19. Bertengkar

5.1K 724 56
                                    

Sudah 4 hari lamanya Jennie berdiam diri di apartemennya, tanpa melakukan kegiatan. Ia hanya bangun, mandi lalu makan. Dan itu pun masih harus dibantu oleh para maid karena kakinya yang masih belum terlalu boleh, banyak bergerak.

Lisa juga beberapa hari ini sangat sibuk dengan girl grup terbarunya, Typa Girl. Membuat Jennie harus menunggu kepulangannya sampai dini hari. Padahal Lisa sudah meminta padanya untuk tidur terlebih dahulu tapi, ia tidak akan bisa tertidur jika tidak berada di pelukan Lisa.

Seperti sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dan Lisa belum juga pulang ke apartnya, padahal wanita bermata hazel itu akan pulang paling lambat pukul 10 malam.

"Apa dia sudah lupa jalan menuju apartku, huh?! Kenapa lama sekali, apa dia sedang bersenang-senang bersama girl grup barunya itu?!" gerutu Jennie sambil melempar pop corn caramelnya, begitu saja ke lantai.

"Awas saja kalau samp—


NIT
NIT
NIT
KLEK


Suara pin yang di pencet dan suara pintu apartnya yang terbuka, tentu saja membuat Jennie yang pada saat itu berada di ruang tengah, menoleh dengan bibirnya yang sudah mengerucut.

"Sayang, kenapa belum tidur?" tanya Lisa begitu ia melihat Jennie, masih terjaga dengan tubuhnya yang berselimut tebal di atas sofa.

"Aku kira kamu lupa jalan pulang?" ketus Jennie, ia bahkan langsung menatap kembali layar besar di depannya.

Lisa menghela nafasnya, ia menaruh kunci, dompet juga tas kerjanya di atas nakas. Sambil berjalan menghampiri Jennie, tangannya terulur untuk menggulung lengan kemejanya, hingga sebatas siku.

Lalu mengendurkan dasi navynya dan membuka dua kancing teratas kemeja putihnya.

"Aku harus menghadiri after party girl grup terbaruku, sayang. Ini juga aku pamit terlebih dahulu, karena acaranya belum juga selesai" jelas Lisa.

"Pantas saja, baumu seperti alkohol" sarkas Jennie.

"Aku hanya minum sedikit, buktinya aku masih sadar dan bisa kembali dengan selamat" ujar Lisa penuh kelembutan.

"Terserah, sana mandi!"

Lisa menghela nafasnya, lalu ia mengecup mesra pucuk kepala Jennie. Sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Ingin aku gendong ke kamar?" tanya Lisa sambil berbalik badan, saat itu ia baru saja menaiki anak tangga ketiga.

"Tidak" ketus Jennie yang bahkan tidak sedikit pun menoleh kearah Lisa.

"Baiklah" lirih Lisa, ia kemudian berlari menaiki anak tangga agar, Jennie tidak terlalu lama menunggunya di ruang tengah.

Sekitar 10 menit sudah berlalu, kini Lisa kembali turun kebawah. Ia melihat sang kekasih yang sedang fokus menonton animasi di layar televisi.

"Sudah terlalu larut jika kamu masih ingin menonton, lebih baik kita istirahat saja, ya?"

Jennie tetap diam bahkan melirik kearah Lisa saja tidak. Wanita bermata kucing itu benar-benar marah dan tidak ingin berbicara padanya.

"Aku tahu aku salah, membuatmu menunggu dan pulang dalam kondisi bau alkohol, aku akui aku salah sayang. Tapi, aku mohon jangan diamkan aku seperti ini" pinta Lisa sambil menggenggam lembut kedua tangan Jennie.

"Jadi ini kan, alasan kamu menunda pertunangan kita! Kamu masih ingin bersenang-senang di luaran sana, tanpa mau memperdulikan keadaanku saat ini?

Kamu bahkan tidak meneleponku beberapa hari ini, kamu terus sibuk dengan pekerjaanmu itu dan bahkan kamu pulang dengan keadaan bau alkohol, seperti tadi?!"

My Beloved Model Where stories live. Discover now