Elan dan Nuka (17)

10 3 0
                                    

Taman hiburan adalah cara kencan pasangan zaman 80-an yang aman, menyenangkan, lagi penuh gelak canda. Kepolosan cinta masa lalu yang masih membekas bagi pasangan masa kini, yang sebagian kecilnya menganggap taman hiburan tidak jelek juga untuk menjalin kemesraan dan kedekatan cinta. Namun, Elan biasanya kikuk dan salah tingkah dihadapkan pada taman hiburan, tak ayal menghindarinya sedapat yang ia bisa, hingga di suatu sore nahas ia tak mampu melakukannya, karena utang besar yang belum terlunasi menantinya di sana.

Kebetulan ada taman baru yang wahananya secanggih di Jakarta Raya, dan menjadi obrolan menarik di antara warga-warga Bandung begitu soft opening dan grand opening-nya diresmikan walikota dan sang nyonya yang murah tawa. Bagi mereka yang menghuni Kota Kembang, terobosan ini sungguh cemerlang dan patut diberikan acungan jempol kedua-duanya.

Kata orang, wahana-wahana di taman hiburan terbagi menjadi modus kekanak-kanakan dan kedewasa-dewasaan. Komidi putar atau carousel contoh yang aman untuk segala usia. Ferris wheel alias bianglala, salah satu primadona yang disukai tua maupun muda, lalu yang memaksa senam jantung ekstra keras juga tersedia. Roller coaster contoh yang lazim menantang adrenalin dan keberanian. Sky swinger seperti versi menyeramkan dari komidi putar, di mana orang-orang dipaksa bergelantungan di atas kursi bersabuk pengaman dan kian dibawa meninggi ke angkasa, dan tentunya kurang aman untuk yang mengidap kelemahan jantung dan amat mudah merasakan mual.

Sebagai laki-laki yang sejati, Elan risih bila sekadar menjajal merry-go-round atau komidi putar saja, apalagi berperahu masuk rumah boneka dengan iringan musik membahana yang sistem suaranya tak konsisten volumenya, selagi "teman-teman seperjalanannya" semua kanak-kanak yang riuh rendah bergembira. Tatapan para orangtua umumnya aneh bila Elan duduk menyempil di bangku-bangku mungil perahu, atau menaiki salah satu kuda yang berderap berputar-putar di komidi putar, dan ia sadar, sangat jarang lelaki muda menaiki wahana-wahana cari aman itu. Untungnya ferris wheel favoritnya, digandrungi pasangan kencan yang senang berdekat-dekatan, apalagi pemandangan senjakala yang memabukkan bisa dinikmati sebebas-bebasnya.

Masalahnya, Elan mendapati rekan kencan yang luar biasa energik. Siapa pun dia, karena Elan sudah melupakan wajah dan namanya, tak sudi sekadar duduk manis di atas kuda tiruan dari resin sintetis atau kereta-keretaan kayu nyatoh yang cuma maju mundur di tempat. Si perempuan memaksa Elan menguji adrenalin sekencangnya, kemungkinan demi tujuan membalaskan dendam.

Ada dendam di antara mereka, dan dendam itu tersalurkan di perahu oleng yang mengocok-ngocok isi perut Elan, di rumah miring 45 derajat yang membuatnya pening-pening bukan kepalang, dan sesudah cuci lambung alamiah yang namanya muntah-muntah, Elan dipaksa berdebar-debar bercokol di ketinggian sekian meter berayun ulang-alik, dan last but not least, ujian kejam yang berbentuk roller coaster, tak ayal meluluhlantakkan pertahanan Elan, yang nyaris saja jatuh pingsan.

Yang jelas Elan bersalah pada si perempuan, hingga dibiarkannya saja aksi balas dendamnya terlaksana. Selain mabuk berat dan selemas orang-orangan kertas, Elan dipaksa membayar dua tiket terusan, berikut hamburger dua potong, segelas es teh lemon, dan kentang goreng dua bungkus yang semuanya diborong teman kencan Elan. Bisa ditebak, Elan tidak menyantap apa pun karena percuma akan dimuntahkan kembali setiap saat.

"Kamu merasa puas kan, sekarang?" Elan masih sempat bertanya, meskipun ia pias, tak cuma wajahnya, sekujur tubuhnya turut pucat pasi keabu-abuan.

Sakit hatiku sudah terbayarkan.

Teman kencan Elan menjawab dengan senyuman yang tak dilupakan Elan sampai sekarang. Senyuman tak simetris yang maknanya beribu-ribu macam, dan cuma itu yang tertinggal  di ingatannya, sebuah senyuman terakhir yang penafsirannya tak menentu di hati Elan. Bukan senyuman gembira dan tak ada kepuasaan, hanya ada tuntutan, kesakitan, dan rasa penasaran yang tak terjawab. Senyuman itu seperti kebohongan, sama saja yang diperbuat Elan sebelumnya.

Love Like You DoWhere stories live. Discover now