26. Beach

4.5K 613 35
                                    

Jennie duduk bersandar di sofa ruang tengah, mansion milik Lisa. Ia sedang tidak memiliki jadwal pemotretan dan semua syuting pembuatan video iklannya, sudah di selesaikan. Jadi ia memiliki waktu untuk bersantai menikmati, kesempurnaan yang ada di dalam hidupnya.

Apalagi semenjak ada Lisa, hidupnya semakin diberikan kebahagiaan. Tentu saja, bagaimana mungkin ia tidak bahagia. Secara Lisa adalah keturunan Manoban, siapapun pasti akan jatuh cinta padanya dan langsung menerimanya tanpa adanya alasan apapun.

"My fiance sedang berada di agency, padahal ia baru saja berangkat 5 menit yang lalu. Tapi kenapa aku sudah merindukannya, huaaa?!" rengek Jennie dengan bibirnya yang mengerucut, lucu.

Pada saat notif di ponselnya berbunyi, Jennie secara otomatis melihatnya sambil tersenyum senang. Tapi itu tak bertahan lama, karena bukan Lisa yang mengirimkannya pesan.

'Hey, it's me Vin. Kamu masih kenal aku kan? Semoga saja kamu masih mengenalku, Jen. Aku sudah berada di Seoul, aku harap kamu mau menemuiku malam ini untuk sekedar berbicara tentang kita. Aku tunggu kehadiranmu di restaurant, tempat biasa kita bertemu'

Helaan nafas Jennie mulai terdengar. Vinnie Hacker, seorang model serta influencer terkenal dari New York. Jujur, saja Jennie pernah tertarik padanya namun itu hanya, sekedar tertarik bukan jatuh cinta. Karena cintanya tentu saja hanya untuk Lisa seorang.

"Kenapa masalah tidak pernah, membiarkan diriku untuk beristirahat sejenak?! Kenapa Vin datang kembali, huh?! Walaupun dia tidak memiliki efek apapun di dalam hidupku. Tapi tetap saja, Lisa pasti akan cemburu padanya dan setelahnya dia pasti mendiamkanku, huaaaa~"

Hanya kemarahan Lisa yang Jennie takutkan, ia tidak peduli jika Vin sudah berada di Seoul saat ini. Karena di dalam pikiran dan hatinya, hanya ada nama Lisa di sana tidak ada yang lain.

"Lebih baik aku mengirim pesan ini pada Lisa. Aku mau dia mengetahuinya, tidak apa jika dia sedikit marah padaku. Setidaknya aku sudah mencoba jujur padanya"

Dengan cepat Jennie meneruskan pesan dari Vin pada Lisa. Cukup lama Jennie menunggu jawaban sang tunangannya. Sampai sekitar 15 menit kemudian Lisa baru menjawabnya.

"Aku mengenalinya, kalau kamu memang ingin bertemu dengannya ya silakan saja. Tapi aku juga akan pergi ke bar untuk menemui salah satu clientku, apa kamu mau?" Jennie membaca pesan Lisa dengan nada kesalnya.

"Tentu saja aku tidak mau! Kamu harus pulang sekarang, tidak boleh datang ke bar!" ujar Jennie sambil mengetik kasar keyboard di ponselnya.

Karena Lisa yang tak kunjung membalas, Jennie pun segera berlari menaiki anak tangga. Ia bersiap untuk pergi ke agency, rasa kesalnya kita menyelimutinya. Lisa tidak boleh ke bar malam ini, tentu saja. Lagipula mana ada seorang client yang meminta bertemu di bar.

Bukankah bar identik dengan sesuatu yang di luar nalar dan tidak mungkin di jadikan tempat bertemu client apalagi untuk meeting berdua.

"Awas saja kalau dia, sampai benar-benar pergi ke bar! Jatahnya akan ku potong sampai dua bulan, sungguh!"

Dirasa sudah siap Jennie pun meminta pada Martin, untuk mengantar dirinya ke agency. Tapi pada saat ia mulai membuka pintu mobil, saat itu juga mobil Lisa masuk ke dalam halaman.

"Oh? Kamu jadi pergi bertemu dengan Vin, kalau begitu have fun sayang" ujar Lisa sambil mengecup lembut pucuk kepala Jennie.

"Yak! Aku saja ingin pergi ke agency untuk menjemputmu pulang! Tanya saja pada Martin, kalau kamu tidak percaya!"

Lisa melirik kearah Martin dan pria yang sedikit lebih pendek darinya, mulai menganggukkan kepala padanya. Lisa pun menghela nafasnya sejenak, sambil menatap penuh kasih kearah Jennie.

My Beloved Model Where stories live. Discover now