bukankah sudah jelas?" Ucap Sunoo.

Teman? Aku tidak pernah berteman, tapi mereka mengkhawatirkanku dan melindungiku.

"Dia tidak punya teman" Bisik Sunghoon pada Sunoo.

"Benarkah?" tanya Sunoo balik sambil berbisik, Sunghoon hanya mengangguk tanda iya. Sunoo pun mengerti.

"Aku bersyukur karena kalian tidak menindasku, tapi lebih mudah jika diriku sendiri saja" Aku melewati mereka namun Sunoo sepertinya benar benar ingin aku berteman dengan mereka.

"Sudah biarkan saja" ucap Sunghoon pada Sunoo.

"Para Mono di kenal dengan penyendiri" Jelas Sunghoon pada Sunoo.

Sekolah sudah berakhir, aku berjalan sendirian di trotoar melihat ke arah jalan, lalu mataku juga mengedar ke arah langit.

Putih, Putih Salju, Abu-abu terang, Abu-abu perak, Abu-abu terang bulan, Abu-abu Semen, Abu-abu lumba-lumba, Abu-abu Hiu, Abu-abu Arang dan Hitam. Disepanjang jalan aku melihat sekitar bahkan melihat orang-orang hanya berwarna Abu-abu aku menarik nafas dan akhirnya duniaku kembali Abu-abu.

Aku sampai di rumah setelah naik bus tadi. Menjatuhkan tubuhku di atas sofa dan melempar kan tasku. Aku menghela nafas merilekskan tubuh lalu aku mengambil ponsel di saku baju ku.

"Imo, ini penting" katik ku dalam pesan yang akan ku kirim pada Imo Soojin "Aku harus pindah sekolah lagi, Probeku bersekolah disini" aku melihat lagi isi pesan yang akan ku kirim, tapi akhirnya aku menghapus pesan itu, aku tidak jadi mengirim pesan pada Soojin Imo, aku terbayang saat pertama kali melihat warna selain warna abu-abu, aku mengingat kembali saat kejadian di sekolah tadi saat Jay mengatakan warna yang aku lihat adalah warna laut. Aku melirik ke sebelah di atas nakas ada kertas, kertas kertas itu adalah pengumuman orang hilang. yah, itu lembaran kertas bergambar ibuku aku menatapnya dan menyimpannya kembali. Aku beranjak pergi menuju lukisan ibuku yang dulu di lukis oleh ayahku. Lukisan ini dilukis oleh ayahku sebelum dia meninggal, Ayah bilang bibir ibu merah, sayangnya aku tidak pernah tau gaun biru langit yang di pakai ibu, juga sepasang sepatu berwarna coklat juga warna bibir merah yang di maksud ayah. Aku ingin melihat warna yang di pakai di dalam lukisan ini. Ibuku bilang dia tidak bisa melupakan serbuan warna saat pertama kali bertemu dengan ayah. Lututnya cedera karena terjatuh ke tanah, tapi ibu masih menyukai serbuan warna itu. Mungkin saat itu lah ibu menyadari bahwa dia cantik menggunakan gaun berwarna biru langit,bibir merah dan sepatu coklatnya. Dan untuk pertama kali dalam hidupku hari ini, aku melihat warna dan aku menyukainya.



#Kita akan membahas sisi Jay, kenapa dia begitu tertarik pada Jungwon padahal baru saja bertemu. Pasti penasaran kan? Alasan terjelasnya kenapa?

Oke aku hanya menjelaskan saja disini agar kalian juga mengerti.

Jay sama dengan Jungwon punya kekurangannya sendiri, dan kekurangan Jay itu tidak bisa melihat wajah seseorang/ tidak mengenal wajah orang. Bahkan Jay itu tidak pernah mengenal wajah teman-temannya Sunghoon dan Sunoo, terkadang Jay suka asal memanggil padahal yang di panggilnya bukan dia namanya. Jadi dunia Jay juga sama seperti dunia Jungwon terlihat sepi namun Jay tetap terlihat biasa saja. Tapi saat pertama kali Jay melihat Jungwon di kelas, di terpaku dia bisa melihat wajah Jungwon dengan jelas, dia bisa mengingat wajah Jungwon. Dan dengan beruntungnya Jay adalah probenya Jungwon maka dari itu Jay slalu ingin dekat dengan Jungwon karena dia hanya bisa melihat Jungwon dengan jelas sedangkan yang lainnya Jay tidak bisa membedakan mereka. Itu sebabnya Jay lah yang mulai pertama terobsesi pada Jungwon.

Jadi ngertikan kenapa Jay gangguin Jungwon mulu, padahl Jungwon gak mau punya probe krena takut terobsesi.

Oke sekian. Sampai jumpa di next ep yah! Thanks yang udah dukung aku. 😍😘

Color Rush Versi (Jaywon). (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें